SOLOPOS.COM - Petugas Jasa Raharja memeriksa kondisi Minibus Panca Tunggal yang terguling di Dusun Kepuh Kulon RT 002/RW 003, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Selasa (22/11/2022). Sebanyak delapan orang meninggal dunia akibat peristiwa tergulinganya minibus tersebut. (Solopos.com/Muhamamad Diky Praditia) 

Solopos.com, WONOGIRI — Sukatmi, 43, tidak menyangka, Senin (21/11/2022) malam akan menjadi malam paling mengerikan seumur hidupnya. Jerit tangis para penumpang Minibus Panca Tunggal yang terguling di area persawahan di Dusun Kepuh Kulon RT 002/RW 003 masih membayangi pikirannya.

Ia masih sangat hafal, bagaimana ia dan puluhan orang tetangga dan kerabatnya berusaha menyelamatkan diri dari maut. Meski pada akhirnya beberapa orang di antaranya meninggal dunia tepat di depan mata Sukatmi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Senin selepas Maghrib, tanpa rasa waswas, sebanyak 43 warga Dusun Bendungan, Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri bergegas menaiki Minibus Panca Tunggal. Mereka hendak tandhang bayi atau menjenguk salah satu kerabat yang baru melahirkan di Dusun Kepuh Kulon.

Sekira pukul sekitar 18.30 WIB sopir minibus, Wantiyo, menekan pedal gas, melaju dengan kecepatan normal menuju tempat tujuan.

“Sebagai orang desa, itu sudah menjadi budaya kami. Kalau ada tetangga atau kerabat lahiran, maka kami tandhangi,” kata Sukatmi kepada Solopos.com di rumahnya, Dusun Bendungan RT 004/RW 001, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga: Minibus Terguling di Gunung Pegat Wonogiri, 8 Penumpang Tewas

Di dalam minibus berpelat nomor polisi AD 1684 BG itu, banyak penumpang berdiri, salah satunya Sukatmi. Jarak Dusun Bendungan-Dusun Kepuh Kulon sejauh 10 km ditempuh dalam waktu lebih dari 15 menit.

Selama perjalanan hingga sampai tempat tujuan, para penumpang masih bergurau dan bercengkerama. 

“Di rumah yang kami tandhangi, kami melihat bayi, ngobrol dan bercanda seperti biasa. Beberapa waktu selepas Isya, kami bersiap pulang. Banyak di antara kami bergegas, rebutan masuk ke minibus, berharap bisa mendapat tempat duduk, tidak berdiri,” ujar dia.

Sopir minibus kembali menginjak pedal gasnya. Namun sang sopir mengarahkan minibusnya ke jalan yang berbeda dari jalan yang dilalui saat masuk ke Dusun Kepuh Kulon.

Baca Juga: Minibus yang Nahas di Gunung Pegat Wonogiri Lebihi Kapasitas

Sopir memilih jalan desa yang dinilai dekat dengan jalan raya Wonogiri-Nguntoronadi. Melalui jalan itu, jarak rumah warga Kepuh Kulon yang ditandhangi dengan jalan raya sekitar 100 meter. 

Hanya, jalan bercor beton dengan lebar tidak lebih dari lima meter itu menurun dan menanjak tajam. Kondisi jalan berlumut dan licin.

Sebelah kiri jalan itu merupakan area persawahan dan kubangan air dengan kedalaman sekitar satu meter. Sementara di sebelah kanan jalan adalah area perkebunan yang ditumbuhi beberpa jenis pohon.

“Mengetahui jalan yang akan dilalui itu menurun dan menanjak tajam, lima penumpang tidak naik minibus terlebih dulu. Mereka memilih jalan kaki sampai ke jalan raya,” ucap dia.

Baca Juga: Sopir Minibus Telah Diamankan, Kapolres Wonogiri Pimpin Olah TKP

Minibus berjalan pelan saat menuruni jalan bercor beton itu. Keadaan jalan gelap tanpa lampu penerangan, kecuali lampu dari minibus. Para penumpang mulai waswas, jantung mereka berdetak lebih kencang dari biasanya.

Kondisi penumpang di dalam bus menjadi tegang. Saat hendak menanjak, sopir menginjak pedal gas lebih dalam. Suara mesin terdengar lebih kencang dari sebelumnya.

Sopir terus menginjak rem minibus berpenggerak depan itu ketika menanjak. Ia berusaha menginjak pedal gas lebih dalam lantaran minibus yang ditumpangi 38 penumpang itu belum mampu melewati tanjakan.

Bau sangit seketika menyeruak yang bersumber dari mesin diesel minibus. Sedikit demi sedikit minibus mulai berjalan mundur. Mesin tak kuat lagi menggerakkan ban minibus melaju ke depan.

Baca Juga: Kesaksian Warga Ungkap Detik-Detik Minibus Terguling di Nguntoronadi Wonogiri

“Dalam kondisi seperti itu, saya yang berdiri dekat dengan pintu, langsung lompat keluar ke sebelah kiri bus, menghadap area perkebunan. Berusaha menyelamatkan diri. Kondisi penumpang di dalam bus sudah tidak karuan. Saat itu mesin minibus sudah mati, saya berniat mencari blok [penahan ban agar kendaraan tidak mundur. Hanya saya sendiri yang melompat keluar,” kata dia. 

Tepat setelah Sukatmi melompat keluar membelakangi minibus, dia membalikkan badan dan melihat bus sudah terguling ke sisi sebelah kanan jalan di area persawahan yang terdapat kubangan air. Keadaan berubah sangat mencekam.

Dalam kondisi gelap, sangat minim penerangan, hanya ada suara jerit dan tangis para penumpang. Puluhan orang bertumpuk di dalam bus yang terguling berusaha keluar. 

“Saya hanya berteriak dan berteriak terus, tidak bisa berbuat apa-apa, saya syok. Saya hanya teriak minta tolong. Penumpang yang di dalam minibus itu juga teriak,” kata Sukatmi sambil matanya berkaca-kaca berusaha menahan tangis.

Baca Juga: Terkuak! Sopir Sempat Ngeyel sebelum Minibus Terguling di Nguntoronadi Wonogiri

Keadaan semakin kalut. Dalam kondisi seperti itu, bagi Sukatmi, waktu berjalan seperti sangat melambat.

Selama beberapa saat, tak ada orang lain selain sopir dan rombongan penumpang di jalan itu. Penumpang di dalam minibus masih berusaha keluar dengan susah payah, melawan kematian. 

“Setelah beberapa saat, baru ada beberapa warga kampung yang mendatangi. Mereka langsung bergegas mencari tangga sebagai jembatan antara bus dengan jalan sehingga penumpang bisa keluar,” kisah Sukatmi.

Selang beberapa waktu, orang-orang datang berusaha menolong penumpang. Jerit dan tangis masih menyelimuti proses evakuasi malam itu.

Baca Juga: Alasan Gunung Pegat Wonogiri Jadi Jalur Tengkorak

Satu persatu penumpang berusaha keluar dari minibus. Banyak di antara mereka selamat.

Beberapa mengalami luka berat seperti patah tangan, kaki, dan luka di bagian kepada. Sementara, tiga orang di antaranya meninggal dunia di tempat. 



“Mereka yang meninggal dunia, saat dievakuasi dan badannya ditengkurapkan, mulutnya memuntahkan air. Orang-orang yang meninggal itu posisinya paling bawah. Kemungkinan mereka meninggal karena tertindih dan badannya di dalam air sehingga tidak bisa bernafas,” jelas dia.

Korban meninggal dunia dan luka-luka langsung dilarikan ke RS. Hermina Wonogiri dan RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

Baca Juga: Isak Tangis Iringi Pemakaman 8 Korban Kecelakaan Minibus Terguling di Wonogiri

Data yang dihimpun Solopos.com dari RS. Hermina Wonogiri, Selasa pagi, total korban meninggal dunia berjumlah delapan orang di RS tersebut. Empat orang luka-luka dirawat inap dan enam orang luka-luka lain dirawat jalan.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Wonogiri, AKP Maryono, mengonfirmasikan korban meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal tersebut berjumlah delapan orang. Tiga orang meninggal dunia di lokasi kejadian, lima orang lain meninggal dunia saat perjalanan menuju rumah sakit dan saat berada di rumah sakit. 

“Saat ini tiga orang yang masih dirawat di RS. Hermina dan satu orang masih dirawat di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Korban lain menjalani rawat jalan,” ujar dia.

Sampai sekarang, kepolisian masih menyelidiki kecelakaan tunggal Minibus Panca Tunggal tersebut. Ada indikasi kelalaian sopir minibus.

Baca Juga: Mengenal Asale Tradisi Tilik Bayi di Wonogiri yang Masih Lestari hingga Kini

“Yang jelas penumpang minibus bus itu over kapasitas. Seharusnya minibus itu hanya berkapasitas 14 orang penumpang,” ujar AKP Maryono.







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya