SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SUKOHARJO</strong> — Asal usul Desa Cangkol yang terletak di wilayah Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, tak lepas dari sejarah Kerajaan Mataram yang kala itu dipimpin Sultan Agung Hanyakrakusuma.&nbsp;</p><p>Suatu waktu, sejumlah kerabat keraton mencari tanah untuk <a title="Asale Desa Potronayan Boyolali dan Kisah Pembuangan Benda Keramat" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180709/492/926930/asale-desa-potronayan-boyolali-dan-kisah-pembuangan-benda-keramat">tempat tinggal</a>. Konon, asale nama Desa Cangkol berasal dari bahasa Jawa yakni kecantol yang bermakna terpikat.</p><p>Cerita rakyat asal usul atau asale Desa Cangkol berkaitan erat dengan seorang kerabat keluarga Sultan Agung Hanyokrokusumo yang bernama Raden Suryo Kusumo.</p><p>Dikisahkan, wilayah Desa Cangkol&nbsp;masih berupa hutan dan hamparan tanah yang ditumbuhi semak belukar. Belum ada masyarakat yang mendirikan rumah di Cangkol lantaran wilayah itu hanya ditumbuhi pohon-pohon tinggi dan besar.</p><p>&ldquo;Rombongan Raden Suryo Kusumo berjalan kaki selama berhari-hari melewati hutan dan perbukitan. Raden Suryo Kusumo didampingi adiknya bernama Raden&nbsp;Adi Panangsang,&rdquo; kata sesepuh Desa Cangkol, Sriyono, <a title="Penasaran Asale Desa Sendang Ijo Selogiri? Simak Ulasannya" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180805/495/932124/penasaran-asale-desa-sendang-ijo-selogiri-simak-ulasannya">saat berbincang</a> dengan&nbsp;<em>solopos.com</em>, Kamis (15/3/2018).</p><p>Mereka kemudian berjalan kaki ratusan kilometer menuju arah timur. Sesekali mereka beristirahat untuk melepas lelah dan menyantap bekal makanan dan minuman.</p><p>Lantaran berjalan kaki tanpa henti selama berhari-hari, anggota rombongan didera kelelahan fisik. Beberapa anggota rombongan jatuh sakit karena tenaganya terkuras untuk menempuh perjalanan jauh.</p><p>Rombongan itu akhirnya beristirahat di tanah lapang yang dikelilingi pohon rindang.</p><p>&ldquo;Rombongan Raden Suryo Kusumo akhirnya membuat rumah di sekitar tanah lapang yang subur. Mereka membuat rumah dan menetap di kawasan itu lantaran terpikat dengan kondisi tanahnya,&rdquo; ujar Sriyono melanjutkan.</p><p>Lambat laun jumlah masyarakat yang membangun rumah di lokasi itu<a title="Asale Desa Plosowangi Klaten dan Pohon Palasa yang Tak Bersisa" href="http://news.solopos.com/read/20180517/493/916765/asale-desa-plosowangi-klaten-dan-pohon-palasa-yang-tak-bersisa-"> bertambah banyak</a>. Mereka membuka lahan pertanian dan berkebun untuk menyambung hidup.</p><p>Selain kondisi tanah yang subur, mereka terpikat memilih menetap di lokasi itu lantaran keindahan panorama alam.</p><p>Sementara itu, seorang warga setempat, Khairul, menyampaikan jumlah warga yang menetap di lokasi itu ratusan orang. Lantaran jumlahnya cukup banyak mereka berinisiatif memilih pemimpin.</p><p>Raden Suryo Kusumo akhirnya terpilih menjadi pimpinan di lokasi yang kini menjadi Desa Cangkol. Masyarakat hidup rukun dan saling menghargai sehingga tak pernah muncul konflik atau pertentangan antarwarga.&nbsp; &nbsp;</p><p>&nbsp;</p>

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya