SOLOPOS.COM - Sejumlah sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19 memakamkan jenazah Covid-19 di wilayah Kabupaten Sragen, Minggu (27/6/2021). (Istimewa/SAR Poldes Sragen)

Solopos.com, SRAGEN – Kasus kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, meningkat. Hal ini menyebabkan sukarelawan pemakaman kewalahan menguburkan jenazah pasien Covid-19 yang jumlahnya mencapai 3-4 orang per hari.

Seorang sukarelawan dari search and rescue (SAR) Himalawu, Yudi Sugiarto, berdiri di parkiran mobil di dekat lokasi vaksinasi di halaman depan Sekretariat Daerah (Setda) Sragen. Ia tak mengenakan baju SAR yang khas bewarna oranye.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia memakai pakaian biasa dan membawa tas ransel. Yudi datang ke lokasi untuk mengantar keluarganya yang sudah lanjut usia untuk mengikuti vaksinasi.

Baca juga: Pengusaha Oksigen Medis di Klaten Sambat: Stok Tipis, Cari Duit Makin Sulit

Ekspedisi Mudik 2024

Di sela-sela menunggu vaksin, Yudi bertemu dengan Solopos.com, Senin (28/6/2021). Ia berkisah tentang banyaknya teman-teman sukarelawan pemakaman Covid-19 di Sragen yang sambat kekurangan tenaga.

Yudi sampai geleng-geleng kepala lantaran pada Minggu (27/6/2021), para sukarelawan pemakaman Covid-19 mengubur 14 jenazah pasien Covid-19 yang sebagian besar berasal dari wilayah Kecamatan Gemolong dan Karangmalang, Sragen. Ia menunjukkan data di ponsel selulernya hingga Senin pukul 00.05 WIB, ada 14 orang yang dikubur.

“Sragen ini sudah bahaya. Kasihan teman-teman sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19. Saat jenazah membeludak banyaknya, saya khawatir dengan kondisi teman-teman. Satu tim bisa menguburkan 3-4 orang dalam sehari. Kalau kasus kematian masih tinggi maka diperlukan pengaturan kerja yang proporsional supaya tidak menumpuk pada satu atau dua tim saja,” ujar Yudi.

Baca juga: 4.000 Guru Jadi Sasaran Vaksinasi Covid-19 di Sragen

Yudi berharap ada inisiasi dari pemangku kebijakan bisa mengondisikan para sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19 di Sragen. Pada Senin pagi, Yudi sudah mendapat laporan adanya pemakaman jenazah Covid-19 di wilayah Kecamatan Karangmalang dan Plupuh.

Seorang anggota SAR Poldes Sragen, Bambang,  meminta bantuan tenaga untuk membantu pemakaman itu dan membutuhkan ambulans untuk penjemputan jenazah ke rumah sakit.

“Teman-teman sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19 sambat karena kekurangan tenaga. Sejak dinihari, kami menjemput warga yang meninggal dunia dengan protokol kesehatan di rumah sakit. Tapi pagi menyemput ke Plupuh dan Mojorejo, Karangmalang. Sampai Senin pagi ada tiga jenazah kasus Covid-19 yang siap dikuburkan,” ujar Bambang.

Tim Bambang menguburkan jenazah pasien Covid-19 di Mojorejo, Karangmalang, Sragen. Bambang membutuhkan tenaga untuk menguburkan jenazah pasien Covid-19 di Plupuh. Meskipun para sukarelawan capai karena memakamkan jenazah sejak Minggu yang mencapai 14 orang, mereka tetap siap melaksanakan tugas kemanusiaan itu.

Baca juga: Lezatnya Bakmi Toprak Plus Bakso di Gang Belakang Pasar Mebel Solo

Organisasi SAR yang bisa bertugas untuk membantu dalam pemakaman jenazah Covid-19 di antaranya Poldes, PSC 119, SAR UNS, SAR Wong Salam, Sumberlawang Rescue, MDMC, IOF, Exalos, Banser, LPBI NU, dan SAR MTA.

“Kami kekurangan tenaga dan ambulans penjemputan jenazah yang meninggal di rumah sakit dengan status tertentu. Ambulans puskesmas sudah kewalahan membawa pasien untuk tes dan tidak memungkinkan untuk penjemputan jenazah Covid-19 di rumah sakit bisa terkaver ambulans puskesmas. Setiap prosesi pemakaman membutuhkan tenaga enam orang,” ujarnya.

Sebenarnya jumlah sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19 se-Kabupaten Sragen itu sebanyak 70 orang tetapi pemakaman jenazah banyak dan lokasi berbeda-beda. Untuk kebutuhan ambulans, kata dia, selama ini mengandalkan PSC 119 dan baru dua hari terakhir dibantu ambulans milik Partai Demokrat Sragen karena melonjaknya kasus Covid-19 di Sragen.

“Harapan ambulans yang siap antara 4-5 unit sudah aman untuk mengkaver satu kabupaten. Dalam sehari itu tidak tentu jumlah jenazah yang dimakamkan, kadang-kadang empat orang, delapan orang, dan 10 orang. Kami berpesan kepada masyarakat aja ngeyel [jangan bandel]. Tetap Jaga protokol kesehatan ketat. Aja mantu dhisik, aja kumpul-kumpul dhisik, menunggu waktu yes wis sekirane aman manga!” ujarnya.

Seorang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Sragen, Erwin Hanif, pun sampai siap membantu sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19 saat lepas dinas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya