SOLOPOS.COM - Slamet, membopong jenazah sang anak, Rio yang meninggal akibat gempa bumi Jogja - Klaten (Youtube/SoloposTV).

Solopos.com, SOLO -- Sudah 14 tahun berlalu sejak gempa bumi mengguncang Jogja dan Klaten. Namun, keganasan gempa bumi berkekuatan 5,9 SR itu masih terekam jelas di masyarakat Canan, Wedi, Klaten. Gempa bumi tersebut telah membuat ribuan korban jiwa melayang dan bangunan hancur tanpa sisa.

Salah satu korban, Slamet, yang juga warga Canan harus kehilangan buah hatinya yang nomor lima, Ari Wibowo Pamungkas alias Bowo, akibat gempa bumi Klaten yang dahsyat itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jika Juli Sekolah Aktif Kembali, Bupati Sragen Pastikan Satu Kelas Hanya Diisi 15 Siswa

Slamet kembali mengenang kejadian memilukan tersebut. Seusai kejadian tersebut, Slamet kebingungan mencari keberadaan Bowo yang sedang asyik bersepeda. Bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar itu sangat asyik bersepeda.

"Saya ditanya Mbak Ratmi, 'Mas ngerti anakku, Rio? Enggak tahu itu. Saya tanya balik,  anakku di mana? 'Oh, di barat masjid tertimpa tembok'," cerita Slamet di video Melacak Jejak Dasyatnya Gempa DIY-Jateng 27 Mei di kanal Youtube SoloposTV, Rabu (27/5/2020).

Wawancara dengan Siti Fadilah Dipersoalkan, Deddy Corbuzier Beri Klarifikasi

Mengetahui sang anak tertimpa tembok masjid, Slamet bersama istrinya langsung lari menuju lokasi. Ia pun tak kuasa menahan tangis ketika mengetahui Bowo telah tiada.

Kabar Tsunami

"Saya lari dengan ibunya. Saya gendong sambil menangis tersedu-sedu dengan ibunya juga. Tiba di rumah, [jenazahnya] saya taruh bawah pohon mangga, saya mandikan dan mau saya makamkan. Tetapi, beredar kabar ada tsunami," ungkapnya dengan bahasa Jawa.

Melonjak! WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri Tambah 52 Orang, Total Hampir 1.000

Karena mendengar kabar tsunami, Slamet bersama keluarganya lari menyelamatkan diri dengan membawa jenazah Bowo dalam pelukannya.

Ketika tiba di suatu lokasi, ia mendapat penjelasan dari salah satu warga sekitar yang menyebutkan kabar tsunami itu tidak benar. Ia pun memutuskan kembali ke rumah, tak lupa jenazah sang anak masih ia bawa.

Alhamdullilah! Wonogiri 0 Kasus Positif & PDP Covid-19

"Saya bopong lagi jenazah Bowo dan saya salatkan. Setelah itu, saya bawa ke makam," ujarnya.

Sepeninggalnya Bowo, Slamet kembali melanjutkan hidup dengan segala usaha dan jerih payahnya.

Tak lupa, benda kesayangan Bowo, yakni sepeda masih disimpan Slamet hingga sekarang. Benda tersebut menemani Bowo hingga ajal menjemputnya. Seperti yang diketahui, Bowo meninggal diguncang gempa bumi Jogja-Klaten ketika asyik bersepeda.

Sementara nasib sama dialami Ratmi, seorang ibu yang sempat menanyakan anak semata wayangnya kepada Slamet saat kepanikan terjadi. Ratmi mencari Rio berputar kampung tak kunjung menemui wajah si buah hati.

Ketua RW Gunungan, Canan, Sriyanto mengisahkan Rio baru bisa ditemukan sehari setelah gempa terjadi. Dia ditemukan di bawah reruntuhan bangunan. Sriyanto mengakui kisah Rio ini benar-benar memilukan. "Benar-benar memilukan karena anak Rio ini sedang senang-senangnya bersepeda. Baru mau masuk SD saat itu. Dan dia beda dengan yang lain, tidak langsung ditemukan," terang Sriyanto.

Menurut arsip Harian Umum Solopos, Rio ditemukan dan dievakuasi oleh relawan. Sriyanto memastikan Rio bernasib sama dengan Bowo, yakni meninggal tertimpa bangunan saat tengah bermain sepeda.

3 Hari Kasus Covid-19 di Sukoharjo Tak Bertambah, PDP Berkurang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya