SOLOPOS.COM - Suasana Terminal Wonogiri Kota Tipe C atau Terminal Angkuta Wonogiri Selasa (23/6/2020). Selama pandemi jumlah penumpang mengalami penurunan yang signifikan. (Solopos/ M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Nasib sopir angkuta di Wonogiri sungguh malang. Selama pandemi Covid-19 para sopir angkutan kota (angkuta) itu tidak bisa beroperasi penuh.

Bahkan, untuk mendapatkan penumpang dan memberangkatkan angkutan masing-masing, sopir harus menunggu atau antre sampai 6 jam. Hal itu terpaksa dilakukan menyusul sepinya penumpang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang sopir angkuta Wonogiri, Agung, sudah mengantrekan mobil angkutanya di Terminal Wonogiri Kota Tipe C atau Terminal Angkuta Wonogiri sejak pukul 04.30 WIB. Tetapi, hingga pukul 09.30 WIB ia belum mendapat jatah untuk berangkat.

Objek Wisata di Wonogiri Siapkan Hal Ini untuk Sambut Wisatawan, Sudah Mau Buka?

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mendapat giliran berangkat pukul 12.00 WIB. Biasanya pukul 06.30 WIB ia sudah beroperasi untuk mengangkut anak sekolah.

Lamanya waktu antre disebabkan penumpang sopir angkuta Wonogiri sepi. Di tengah kondisi saat ini, Agung merasakan penurunan pendapatan 50% lebih. Dalam situasi normal, dia bisa memperoleh pendapatan kotor Rp150.000-Rp200.000 setiap hari.

Sementara, selama pandemi untuk mendapatkan penghasilan kotor Rp100.000 setiap hari saja susah. Biasanya ia hanya mendapat Rp70.000-Rp80.000 per hari.

Tak Semua Produk Terimbas Kenaikan Bea Masuk Arab Saudi, Apa Saja?

Pendapatan Habis untuk Bahan Bakar dan Setoran

“Penghasilan tersebut belum termasuk untuk membeli bahan bakar dan setoran. Sampai rumah hampir habis,” kata dia saat ditemui Solopos.com di Terminal Angkuta Wonogiri, Selasa (23/6/2020).

Trayek yang dituju Agung yaitu Pasar Kota Wonogiri menuju Pasar Krisak, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, dan sebaliknya. Saat ini rata-rata sopir angkuta Wonogiri seperti dirinya hanya mengoperasikan angkuta pulang-pergi (PP) sebanyak satu kali.

Jika masih ada waktu, pada sore hari ia mencoba mengantrekan mobilnya lagi. Membawa satu penumpang dari Krisak menuju Pasar Kota Wonogiri untuk saat ini sudah menjadi biasa karena penumpang sepi.

Pelaku Diperiksa Polisi, Begini Kronologi Mobil Menabrak Mesin BBM SPBU Bhayangkara Solo

Anak sekolah di Wonogiri diliburkan memberi dampak yang sangat signifikan terhadap sepinya penumpang sopir angkuta Wonogiri.

Sebenarnya ada dua jenis penumpang yang selama ini menjadi target utama sopir angkuta, yakni anak sekolah dan pedagang serta pengunjung pasar. Tetapi pedagang pasar tidak bisa menjadi acuan karena tidak selalu ada.

Ceda dengan anak sekolah. Waktu berangkat dan pulang sekolah serta jumlahnya sudah pasti. “Penumpang angkuta itu saat normal saja kadang ada sepinya terlebih saat pandemi, lebih parah,” kata Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya