SOLOPOS.COM - Rehan berfoto dengan sepeda baru pemberian gurunya di rumahnya, Purworejo, Wonogiri, belum lama ini. (Istimewa/Anys Susilo Nugroho)

Solopos.com, WONOGIRI -- Rehan sedang bermain dengan teman-teman sebayanya di rumah orang tuanya, Dusun Sumberejo, Desa Purworejo, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Selasa (28/1/2020) siang. Di situ juga ada ibunda Rehan, Winarsih.

“Rehan sekarang lebih semangat sekolahnya. Kalau pulang dia pasti cerita ada PR apa,” tutur Winarsih kepada Solopos.com yang menyambangi rumahnya ditemani guru Rehan, Anys Susilo Nugroho, 38.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Rehan adalah pelajar Kelas II SDN 2 Pokoh Kidul, Wonogiri, yang sempat menarik perhatian netizen setelah kisahnya diunggah akun media sosial Instagram @berbagisemangat pada Senin (27/1/2020).

Kisah itu diunggah ulang oleh beberapa akun lain di antaranya @wonogirikita.

Wacana Penghapusan Tenaga Honorer, Begini Respons Pemkab Sragen

Kisah bocah bernama lengkap Rehan Ain Alenehead, 9, itu terungkap berkat guru sekolahnya, Anys Susilo Nugroho, 38.

Dikabarkan Rawat Pasien Suspect Corona, Ini Penjelasan Manajemen RSUD dr. Moewardi Solo

Suatu pagi guru SDN 2 Pokoh Kidul dicurhati koleganya sesama guru perihal muridnya yang tak datang ke kelas beberapa hari terakhir.

Rehan berfoto dengan sepeda baru pemberian guru sekolahnya di rumahnya, Purworejo, Wonogiri, belum lama ini. (Istimewa/Anys Susilo Nugroho)
Rehan berfoto dengan sepeda baru pemberian guru sekolahnya di rumahnya, Purworejo, Wonogiri, belum lama ini. (Istimewa/Anys Susilo Nugroho)

Murid yang dimaksud itu adalah Rehan Ain Alenehead, 9, yang duduk ke kelas II.

Mendengar hal itu, Susilo lantas berinisiatif menyambangi rumah Rehan di Dusun Sumberejo, Desa Purworejo, Wonogiri, sekitar 2 kilometer dari sekolah.

Ia meminta salah satu muridnya untuk menunjukkan rumah Rehan.

Mulai Juli 2020, Beli Elpiji 3 Kg Pakai Aplikasi Scan Barcode

Sampai di rumah Rehan, Susilo mendapati anak itu sedang mengasuh adiknya yang masih balita. Susilo juga disambut ibu Rehan, Winarsih.

Ia dekati Rehan dan bertanya mengapa tak pergi sekolah hari itu. Rehan bercerita pada malam hari ia menginap di rumah neneknya yang tinggal sendirian di Desa Blimbing, Ngadirojo.

Dari rumah neneknya, dia harus berjalan kaki sejauh sekitar 5 kilometer menuju sekolah melintasi bulak (areal persawahan) dan jalan beton. Karena harus mengurus neneknya, Rehan kerap datang terlambat ke sekolah.

Hal itu terjadi hampir setiap hari. Saat takut dimarahi guru karena terlambat, Rehan memilih pulang.

Di sekolah, ia dianggap membolos. “Mungkin dia takut dimarahi saya. Saya guru paling galak di sekolah,” ujar Susilo.

Rehan sebetulnya punya sepeda untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari. Namun, sepeda itu rusak dan orang tuanya tak punya uang untuk memperbaikinya.

Ayah Rehan, Wardi, 41, adalah buruh angkat sound system di acara hajatan.

Sedangkan sang ibu, Winarsih, merupakan ibu rumah tangga. Rehan anak ketiga dari enam bersaudara. Kakak sulungnya ikut saudara orang tuanya ke Batam.

Kakak keduanya masih kelas V SD dan dua adiknya masih balita.

Hati Susilo tersentuh melihat kondisi Rehan. Saat pulang dari rumah Rehan, ia pergi ke toko sepeda. Ia beli sepeda untuk Rehan dengan harapan bisa mempermudah Rehan pergi dan pulang sekolah.

Mahasiswi Cantik UNS Solo Sukses Jualan Sari Lemon Beromzet Ratusan Juta

Pemilik toko sepeda itu yang tahu maksud baik Susilo memberikan diskon besar untuk sepeda Rehan. Susilo lalu memberikan sepeda itu kepada Rehan.



Melihat senyum riang Rehan menjadi momen paling mengharukan baginya.

Tak terasa air matanya jatuh ke pipi saat memeluk Rehan. Kepada Rehan, ia hanya berpesan agar tak lagi membolos sekolah.

Rehan diantar gurunya, Anys Susilo Nugroho, belanja peralatan sekolah di Toserba Luwes Wonogiri, belum lama ini. (Istimewa)
Rehan diantar gurunya, Anys Susilo Nugroho, belanja peralatan sekolah di Toserba Luwes Wonogiri, belum lama ini. (Istimewa)

27 Tahun Mengurung Diri di Rumah, Perempuan Ini Ditemukan Mirip Genderuwo

“Semua itu spontan saja. Saya sering berkunjung ke rumah-rumah murid untuk melihat keseharian mereka. [Guru] harus mampu melihat bukan hanya masalah di kelas, juga di rumah orang tua. [Walau] dari bajunya sebetulnya terlihat,” tutur dia.

Pemberian sepeda untuk Rehan ternyata menarik simpati kawannya di Kalimantan. Kawan itu menitipkan sejumlah uang untuk membantu kebutuhan sekolah Rehan.

Kematian Kobe Bryant Sudah Diprediksi Sejak 2012

Susilo lalu mengajak Rehan pergi ke Toserba Luwes dekat Pasar Kota Wonogiri  untuk membeli tas baru, buku, alat tulis, dan lainnya.

“Saya tanya ke dia, Rehan ini pertama kali kamu ke sini? ‘Iya, Pak. Pertama kali,’” tiru pria yang mengajar kelas V SDN 2 Pokoh Kidul itu.

Kisah Mistis Driver Taksi Online Mengaku Angkut Sepasang Kekasih, Seperti Habis Keramas

Kini, tak ada lagi cerita Rehan membolos sekolah. Ia bisa dengan cepat pergi ke rumah sepulang sekolah dan bergegas berangkat ke sekolah pada pagi hari.

Namun, ia harus berbagi dengan kakaknya yang masih kelas V SD di sekolah berbeda.

Lowongan Kerja Terbaru, Klik di Sini!

“Ada dermawan yang mau memberikan sepeda untuk kakaknya Rehan ini. Semoga kakaknya suka karena sepedanya berbeda jenis,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya