SOLOPOS.COM - Stik sukun buatan warga RT 001/RW 010, Kuwiran, Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Klaten. Foto diambil Kamis (14/10/2021). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Camilan stik dari buah sukun cukup populer di tengah masyarakat. Rasanya yang renyah dan gurih membuat orang yang memakan makanan ringan ini ketagihan.

Stik sukun juga cukup populer di Klaten. Berbicara soal stik sukun Klaten, ada cerita menarik di baliknya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Produsen camilan stik sukun kali pertama di Klaten ternyata berada di RT 001/RW 010, Kuwiran, Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan. Saking enaknya, stik ini tidak cuma dikonsumsi di Tanah Air. Stik sukun bikinan warga Plawikan ini juga digandrungi warga dari negara lain, seperti Taiwan, Malaysia, hingga Australia.

Produsen stik sukun pertama di Kuwiran adalah Azzam Plawikan. Pemilik Azzam Plawikan, Nur Novita Sari alias Novi, 40, mengatakan ide membikin stik yang terbuat dari buah sukun tercetus di tahun 2012. Waktu itu, suaminya yang biasa menyuplai buah sukun hingga Cilacap sedikit mengubah haluan bisnisnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Cair Lur, 6.500 PKL dan Pedagang Warung di Klaten Dibantu Rp1,2 Juta

Agar usahanya bertahan lama, Novi dan suaminya tak lagi menyuplai sukun dalam bentuk buah. Melainkan mengolahnya menjadi stik sukun. Ilmu membikin stik sukun itu diperoleh dari warga di Cilacap.

“Sebelum terjun ke stik sukun ini, kami sudah punya basik tentang sukun terlebih dahulu. Produk kami bernama Stik Sukun Azzam yang dikenal enak, renyah, dan gurih. Stik sukun bikinan kami ini yang pertama di Klaten. Sebelum ini, belum pernah ada yang membuat. Setelah kami bikin, baru muncul stik sukun lainnya di Klaten,” kata Novi saat ditemui Solopos.com di Plawikan, Kamis (14/10/2021).

Novi mengatakan bahan utama pembuatan stik sukun, yakni buah sukun jenis bangkok. Sukun ini bisa diperoleh dari Klaten, Sukoharjo, Sleman, hingga Kulonprogo.

Baca Juga: Kapolres Klaten Bantu Bocah Asal Sidowayah yang Kehilangan Penglihatan

Produksi Menurun Karena Pandemi

Proses pembuatan stik sukun relatif mudah. Buah sukun dibelah menjadi dua. Lalu diserut tipis-tipis. Selanjutnya, dipotong, dicuci, dan digoreng. Selain sukun, bahan yang dibutuhkan lainnya, seperti minyak goreng dan margarin yang saat ini harganya relatif mahal.

“Sebelum pandemi Covid-19, kami bisa memproduksi hingga 500 kg per hari. Saat pandemi Covid-19 rata-rata di bawah itu meski pernah juga hingga 500 kg saat memasuki panen raya sukun,” papar Novi.

Harga stik sukun per kilogram bervariasi. Harga eceran beriksar Rp26.000-Rp44.000 per kilogram. “Ciri khas stik bikinan kami itu warnanya kuning asli tanpa bahan pewarna. Stik bikinan kami bisa bertahan hingga enam bulan,” kata dia lagi.

Novi mengatakan pemasaran stik sukun Azzam bikinannya sudah merambah ke berbagai daerah di Tanah Air. Selain itu, penjualan stik sukunnya juga sudah sampai ke luar negeri. Dari usaha stik sukun ini, Novi bisa mempekerjakan 16 orang.

Baca Juga: Kehilangan 2 Tangan Saat PKL, Pemuda Klaten Kini Punya Tangan Robot

“Kami sempat mengirim hingga Taiwan, Malaysia, Australia. Kami juga menjual stik sukun kami melalui marketplace. Di tengah pandemi Covid-19 ini, yang penting kami bisa survive dahulu,” katanya.

Sementara pemilik Azzam Plawikan lainnya, Sengon Rusdwiyono alias Dwi, mengatakan kini di Klaten banyak yang memproduksi stik sukun. Ini membuat persaingan menjadi ketat.

“Di Plawikan sendiri ada lima orang yang berusaha di bisnis stik sukun. Kami berharap semoga ada paguyubannya. Sehingga ada keseragaman dalam menjual dan dapat memberikan dampak ke warga lainnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya