SOLOPOS.COM - Nun Nani Rachmah Riany Putri, 27 melukis tubuh degan mehndi atau henna. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Kisah sukses Nay merintis usaha henna di Jogja ini bisa menginspirasi pembaca

Harianjogja.com, JOGJA– Mehndi atau yang lebih populer dengan henna merupakan teknik ukir menggunakan daun henna atau pacar pada kulit tangan, kaki maupun bagian tubuh lainnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Budaya melukis tangan atau kaki dengan henna memang sudah menjadi tradisi perempuan India dan Arab. Namun, tren ini mulai berkembang ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Sebagai suatu seni, henna belakangan kian terkenal di kalangan para perempuan, baik lajang maupun yang akan menikah. Henna juga menjadi ritual yag dilakukan sejumlah calon mempelai wanita untuk menghias dirinya menyambut hari pernikahan.

Adalah Nun Nani Rachmah Riany Putri, 27, mencoba peruntungan di bisnis jasa mehndi atau henna ini. Perempuan berjilbab yang akrab disapa Ney ini memulai usahanya sejak tahun 2014.

Bermula dari hobi melukis yang kembali muncul pasca kecelakaan hebat yang menimpanya pada 2012 silam, Ney mencoba bangkit dengan kembali melakukan kegiatan yang disukainya.

“Awalnya, hobi lukis ini kembali menjadi healing therapy untuk saya. Karena pasca kecelakaan, tangan kanan saya lumpuh. Stres dan nyaris putus asa, akhirnya saya alihkan ke hobi lama yakni melukis,” kenang Ney saat ditemui Harianjogja.com, baru-baru ini.

Lukisan-lukisan doodle berpola ukir seperti henna kala itu sering digambarnya. Meski tidak beraturan, namun bibinya menganggap lukisan yang dibuat Ney sangat unik dan tampak seperti henna.

Sejak itu, Ney mulai mencari tahu tentang henna. Akhirnya, dari bulan Mei 2014, Ney mencoba belajar melukis teknik ukir mehndi secara otodidak. Selama setengah tahun, Ney tak sekedar belajar teknik ukir henna, tetapi juga belajar meracik bahan henna hingga mengenal berbagai jenis bahan serta merek henna.

Kala itu sedikitnya Rp600.000 hingga  Rp700.000 uangnya dihabiskan untuk belajar tentang henna. “Bahan baku henna itu mahal, jadi karena saya waktu itu ingin belajar, semua merek dan bahan apapun saya beli. Awalnya untuk eksperimen, henna fun. Ukirannya satu pola, sederhana dan hanya di satu tangan saja,” ungkap Ney.

Banyak orang yang senang hati menjadi model untuk mengasah kemampuannya melukis dengan henna. Akhirnya, dari mulut ke mulut, awal tahun 2015 menjadi permulaan bagi Ney membuka jasa lukis henna untuk pengantin.

Keindahan pola-pola mehndi yang dilukis tangan kiri Ney kian menarik perhatian banyak orang. Hingga sebuah tawaran dari seorang teman, membawanya pada bisnis jasa henna hingga saat ini.

“Saya kemudian bertemu para Henna Artist, belajar dari mereka. Lalu akhirnya ada yang tertarik untuk minta dihenna menjelang pernikahannya. Waktu itu juga enggak tahu berapa tarif yang harus saya patok,” papar Ney.

Kala itu, karya pertamanya untuk henna wedding dihargai Rp150.000. Sejak itu, usaha ini dipandangnya semakin menggiurkan. Dalam sepekan, sedikitnya Ney mampu melayani jasa henna wedding, tiga sampai empat kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya