SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Karangan, Kecamatan Karanganom menanti pembeli di lapak jualan mereka, Senin (20/7/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sri Suwanti, 55, mengeluarkan hand sanitizer dari dompetnya sembari mempraktikkan cara penggunaan saat ditanya Solopos.com soal upaya antisipasi mencegah persebaran Covid-19. Pedagang di Pasar Karangan, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah itu menunjukkan kebiasaan yang dia lakukan ketika menerima uang sejak ada pandemi Covid-19.

"Bar nampi duit diparingi niki [setelah menerima uang diberi ini]," kata Sri Suwanti sembari mengoleskan cairan hand sanitizer di tangannya, Senin (20/7/2020).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ibu-ibu asal Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom itu juga menunjukkan masker kain yang dia kenakan siang itu. Masker menjadi perlengkapan lain yang wajib dia kenakan saban hari.

"Nggih ngagem masker nggih cuci tangan," tutur Sri Suwanti.

Meski memiliki perasaan waswas dengan persebaran Covid-19, Sri Suwanti tetap berusaha santai. Pun halnya dengan kian sepinya pembeli yang berdatangan ke pasar tradisional.

"Nggih ngoten niku pun saking gusti Allah. Mangkih nak trauma terus pripun. Menawi mboten nyambut damel mangkih dingge maem napa [Seperti itu sudah dari Allah. Nanti kalau terlalu trauma bagaimana. Kalau tidak kerja yang mau untuk membeli makan apa?]," kata Sri Suwanti.

Selain Sri Swanti, Iriyanti, 30, salah satu pedagang di Pasar Jeblog, Kecamatan Karanganom, Klaten juga berupaya mencegah persebaran Covid-19. Wanita asal Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom mulai terbiasa melakukan aktivitas menyesuaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Sering cuci tangan, mengenakan masker, hingga menjaga jarak menjadi rutinitasnya. Begitu pula halnya dengan perlengkapan lain untuk mencegah persebaran Covid-19.

Pedagang buah itu kerap mencuci tangan menggunakan hand sanitizer yang dia taruh pada lapak jualannya. Hal itu seperti seusai menerima uang dari pembeli.

"Setiap hari juga menjaga jarak dengan pedagang lainnya serta pembeli. Kalau sekarang berjualan tetap duduk di balik barang dagangan," kata Iriyanti.

Tetap Khawatir

Meski serangkaian protokol kesehatan sudah dijalankan, ibu satu anak itu tetap waswas dengan persebaran Covid-19. Apalagi, sudah ada pasar tradisional yakni Pasar Cokro Kembang Klaten yang berjarak sekitar 2,9 km dari Pasar Jeblog tutup sementara lantaran ada satu pedagang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Khawatir juga kalau tertular," ungkap dia.

Iriyanti mengatakan pandemi Covid-19 berdampak luas. Tak hanya mengubah kebiasaan para pedagang dan membuat waswas, aktivitas jual-beli hingga kini masih lesu. Pembeli yang berdatangan ke pasar saban hari kian menyusut.

"Sejak puasa itu semakin sepi. Semakin ke sini tambah parah. Saya biasanya setiap hari kulakan [karena barang dagangan habis], sekarang paling dua atau tiga hari baru kulakan," jelas Iriyanti.

Petugas penarikan retribusi Pasar Karangan, Kardi, mengatakan upaya pencegahan Covid-19 sudah dilakukan petugas pasar. Imbauan saban hari disampaikan ke pedagang serta pembeli yang berdatangan. Terutama untuk rutin mencuci tangan serta terus mengenakan masker.

"Kalau pedagang itu relatif sudah mematuhi. Yang cukup sulit itu di pembeli. Harapan saya itu pedagang dan pembeli sama-sama saling menyadari untuk saling menjaga supaya aman semua. Aktivitas pasar juga bisa berjalan seperti biasa," kata Kardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya