SOLOPOS.COM - Atik Sugiarto bersama produk Etta Milk. (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Kisah sukses Atik dan Supri merintis Etta Milk bisa menjadi inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA- Berangkat dari niat, semangat dan penelitian yang dilakukan, Etta Milk mampu bersaing di pasaran. Produk olahan dari Jogja itu mampu mendulang omzet ratusan juta dalam satu bulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Atik Sugiarto tidak sendiri. Bersama suaminya, Supri Abu Noor, ia merintis usaha olahan susu hewani. Bukan sekadar bisnis yang dikembangkan, produk-produk olahannya juga diproses melalui penelitian agar hasilnya benar-benar memuaskan konsumen.

?”Sebelum kami memproduksi susu bubuk, awalnya kami membuat sabun dari susu. Namun, sejak 2004, melalui pelbagai penelitian kami baru mengembangkan produk susu Etta Milk ini,” cerita Atik, Sabtu (21/11/2015).

Bahan baku susu hewani baik kambing maupun sapi di wilayah Sleman, benar-benar dimanfaatkan oleh suami istri tersebut. Awal merintis usahanya, Atik dan suaminya hanya membeli dua hingga lima liter susu hewani salam sepekan.

Seiring waktu, sesuai kebutuhan konsumen, kini mereka mampu memesan puluhan kiloliter susu hewani yang akan diproduksi menjadi olahan. Salah satunya, Etta Milk.

Yang menarik, mereka melakukan penelitian agar olahan susu hewani yang diproduksi itu dapat bertahan lama. Selain tahan lama, tentu aman untuk dikonsumsi. Untuk mengembangkan usaha yang dirintisnya, mereka membangun pabrik susu kambing, PT Agroprima.

Dijelaskan Atik, pemasaran Etta Milk dilakukan melalui mitra atau agen jaringan Halal Mart. Produk dibeli dengan nilai tertentu dalam jangka waktu tertentu. ?Agen ataupun mitra bisa mengevaluasi hasil penjualan. Jika  produk tidak laku, bisa dikembalikan termasuk dananya.

“Dari segi kualitas produk, itu yang kami jaga. Karena itu, harga produk kami lebih mahal dibandingkan lainnya. Sebab, susu kami benar-benar susu kambing,” jelasnya.

Selain susu bubuk, beberapa produk juga ditawarkan. Semuanya berbahan baku susu, seperti permen dan lainnya. Ada pula susu yang dikombinasikan dengan herbal. Selain dipasarkan di wilayah Jawa, produk Etta Milk juga dijual di wilayah Padang, Riau, Pontianak, Bali dan beberapa wilayah lainnya. ?

“Setiap pekan setidaknya kami mengirim 200 kg Etta Milk. Riau paling banyak order disusul Bali. Satu wilayah ada satu agen,” katanya.

Dari jumlah tersebut, rata-rata omzet perbulan sekitar Rp100 juta. Pencapaian tersebut dibantu oleh sekitar 40-50 karyawan di mana sebanyak 30 orang dibagikan produksi [susu cair ke bubuk] dan 10 orang di bagian pengolahan [packing].

Sayangnya, Atik dan suaminya tidak memaksimalkan sistem penjualan online. “Untuk penjualan online dilakukan oleh masing-masing agen. Mereka yang mengelola.? Kami juga belum berfikir soal ekspor karena untuk pasar dalam negeri kebutuhan masih belum tercukupi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya