SOLOPOS.COM - Sriyono duduk sambil berfoto di dekat batu-batu yang dititipkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah hasil penggalian tahap II di rumahnya Dukuh Pisah, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Rabu (10/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah menemukan tiga candi perwara di kawasan Situs Watu Genuk dalam sebuah riset penggalian tahap II belum lama ini. Temuan ini mengkonfirmasi kawasan itu merupakan sebuah candi.

Penemuan ini bukan hal yang singkat. Kawasan tanah yang lebih tinggi di antara tegalan di sekelilingnya dikunjungi kali pertama pada 2012/2013. Ada beberapa rohaniawan melihat-lihat kawasan Situs Watu Genuk. Tempat ini diyakini sebagai tempat ibadah umat hindu zaman dahulu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang tokoh hindu asal Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Sriyono, menceritakan lokasi Watu Genuk memiliki keterkaitan dengan batu anten di sebelah selatannya. Kemudian, berhubungan lagi dengan sebuah gentong di kawasan kampung air.

Baca Juga: Lowongan Perangkat Desa Diserbu, Segini Penghasilannya di Wonogiri

“Maksud gentong ini kalau orang mau ke sanggar pamujan [Situs Watu Genuk], harus bersuci dulu di sana. Kalau dalam Islam istilahnya berwudlu,” kata Sriyono, saat ditemui wartawan di rumahnya, Dukuh Pisah, RT 004/RW 010, Desa Kragilan, Mojosongo, Rabu (10/11/2021).

Pada 2012/2013 ini ada beberapa rohaniawan yang hadir. Rohaniawan yang terakhir melihat sebuah batu dengan posisi miring. Sriyono lantas membersihkan kawasan sekitar batu ini untuk melihat seperti apa bentuk utuhnya. Ternyata, Sriyono menemukan yoni.

“Saya bilang ke romo yang terakhir ini. Ini apa? Dia menjawab, ini yoni. Saya belum tahu sama sekali apa yoni waktu itu,” ujar dia.

Baca Juga: Mobil Ambulans NU Pertama di Indonesia Ternyata dari Klaten

Kemudian, pada Januari 2014, ia berinisiatif untuk menggali tanah di sekitar yoni ini. Penggalian ini melibatkan sekitar tujuh orang temannya. Di tengah penggalian ia menemukan batu-batu halus dan besar.

Ia juga mencongkeli batu-batu yang ditemukan menggunakan linggis. Padahal, harusnya batu ini tidak boleh dicongkel. Apabila penggalian menemui batu, batu hanya dibersihkan. Ketemulah bentuk yoni yang utuh dalam posisi miring. Yoni ini lantas ditegakkan seperti yang terlihat hari ini.

Penggalian kedua dilakukan pada Agustus 2014. Sriyono menggali tanah di sekitar penemuan yoni. Tak disangka ia menemukan lingga. Penemuan lingga ini dikonfirmasi oleh rohaniawan yang pernah singgah ke tempat itu sebelumnya.

Baca Juga: Revitalisasi Rawa Jombor Bergulir, Jumlah Wisatawan Terus Menurun

 

Lambang Kesuburan

“Saya hubungi romo yang pernah datang ke sini. Ini apa? Ini lingga. Jadi sepasang lingga dan yoni,” sambung dia.

Lingga dan yoni merupakan lambang laki-laki dan perempuan. Keduanya kerap sebagai representasi kemakmuran dan kesuburan. Lingga ini semua diletakkan di tanah. Namun, ada warga yang memasang lingga ini ke yoni.

Lalu, pada 2016, BPCB Jawa Tengah untuk kali pertama datang ke Situs Watu Genuk. BPCB meminta lingga ini disimpan di kantornya di Prambanan. Namun, Sriyono menolak. Ia berdalih, apabila suatu saat masyarakat ingin memanfaatkan lingga ini, yang akan mengambilmya menjadi sulit.

Baca Juga: Omah Demit, Rumah Dinamit Peninggalan Belanda di Krakitan Klaten

Sebagai jalan tengah, lingga ini dititipkan di rumah Sriyono lengkap dengan berita acara pemindahannya. “Mau saya taruh di rumah gak boleh sama romo. Lalu saya taruh di luar. Lingga ini tingginya sekitar 70 sentimeter (cm), diameter sekitar 25-30 cm,” tutur Sriyono.

Selain lingga, BPCB juga menitipkan beberapa batu hasil penggalian tahap II beberapa pekan lalu kepada Sriyono. Batu ini mirip seperti pipi tangga yang ada di pintu masuk candi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya