SOLOPOS.COM - Yuliyah saat berada di rumahnya yang mirip kandang ayam di trotoar yang terletak di Jl. Inspeksi, Semarang Tengah, Semarang, Jumat (27/1/2017). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Kisah pilu kali ini dialami seorang nenek, Yuliyah, di Semarang yang sudah puluhan tahun tinggal di bekas kandang ayam.

Semarangpos.com, SEMARANG – Perayaan menyambut Tahun Baru China atau Imlek di kawasan Pecinan, Semarang, berlangsung meriah. Ratusan orang larut dalam kemeriahan Pasar Imlek Semawis yang digelar di lokasi itu setiap tahun, jelang Imlek.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, siapa sangka tak jauh dari tempat itu seorang perempuan tua tengah tertidur dengan ditemani nyamuk dan tikus. Ia tidur di ruang pengap berukuran 2×1 meter dengan ketinggian 70 cm, yang mirip dengan kandang ayam.

Perempuan tua itu bernama Yuliyah. Di usianya yang sudah menginjak 85 tahun, Yuliyah seharusnya tinggal di tempat yang hangat dan nyaman bersama anak dan cucu.

Yuliyah saat berada di rumahnya yang mirip kandang ayam di trotoar yang terletak di Jl. Inspeksi, Semarang Tengah, Semarang, Jumat (27/1/2017). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Yuliyah saat berada di rumahnya yang mirip kandang ayam di trotoar yang terletak di Jl. Inspeksi, Semarang Tengah, Semarang, Jumat (27/1/2017). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Namun, Yuliyah memilih tinggal seorang diri di ruang sempit mirip kandang ayam di Jl. Inspeksi, Semarang Tengah, Semarang. Perempuan kelahiran Grabag, Magelang, itu bahkan mengaku sudah menempati bilik yang terbuat dari papan kayu itu selama hampir 30 tahun.

Saat didatangi wartawan, Yuliyah mengaku banyak orang yang berempati terhadapnya. Tak jarang, orang yang lewat di depan rumahnya yang lebih pantas disebut kandang itu memberi uang atau makanan.

Kadang nek enten sing lewat kula dikei duit napa maeman. Geh ngeten niki uripe [Kadang kalau ada orang yang lewat sering mengasih saya uang atau makanan. Ya, beginilah hidup saya],” kata Yuliyah kepada para wartawan yang mendatangi tempatnya, Jumat (27/1/2017) siang.

Kondisi Yuliyah memang sangat memprihatinkan. Selain tinggal di tempat yang mirip kandang ayam, kondisi tubuhnya juga tak lagi sempurna.

Ia diduga menderita penyakit kulit kusta yang membuat jemarinya, baik di kaki dan tangan, putus secara perlahan-lahan.

Di bagian kaki kiri, jari-jarinya bahkan sudah menghilang. Sementara, di kaki kanan, hanya tersisa jempol.

Begitu juga dengan jemari di bagian tangan. Di tangan kiri, hanya telunjuk dan ibu jari yang tersisa, sedangkan di tangan kanan hanya menyisakan jempol.

Mboten ngertos sakit napa. Kadang dicokoti tikus [Enggak tahu sakit apa. Kadang digigiti tikus],” ujar Yuliyah.

Sementara itu, anak Yuliyah, Tur Doniyah, mengaku tak tahu menahu dengan sakit yang dialami ibunya. Ia hanya menyebutkan jika ibunya itu selalu menolak jika diajak memeriksakan penyakitnya.

“Dia kalau diajak memeriksakan penyakitnya enggak pernah mau. Padahal, saya tinggal di Kampung Baru Tikung yang letaknya jauh dari sini,” tutur Tur Doniyah.

Tur Doniyah merupakan anak kedua Yuliyah. Anak pertama Yuliyah telah meninggal dunia karena ditembak oleh orang tak dikenal di Jakarta, saat maraknya penembak misterius (petrus), beberapa tahun lalu.

Tur Doniyah saban hari bekerja sebagai pemulung. Ia tinggal di rumah kontrakan yang terletak di Kampung Baru Tikung bersama suami dan anaknya atau cucu Yuliyah.

Rumah yang mirip kandang ayam yang ditempati Yuliyah itu pun merupakan buatan Tur Doniyah.

Anak kula sampun kecukupan mas. Kula pasrah mawon,” ujar Yuliyah kepada Semarangpos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya