SOLOPOS.COM - Anak-anak Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, mencari sinyal internet di tepi jalan kampung, Rabu (12/8/2020). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN --   Tinggal di daerah miskin sinyal internet membuat Purnani, 12, pelajar asal Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, harus keluar dari kampungnya demi mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Jalan kaki naik-turun anak tangga di tepi jurang lereng Gunung Merapi dilakoni pelajar asal Girpasang Klaten itu hampir saban hari agar tak ketinggalan mengikuti pembelajaran di sekolah barunya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tapi Purnani bukan menuju sekolah, pelajar itu keluar kampung demi mengakses fasilitas Wifi yang disediakan warga di tetangga kampung. Dari fasilitas Wifi itu, Purnani bisa mengakses tugas yang diberikan gurunya melalui grup whatsapp (WA).

Sehari Tambah 12 Kasus Positif Covid-19 di Klaten, Termasuk Remaja Kembar Asal Polanharjo

Pelajar kelas VII SMPN 2 Kemalang itu merupakan warga Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten.

Girpasang adalah perkampungan di lereng Gunung Merapi dengan kondisi terisolasi. Kampung itu berada di punggung bukit diantara dua jurang.

Jalan setapak terdiri dari lebih 1.000 anak tangga di tepi jurang menjadi akses utama menuju kampung Girpasang. Naik-turun anak tangga di tepi jurang sudah terbiasa dilakoni oleh Purnani yang sejak lahir tinggal di Girpasang.

Keran Otomatis Karya Siswa SMPN 2 Klaten Banjir Pesanan

Namun, di saat pelajar lain bisa mengikuti pembelajaran dari rumah semasa pandemi Covid-19, Purnani menjadi salah satu pelajar yang terpaksa keluar kampung demi mendapatkan akses internet.

Pintu Masuk dan Keluar Kampung

Purnani mengatakan sinyal internet menjadi kendala utama pelajar Girpasang untuk mengikuti PJJ. Sinyal internet di Girpasang memang undlap-undlup alias tak lancar.

Sinyal internet relatif lancar di di lokasi-lokasi tertentu di kampung tersebut seperti pada ujung pintu masuk dan keluar kampung yang berada di tepi bukit. Alhasil, Purnani memilih mencari lokasi lain dengan fasilitas sinyal internet yang lebih lancar.

Lokasi terdekat berada di salah satu rumah warga di Dukuh Ringin, Desa Tegalmulyo, yang berada di seberang jurang dari Girpasang. Di rumah yang terdapat warung kelontong dan warung mi ayam itu tersedia fasilitas Wifi. Tempat itu juga biasa digunakan anak-anak dan pelajar di sekitarnya untuk mengakses internet.

Derita Tukang Tambal Ban Online Klaten: Income Anjlok Gara-Gara Pandemi

Pemilik rumah, Suratmi, 37, sengaja melengkapi fasilitas Wifi yang bisa diakses gratis selama dua bulan terakhir untuk membantu para pelajar di sekitar tempat tinggalnya mengikuti pembelajaran daring.

“Setiap hari datang ke sana. Biasanya saya bawa tas dan buku pelajaran. Kalau waktunya tidak menentu. Kadang mulai pukul 09.00 WIB dan pulang sekitar pukul 12.00 WIB,” jelas Purnani saat ditemui solopos.com di Girpasang, Rabu (12/8/2020).

Pada awal PJJ diberlakukan atau sekitar Maret lalu, Purnani masih duduk di kelas VI SD. Memasuki tahun ajaran 2020/2021 atau mulai 13 Juli lalu, Purnani menjadi pelajar kelas VII SMPN 2 Kemalang.

Pegiat Cagar Budaya Klaten: Jangan Sampai Bukti Sejarah Terkubur Tol Solo-Jogja

Dia berharap bisa segera mengikuti pembelajaran di sekolah meski dengan pembatasan menyesuaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Kalau pembelajaran daring itu sulit mengikutinya. Selain itu, tidak ada teman-teman. Senang kalau nanti bisa belajar di sekolah,” kata pelajar itu.

Warga di Girpasang lainnya yang masih usia pelajar, Panji, 12, juga mengaku sulitnya mendapatkan sinyal internet menjadi kendala untuk mengikuti pembelajaran daring.

Belajar Pakai Ponsel Ibu

Hanya saja, Panji memilih tetap berada di kampung untuk mengikuti pembelajaran meski harus mencari-cari lokasi yang terdapat sinyal internet di sekitar tempat tinggalnya.

“Biasanya belajar ditemani ibu cari-cari sinyal. Saya belajar pakai ponsel milik ibu,” kata pelajar yang kini duduk di kelas VI SDN 1 Tegalmulyo. Girpasang dihuni 12 keluarga terdiri sekitar 34 jiwa yang tinggal di sembilan rumah.

Ketua RT 007/RW 002, Dukuh Girpasang, Gino, menjelaskan ada sekitar delapan warga yang berstatus pelajar. Mereka terdiri dari dua anak pelajar TK, tiga anak pelajar SD, dua pelajar SMP, serta satu pelajar SMK yang kini tinggal di Girpasang.

Cita-Cita Bocah Pembuat Robot Upacara di Klaten: Kreator hingga Profesor



Salah satu warga Girpasang, Giyanto, mengatakan mengatakan sejak akhir 2015 listrik PLN mulai masuk ke perkampungan di Girpasang.

Sebelumnya, sumber energi listrik warga Girpasang memanfaatkan panel surya. Sejak ada listrik PLN, rata-rata warga Girpasang sudah memiliki ponsel.

Hanya saja, kampung tersebut masih susah sinyal internet. Giyanto berharap ada dukungan untuk memperkuat sinyal internet di Girpasang. “Harapannya di kampung kami juga bisa dipasangi fasilitas Wifi,” kata Giyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya