SOLOPOS.COM - Lokasi situs Ngloram di Kabupaten Blora (Sumber: Detik.com)

Solopos.com, BLORA — Dibalik kondisi Situs Ngloram di Kabupaten Blora yang memperihatinkan, terdapat kisah cerita masa lalu Blora yang layak diperhitungkan. Mengutip Detik.com,  Selasa (31/8/2021), Kasi Kesejarahan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Eka Wahyu Hidayat, mengatakan keberadaan Situs Ngloram yang terletak di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu ini memperkuat isi Prasasti Pucangan bertarikh Saka 963 (1041/1042) yang pernah diuraikan ahli huruf kuno (epigraf) Boechori dari Universitas Indonesia.

Prasasti peninggalan Airlangga itu ditemukan di Gunung Pananggungan, Jawa Timur dan dibawa ke Indonesia ke India dua ratus tahun lalu oleh Thomas Raffles. Isi prasasti itu berbunyi Sri Aji Wurawari mijil sangke lwaram. Mijil berarti keluar atau muncul dari, sedangkan analisis toponim atau nama tempat memungkinkan nama Lwaram berubah menjadi Desa Ngloram yang dikenal sekarang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pelepasan konsonan ‘w,’ di awal kata dan perubahan vocal ‘a’ menjadi ‘o’ menjadikan kata Lwaram menjadi Ngloram. Eka juga menceritakan pada saat itu Raja Sri Aji Wurawari, penguasa Kerajaan Ngloram menyerang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin oleh Darmawangsa Teguh pada 1017. Saat itu Kerajaan Mataram Hindu berpusat di daerah yang sekarang dikenal sebagai Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Baca Juga : Loji Kluntung, Tempat Persembunyian Era Perang Penjajahan

Serangan dilakukan ketika pesta pernikahan putri Darmawangsa Teguh dengan Airlangga yang berasal dari Bali sedang dilangsungkan. Serangan itu memporak-porandakan Kerajaan Mataram Hindu. Dalam peperangan itu, seluruh Keluarga Dharmawangsa terbunuh, kecuali menantunya, yakni Airlangga yang berhasil kabur.

Membalas dendam atas kematian istri, mertua dan kerabatnya, Airlangga yang lolos dari penyerangan dan tinggal di Wanagiri (daerah perbatasan Jombang-Lamongan), akhirnya balik menghancurkan Aji Wurawari. Namun sebelumnya, Aji terlebih dahulu menyerang Airlangga dan Airlangga terpaksa mengungsi dan keluar dari Keratonnya di Watan Mas (sekarang Kecamatan Ngoro, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur).

Serangan balik Airlangga yang ketika itu sudah dinobatkan sebagai pengganti Dharmawangsa Teguh terjadi pada tahun 1032 M. Serangan itu pula memperkuat dugaan reruntuhan batu bata kuno berlumut yang kini dijadikan areal situas Ngloram.

Baca Juga : Situs Sejarah Ngloram Tidak Terawat, Kades Minta Perhatian Pemkab

Eka juga mengatakan untuk memperkuat hubungan antara Situs Ngloram dengan Prasasti Pucangan masih diperlukan penelitian lebihj lanjut sebab saat ini masih ditemukan berupa batu bata kuno, keramik dan perhiasan perak dan perunggu.

Dalam kegiatan  inventaris cagar budaya oleh Pemkab Blora, komuntas pelestari dan Badan Pelestarian Cagar Budaya  (BPCB)  Jawa Tengah hingga tahun 2019 lalu telah berhasil mengumpulkan berbagai artefak, di antaranya batu bata kuno berukuran 20 cm x 30cm dengan tebal sekitar 4 cm, serpihan keramik, serta peralatan perunggu yang kini disimpan di Rumah Artefak Blora.

Untuk memastikan keberadaan Kerajaan Ngloram dengan prasasti itu masih diperlukan penelitian dan kajian lebih mendalam. Seperti penggalian pencarian fondasi sisa kerajaan di sekitar area situs. Namun sampai saat ini, besar dugaan Kerajaan Ngloram yang dipimpin oleh Aji Wurawari berada di Desa Ngloram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya