SOLOPOS.COM - Ahmad Alfa Salam, bocah pemulung asal Desa Tanjung, Juwiring, Klaten, yang kehilangan sepeda saat mencari barangnya rongsokan, Jumat (19/5/2023). (Faceboo/Info Seputar Delanggu)

Solopos.com, KLATEN — Kisah pilu dialami seorang bocah asal Desa Tanjung, Kecamatan Juwiring, Klaten, yang saban hari bekerja sebagai pemulung mencari barang rongsokan. Sepeda bocah itu yang ditinggal di pinggir jalan saat mencari rongsokan raib diduga dicuri orang.

Bocah itu bernama Ahmad Alfa Salam, 15. Hilangnya sepeda yang menjadi sarana bocah kelas VI SD itu bekerja terjadi pada Jumat (19/5/2023) siang. Kabar hilangnya sepeda milik Salam dibagikan melalui beberapa akun media sosial.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Salah satunya akun Instagram (IG) @kabardelanggu. Akun Instagram itu membagikan tangkapan layar akun media sosial lain yang mengabarkan sepeda bocah tersebut hilang.

Kulonuwun lur. Ki bocah biasa golek rosok area Delanggu. Niki wau jam sekitar 11 pit ontel sak bronjonge ilang teng daerah selepan kepoh/pom bensin kepoh.seng ngertos pit ontele mang kabari geh. Langsong mawon teng warung e mbak Sani ngarep puskesmas Delanggu,” tulis unggahan tersebut.

Pemilik warung depan Puskesmas Delanggu, Klaten, Sani, 54, yang kebetulan tetangga Salam menjelaskan bicah pemulung tersebut saban hari mampir ke warungnya, bahkan kerap tidur di warung ketika pulang kemalaman setelah mencari rongsok.

“Kejadiannya itu Jumat kemarin. Dia berangkat cari rongsok itu pukul 08.00 WIB. Tetapi sampai pukul 14.00 WIB tidak kunjung pulang. Saya sendiri juga khawatir,” kata Sani saat ditemui Solopos.com di warungnya, Minggu (21/5/2023) siang.

Sekitar pukul 14.00 WIB, Salam datang ke warung Sani. Bocah itu pulang dalam kondisi menangis. Setelah ditanya, ia menceritakan sepeda kesayangannya yang saban hari digunakan untuk mencari rongsok raib beserta beronjongnya.

“Katanya sepeda hilang ketika mencari rongsok di wilayah Kepoh. Sepedanya diparkir kemudian dia cari rongsok di seberang jalan. Saat kembali dari mencari rongsok, sepedanya sudah hilang. Tanya ke warga sekitar tidak ada yang tahu,” kata Sani.

Jadi Pemulung Atas Keinginan Sendiri

Akhirnya, Sani melanjutkan Salam pulang jalan kaki dari Kepoh sampai Subterminal Karang Delanggu. Di Karang bocah pemulung itu ditolong pengendara sepeda motor kemudian diantar sampai di depan warung milik Sani di Delanggu, Klaten.

Kabar itu disampaikan ke orang tua Salam yang kemudian menjemput bocah tersebut. Sejak Jumat, Salam tak lagi mendatangi warung Sani lantaran tak punya sepeda.

“Sudah tiga hari ini tidak ke sini ya karena tidak punya sepeda. Dia juga sempat menghubungi saya dan bilang bude aku raisoh maem enak meneh [bude saya tidak bisa makan enak lagi],” kata dia.

Sani mengatakan menjadi pemulung di usia belia merupakan keinginan Salam sendiri. Hal itu sudah dilakoni Salam selama setahun terakhir. Aktivitas mencari rongsok itu dilakukan Salam sepulang sekolah.

Alasannya, untuk meringankan beban kedua orang tuanya yang bekerja serabutan. Uang hasil menjual barang rongsok yang dikumpulkan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Salam termasuk membantu ekonomi orang tuanya.

Ditemui di rumahnya, Salam mengatakan kejadian raibnya sepeda kayuh miliknya terjadi pada Jumat sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu dia sedang mencari botol bekas setelah memarkir sepeda kayuh beserta beronjongnya. Saat kembali, sepedanya sudah hilang.

“Saya kemudian jalan kaki sampai di wilayah Karang kemudian membonceng orang yang lewat sampai di warung Bu Sani,” kata bocah yang pernah viral di media sosial ketika mengayuh sepedanya dengan beronjong berisi barang rongsok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya