SOLOPOS.COM - Penyelam saat mengukur dan mencatat kapal selam U-Boat. (Ist)

Harianjogja.com, JOGJA- Setelah melalui studi kecil dari literatur maupun informasi dari masyarakat di sekitar Karimun Jawa, tim Tim Penyelam penemuan U-Boat Jerman kemudian dibentuk.

Semua penyelam berasal dari alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) dari berbagai program studi. Budi Agung Darmawan alias Jekcy ditunjuk sebagai ketua tim penyelam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Teguh Prasojo sang drive master itu menjadi asisten supervisor. Kemudian Indra Fachrudi, Ahmad Surya Ramadhan, Khosirun dan Nurul Hakim sebagai penyelam (rescue driver).

Tim bergabung dengan dua arkelolog, Shinatria Adhityatama dan Prayitno Hadi. Keduanya juga penyelam. Semua tim pun berangkat pada 4 November 2013 lalu ke kawasan Karimun Jawa.

Selama tiga hari mereka melakukan persiapan termasuk menyediakan kapal penelitian. Karena dana yang disediakan sangat minim, koneksi yang selama ini dibangun Sentra Selam Jogja pun diandalkan.

“Kami menggunakan kapal sembako bermesin tiga. Sebenarnya itu bukan standar penelitian untuk bawah air, tapi kami harus memaksimalkan dana yang ada,” ujar Jecky, Senin (25/11/2013).

Untuk mencapai titik penemuan, tim harus mengarungi Laut Jawa sejauh 70 mil dari daratan Karimun Jawa. Jarak tersebut ditempuh sekitar sembilan hingga 10 jam untuk mencapai titik yang diyakini menyimpan bangkai U-Boat.

“Kami bergerak dipandu oleh Ari [19], si penunjuk jalan. Lima tahun lalu, dia dan ayahnya pernah menemukan sapatu boot di sana. Untuk pengamatan cuaca, kami dibantu otoritas pelabuhan Sahbandar Nurul Khoir,” kata dia melanjutkan pembicaraan.

Waktu pun bergerak menghantarkan tim kecil itu di perairan Laut Jawa pada 8 Novermber 2013. Tak ada pulau terlihat. Hanya air laut, angin dan langit yang menemani mereka di sana.

Seluruh tim saat itu laksana menjadi manusia laut. Jecky pun membentuk tiga tim searching untuk mencari titik diam U-Boat. Bukan hal mudah menentukan titik tersebut. Masing-masing tim menyusuri tahap demi tahap pencarian. Mulai 100 meter, 200 meter hingga berjarak 2 km secara melingkar.

Peralatan seperti sonar, pengamatan air dan GPS pun mereka andalkan. Setelah yakin titik diam U-Boat ditemukan, tim pun harus sabar menanti untuk turun. Sebagai pimpinan tim, Jecky harus memastikan keselamatan anggotanya.

Jecky pun menyelam untuk melakukan orientasi, baik jarak kedalaman maupun kemiringan titik diam.

Pasalnya, bangkai U-Boat diperkirakan berada 22 meter di bawah laut. “Kalau tidak sesuai standar operasional, penyelaman sangat membayakan penyelam,” katanya.

Beruntung, cuaca saat itu sedikit bersabahat sehingga bentuk U-Boat pun terlihat jelas di kedalaman Laut Jawa. Tim kecil mulai bergerak untuk menyelam dan penelitian. Masing-masing tim yang turun terdiri dari penyelam dan rescue. Lama waktu menyelam pun dibatasi.

“Penyelaman pertama dibatasi 40 menit, kemudian beristirahat tiga jam. Kalau mau menyelam lagi, waktunya dibatasi 25 menit. Itu untuk melindungi agar mereka tidak keracunan netrogen,” terang Jecky.

Apa tugas masing-masing penyelam? Mereka secara saksama meneliti, menfoto dan mengambil sampel benda yang ada dalam U-Boat. Tujuannya, untuk memastikan ciri-ciri benda yang ada dalam kapal itu benar Jerman.

Ada piring berlambang Nazi, panel instrumen dan tulisan Aufklarung. “Tapi kami masih belum tahu, apakah itu U-Boat tipe 168 atau 183, itu yang perlu diteliti,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya