SOLOPOS.COM - Penggerak Desa Wisata Desa Cabean Kunti, Sulistyanto, mengamati Sendang Lerep atau Penglarepan Petirtaan Cabean Kunti, Cepogo, Boyolali, Rabu (1/6/2022). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Dukuh Cabean, Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali terdapat tujuh sendang kuno. Ketujuh senang tersebut adalah Sendang Jangkang, Sendang Sidotopo, Sendang Lerep, Sendang Kaprawiran, Sendang Panguripan, Sendang Kaputren atau Sendang Pengantin, dan Sendang Samboda.

Untuk mengetahui asal-usul ketujuh sendang di Cabean Kunti tersebut, Solopos.com menemui penggerak Desa Wisata Cabean Kunti, Sulistyanto, pada Rabu (1/6/2022). Sulis pun mengajak Solopos.com jalan-jalan ke Petirtaan Cabean Kunti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kompleks ketujuh sendang tersebut dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun. Saat Solopos.com berjalan-jalan pun masih banyak melewati jalanan dari batu bertumpuk membentuk tangga.

Di sekitar sendang terdapat beberapa sumur buatan penuh pipa air. Sulis mengatakan ada 49 sumur buatan masyarakat yang digunakan untuk mengaliri air ke dua desa dan sembilan dukuh.

Lebih lanjut, Sulis mengungkapkan berdasarkan batuan dan motif yang relief yang ada di Sendang Lerep, dapat ditarik kesimpulan jika ketujuh sendang tersebut dibuat pada masa klasik yaitu sekitar abad VIII – X Masehi.

Baca juga: Situs Mataram Kuno Boyolali: Candi Sari, Candi Lawang, dan Cabean Kunti

“Dari BPCB [Balai Pelestarian Cagar Budaya] Provinsi Jawa Tengah, menurut pendapat para ahli, kemungkinan tujuh sendang ini dibangun oleh tokoh bangsawan yang mengasingkan diri atau oleh petapa yang ingin mencapai moksa,” kata dia.

Lebih lanjut, Sulis mengungkapkan dalam cerita yang beredar di masyarakat, asal-usul Petirtaan Cabean Kunti dibangun oleh seorang pemuda bernama Joko Bandung yang ingin mempersunting wanita bernama Kunti.

Kesulitan Mencari Air

Dalam cerita rakyat tersebut, Kunti mensyaratkan Joko Bandung harus membuatkan tujuh sendang dalam waktu satu malam. Kunti memberikan syarat  tersebut mengingat dirinya melihat masyarakat zaman dulu kesulitan mencari air.

“Joko Bandung yang memiliki kekuatan sakti menyanggupi hal tersebut. Ia duduk bersemedi di atas batu dan para jin membantunya membangun tujuh sendang ini,” kata dia.

Baca juga: Riset Belanda Ungkap Tiga dari 10 Situs Jawa Kuno di Boyolali Hilang

Dalam cerita rakyat, Sulis mengatakan Joko Bandung berhasil membangun sendang tersebut. Dia pun akhirnya bisa menikah dengan Kunti.

Lebih lanjut, Sulis mengungkapkan sampai dengan saat ini, ketujuh sendang tersebut masih digunakan masyarakat sekitar untuk mandi. “Biasanya pada Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon itu banyak yang datang ke sini. Biasanya datang terus mandi,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Cabean Kunti, Khamid Winarti, mengatakan saat ini Petirtaan Cabean Kunti telah menjadi tujuan wisata religi.

“Untuk kedepannya, akan kami gabungkan dengan potensi wisata lain di desa kami seperti adanya embung dan juga dalam proses pembangunan ada kebon duren [kebun durian]. Jadi nanti bisa dipakai outbound anak sekolah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya