SOLOPOS.COM - Penjual kesemek, Rina di pinggir jalan melayani pembeli yang menghampirinya, Jumat (29/7/2022). Hasil panenan kesemek ada yang dipasarkan hingga Singapura. (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, BoyolaliKisah sukses ini berasal dari Rina dan keluarganya di Desa/Kecamatan Selo, Boyolali yang kesehariannya berjualan buah kesemek. Sejak tahun 2013 hingga sekarang, kesemek yang dijual Rina ternyata telah tembus ke Pasar Singapura.

Kesemek yang dipasarkan ke Singapura mencapai dua ton setiap kali panen. Kesemek itu dikemas oleh Rina dan keluarganya sebelum dipasarkan hingga Singapura.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat ini, musim buah kesemek telah berakhir. Rina dan keluarganya bisa menjual sekitar lima ton kesemek dengan omzet senilai Rp75 juta per musim.

Jualan kesemek sudah menjadi usaha turun temurun dari keluarga Rina. Usaha tersebut dirintis oleh nenek Rina sejak tahun 1995.

Nenek Rina, Supi yang berusia 68 tahun masih menjadi penebas kesemek di lingkungan sekitarnya hingga sekarang. Meski tidak memiliki pohon kesemek sendiri, usaha turun temurun tersebut semakin berkembang hingga sekarang.

Baca Juga: Wow! Petani Tembakau Boyolali Berhaji hingga Beli Mobil Sekali Panen

Rina yang baru berusia 18 tahun mengaku baru ikut menjual kesemek sejak enam tahun terakhir, tepatnya sejak tahun 2016. Mulai saat itu ia berjualan kesemek di pinggir jalan depan rumahnya.

Ia berjualan setiap musim panen yang hampir bersamaan dengan datangnya bulan Ramadan. Semula ia masih SMP. Saat itu. ia berjualan hanya di hari libur sekolah dari pukul 13.00 WIB sampai 17.00 WIB.

Jumlah pembeli buah kesemek Rina mencapai 50 orang setiap harinya. Tiap pembeli, rata-rata memesan empat kilogram.

Rina menjual setiap satu kilogram kesemek senilai Rp15.000. Dalam sehari, ia bisa menjual minimal satu kuintal kesemek dengan omzet Rp1,5 juta per hari.

Baca Juga: Duh! Harga Sayuran di Boyolali Tinggi, Daging Sapi Turun dan Sepi

“Saat ramai, omzetnya bisa lebih dari Rp2 juta/hari [hanya jualan di pinggir jalan di depan rumahnya],” kata Rina, kepada Solopos.com, Minggu (7/8/2022).

Dalam satu musim panen, Rina bisa menjual sekitar 1,5 ton kesemek dengan omzet mencapai Rp20 juta per panen.

“Uang hasil jualan ditabung,” katanya.

Riyanto dan Suryati selaku orangtua Rina memilih memasarkan kesemek ke sejumlah pasar tradisional. Hal itu, seperti Pasar Sunggingan, Pasar Pengging, Pasar Gede Solo.

Baca Juga: 32 Alsintan Senilai Rp600 Juta Disalurkan ke Petani Boyolali

“Masing-masing pasar bisa disetor hingga lima kuintal kesemek,” katanya.

Biasanya, orangtua Rina membelikan uang hasil jualan kesemek dengan beberapa ekor sapi. Saat tak memasuki musim panen kesemek, kedua orangtua Rina memilih pergi ke ladang menjadi petani sayur. Aneka sayuran yang ditanam, seperti kentang, sawi, wortel, cabai, dan lainnya.

“Pemerintah desa telah memberikan payung pelangi untuk berjualan. Pemerintah juga telah membangunkan lapak bagi penjual kesemek di rest area Selo,” kata orangtua Rina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya