SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p lang="zxx"><b>Solopos.com, KHARTOU</b><b>M</b><b> &ndash;</b> Sudah Selatan merupakan salah satu wilayah rawan konflik. Kerusuhan yang terus terjadi di wilayah tersebut sangat meresahkan masyarakat. Kehidupan rakyat Sudan Selatan pun sangat memprihatinkan karena berbagai fasilitas, khususnya medis yang amat minim.</p><p lang="zxx">Meski fasilitas medis tidak memadai, seorang dokter di Sudan Selatan nekat melakukan operasi. Operasi tersebut dilakukan dalam kondisi darurat untuk menyelamatkan nyawa pasien. Sebab, sada sekitar 50 pasien yang harus dioperasi setiap pekan.</p><p lang="zxx">Meski sangat berisiko, <a href="http://viral.solopos.com/read/20181002/486/943291/curhat-dokter-sukarelawan-gempa-palu-mayat-berserakan-baunya-menyengat">dokter</a> bernama Evan Atar Adahar, nekat melakukan operasi untuk para pasiennya. Dikutip dari <i>Mirror, </i><span>Rabu (3/10/2018), </span><span>minimnya persediaan obat bius membuatnya seringkali memakai ketamine yang cukup berbahaya untuk membius pasien. Dia bahkan sering mengandalkan onderdil mobil saat melakukan operasi karena minimnya peralatan. </span></p><p lang="zxx"><span>"Sayaharus mengambil sekrup dari mobil untuk melancarkan <a href="http://viral.solopos.com/read/20180929/486/942756/kisah-heroik-petugas-bandara-palu-meninggal-setelah-bantu-pesawat-take-off">operasi</a>. Kami juga sering memakai kail pancing sebagai pengganti jarum. Kami tidak boleh menyerah dalam kondisi terjepit," kata Atar. </span></p><p lang="zxx"><span>Evan Atar Adahar </span><span>sering mengutak-atik onderdil mobil untuk dipilah yang sekiranya bermanfaat saat operasi. Kehidupan di Sudan Selatan yang sangat menyedihkan itu tak membuat sang dokter menyerah dan menghentikan tugasnya. Baginya, mengobati pasien adalah kewajiban sekaligus panggilan jiwa. </span></p><p lang="zxx"><span>"Anda harus belajar bertahan dan menerima kehidupan dalam situasi penuh bahaya yang tidak semua orang bisa menjalaninya," sambung Atar. </span></p><p lang="zxx"><span>Menurut keterangan </span><span>Evan Atar Adahar, </span><span>lebih dari 100 pekerja kemanusiaan di Sudan Selatan dibantai selama lima tahun terakhir. Selama bertugas, dia dan teman-temannya seringkali dihadapkan dengan situasi mencekam dan penuh tekanan. Namun, hal itu tak membuatnya menyerah begitu saja. </span></p><p lang="zxx"><span>"Pernah beberapa kali kelompok bersenjata datang ke <a href="http://viral.solopos.com/read/20181002/486/943280/penganiayaan-disebut-21-september-polisi-belum-temukan-nama-ratna-sarumpaet-di-rs">rumah sakit</a>. Mereka hendak menghancurkan rumah sakit. Namun, saya bertanya kepada mereka siapa yang akan mengobati jika ada di antara mereka yang terluka. Dan akhirnya </span><span>mereka melepaskan kami," tutup dia. </span></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya