SOLOPOS.COM - Pemilik Soto Ndelik Boyolali, Marjono mendirikan soto Ndelik pada tahun 2000, Kamis (1/9/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI — Nama Soto Ndelik Boyolali cukup populer di kalangan pencinta kuliner Soloraya. Soto legendaris di Boyolali ini selalu ramai didatangi pelanggan.

Soto Ndelik saat ini sudah punya enam cabang di dua kota yakni Boyolali dan Klaten ini beromzet minimal Rp6 juta per hari. Dalam sebulan, mereka meraup omzet hingga Rp180 juta.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kalkulasi tersebut dihitung dari penjualan Soto Ndelik per hari yang bisa menghabiskan 600 mangkuk seharga Rp10.000 per porsi, belum termasuk minum.

Pemilik Soto Ndelik, Marjono, 67, rupanya pernah mengalami pasang surut ketika merintis usahanya.

Marjono kali pertama terjun di dunia usaha pada 1982. Ia memulai usaha es dan rujak keliling di kampung-kampung di sekitar 27 usia tahun.

Baca juga: Soto Budhe Djiman Boyolali, 31 Tahun Gratis untuk Anak Yatim Piatu

“Awalnya saya jualan es, sama rujak, mie kopyok, tapi itu cuma laku musiman. Kalau musim hujan, seperti es dan rujak itu kan tidak laku,” ucap dia.

Selama tujuh tahun, Marjono menekuni usaha tersebut. Kemudian, ia beralih usaha menjual permen cicak yang bungkus dalamnya di isi hadiah-hadiah. “Waktu itu menjualnya sampai keluar daerah, tapi cuma berjalan dua tahun,” ucap pemilik Soto Ndelik Boyolali ini.

Setelah menjual permen cicak dirasa gagal oleh Marjono, ia menjadi tukang servis dandang. “Saya jadi tukang dandang, di servis dan diperbarui, ya di daerah sini juga,” ucap dia.

Selama lima tahun dirinya menjadi tukang reparasi dandang sejak 1990 hingga sekitar 1995. Setelah itu, merasa usahanya tidak juga berhasil, pada kurun waktu lima tahun dirinya  sempat nganggur.

“Sampai lima tahun itu saya nganggur, dari mulai 1995 sampai 2000,” kata Soto Ndelik Boyolali ini.

Soto Ndelik Boyolali
Soto Ndelik Boyolali. (Solopos.com/Nova Malinda).

Baca juga: Murah dan Segar Soto Kuah Rempah Budhe Djiman di Nogosari Boyolali

Mulai 2000, Marjono mencari ide usaha yang setiap saat dibutuhkan oleh masyarakat. “Kami kemudian mencari solusi yang setiap saat dibutuhkan, kalau es kan cuma musim kemarau saja, kalau hujan-hujan tidak laku, terus punya gagasan mau jualan soto,” ucap dia.

Ia awalnya membuka warung Soto Ndelik Boyoli di rumahnya sendiri bersama istrinya, Mulyati. Saat itu, Marjono yang membantu belanja Mulyati. Sedangkan Mulyati yang membuat dan meracik bumbu soto.

Usaha awal soto Marjono tidak langsung ramai pelanggan. “Ndak langsung ramai, tapi selalu merangkak, tidak pernah turun, tapi naiknya paling ya dikit dikit,” ucap dia.

Menurut Marjono, 2005 menjadi waktu kejayaan bagi Soto Ndelik Boyolali.

“Seisi rumah saya untuk tempat makan, sampai kami tidak ada tempat istirahat lagi, jadi teras rumah, depan ruang tamu, semuanya untuk tempat makan pelanggan, dulu bisa sampai 1.000 porsi setiap harinya,” ucap dia.

Baca juga: Unik, Ini Cerita Asal-usul Soto Seger Boyolali

Marjono kemudian membeli lahan sepetak di depan rumahnya untuk mengembangkan usaha Soto Ndelik Boyolali pada 2007.

Setelah itu usaha Soto Ndelik Boyolali semakin berkembang, ia membuka cabang di enam titik wilayah Boyolali dan Klaten. Usahanya kini diteruskan oleh kedua anaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya