SOLOPOS.COM - Ilustrasi sarang burung walet. (Youtube)

Solopos.com, KEBUMEN — Pesisir pantai di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menyimpan harta karun tersembunyi Indonesia sejak tahun 1700 Masehi. Harta karun itu berkaitan dengan kisah Kyai Surti, abdi setia Sultan Mataram, dan Dewi Suryawati, pengikut setia Ratu Pantai Selatan.

Adapun wujud harta karun itu adalah sarang burung walet yang banyak ditemukan di goa-goa sekitar pesisir pantai selatan Kebumen. Sebagai informasi, sarang burung walet merupakan komoditas ekspor yang sangat menjanjikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga: Inilah Harta Karun Indonesia yang Hilang dari Kebumen

Indonesia bahkan diklaim sebagai negara penghasil sarang burung walet terbesar di dunia. Menteri Perdagangan, M Lutfi, mengatakan, sarang burung walet merupakan harta karun yang memiliki potensi ekspor mencapai Rp500 triliun.

Pada mulanya, Pulau Jawa menjadi tulang punggung produksi sarang burung walet. Namun, kini jumlah produksinya menurun akibat berkurangnya lahan seperti hutan dan goa. Padahal, kedua tempat itu merupakan habitat asli dari burung walet.

Baca juga: Air Liur di Kebumen, Harta Karun Tersembunyi Indonesia Bernilai Tinggi

Legenda Kyai Surti

Penemuan harta karun Indonesia yang tersembunyi di Kebumen itu berkaitan dengan legenda Kyai Surti. Dihimpun dari berbagai sumber, Jumat (14/1/2022), kisah misteri ini berawal dari goa di Pantai Karang Bolong Kebumen.

Dulu zaman Kerajaan Mataram Islam berkuasa, istri Sultan Mataram jatuh sakit. Namun tidak ada satupun tabib yang bisa menyembuhkan penyakitnya. Hingga akhirnya sang sultan menyepi ke sebuah hutan untuk bertapa.

Dalam pertapaannya, sang Sultan mendapat bisikan gaib bahwa yang bisa menyembuhkan penyakit sang permaisuri adalah bunga karang yang ada di goa dekat Pantai Karang Bolong. Kemudian sang sultan memerintahkan salah satu penasihat spiritualnya, yaitu Kyai Surti untuk mencari obat tersebut. Setibanya di Pantai Karang Bolong, Kyai Surti bertapa di goa yang dekat dengan pantai.

Baca juga: Misteri Nyi Blorong di Goa Karang Bolong Kebumen

Dalam pertapaannya, Kyai Surti didatangi salah satu pengikut Nyi Roro Kidul yang bernama Dewi Suryawati. Sang pengikut Nyi Roro Kidul itu menawarkan obat yang Kyai Surti cari, tetapi dengan persyaratan bahwa Kyai Surti harus menikahinya.

Kyai Surti yang memiliki jiwa pengabdian tinggi kepada sang Sultan, tanpa pikir panjang menerima tawaran Dewi Suryawati tersebut. Kemudian Dewi Suryawati memberikan sarang burung walet sebagai obat penawar sakit yang diderita sang permaisuri.

Baca juga: Ada Harta Karun Mataram Kuno di Geopark Karangsambung

Singkat cerita, Kyai Surti kembali ke kerajaan untuk memberikan obat penawar tersebut dan lambat laun, kondisi kesehatan permaisuri berangsur membaik hingga akhirnya pulih. Menepati janjinya, Kyai Surti kembali ke Pantai Karang Bolong untuk menikah dengan Dewi Suryawati. Mereka berdua kemudian tinggal di sana sebagai penjaga goa.

Sampai saat ini, goa di Pantai Karang Bolong dan deretan pantai lainnya di pesisir selatan Kebumen menjadi habitat alami burung walet. Kawanan burung walet itu dibiarkan secara alami membuat sarang dari air liur yang bisa dipanen empat kali dalam setahun.

Baca juga: Nginap di Rumah Warga Kebumen, Ganjar Pranowo Ndlosor di Tikar

Panen Harta Karun Indonesia

Akan tetapi, memanen harta karun Indonesia yang satu ini bukanlah perkara mudah. Para pengunduh harus menguji nyali dan menantang maut demi meraup cuan dari air liur burung walet.

Mayoritas warga di pesisir Kebumen, mengambil sarang burung walet yang merupakan harta karun tersembunyi itu dengan cara tradisional. Mereka harus menuruni bukit berkarang di tepi samudra sebelum memasuki mulut goa di pantai.

Baca juga: Asale Kebumen, Dulu Menyatu dengan Cirebon

Dalam kegiatan itu, mereka hanya mengandalkan peralatan keamanan standar berupa tali, helm, sepatu, dan headlamp. Berdasarkan sejumlah video reportase media nasional di Youtube yang ditilik Solopos.com, Kamis (13/1/2022), para pengunduh itu merangkak menuruni bukit berbatu yang dihempas kuat ombak setiap saat. Sementara di bawah terdapat batu karang runcing yang siap mengoyak tubuh jika jatuh.

Perjalanan memasuki mulut goa pun sangat menantang. Para pemburu harta karun Indonesia tersembunyi di Kebumen ini harus beradaptasi dan berlomba dengan hempasan ombak. Salah selangkah saja, mereka bisa hanyut terseret ombak ke tengah samudra.

Mereka hanya mengandalkan sebilah bambu untuk mengambil sarang burung walet di langit-langit goa. Saking gelapnya, terkadang headlamp yang dipakai tidak bisa menjangkau langit-langit goa tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya