SOLOPOS.COM - Kondisi tanggul Sungai Gamping yang jebol di Burikan, Cawas, Klaten, Kamis (7/1/2020). Sedianya, perbaikan tanggul menggunakan beronjong dan sandbag. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Ketua RW 01 Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Widodo, 65, mengaku nyaris terseret arus deras Sungai Gamping saat tanggul di aliran sungai tersebut jebol, Rabu (6/1/2021) sore. Gara-garanya, Widodo ikut membersihkan sampah dan rumpun bambu di sungai tersebut swaktu debit air sungai sedang besar-besarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, kawasan Burikan, Kecamatan Cawas mulai dilanda hujan deras, Rabu (6/1/2021) pukul 13.30 WIB. Hujan deras itu mengakibatkan debit air di Sungai Gamping meningkat drastis.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ganjar Belum Izinkan Sekolah di Jateng Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Ekspedisi Mudik 2024

Derasnya aliran air sungai selama dua jam mampu menjebol tanggul di dua lokasi. Kali pertama, tanggul yang jebol di sebelah selatan jembatan di Burikan. Tanggul yang jebol sepanjang 30 meter-35 meter. Tak berselang lama, giliran tanggul yang berlokasi di utara jembatan di Burikan. Kali ini, tanggul yang jebol sepanjang 20 meter-35 meter.

Sebelum air Sungai Gamping Klaten meluap hingga mengakibatkan 40 hektare tanaman padi terendam air, Widodo sempat mengecek kondisi tanggul. Pantauan Widodo, kondisi tanggul memang banyak yang bolong karena digogosi tikus sebelum hujan deras berlangsung. Di samping itu, tanggul terbuat dari tanah gembur.

“Begitu aliran sungai cukup deras dan meluap hingga ke areal pertanian, saya ikut membersihkan sampah yang menyangkut di fondasi jembatan. Saya meminggirkan sampah dari rumpun bambu. Saking derasnya aliran, saya nyaris terseret aliran dan kecemplung ke sungai. Waktu itu, saya menggunakan alat gantol yang terbuat dari besi [gantol yang digunakan meminggirkan rumpun bambu ikut terbawa arus]. Daripada saya terseret aliran sungai, saya lepaskan gantol itu. Jadi, saya selamat. Sedangkan gantol saya ikut terseret aliran sungai,” kata Widodo, saat ditemui wartawan di Burikan, Cawas, Klaten, Kamis (7/1/2021).

Harapan

Widodo berharap tanggul yang jebol di Burikan segera diperbaiki. Berbekal perbaikan itu, diharapkan aliran sungai tak kembali meluap ke lahan pertanian warga di waktu mendatang. “Harapannya ke depan bisa dibikin talut secara permanen. Itu lebih kuat,” katanya.

Salah seorang petani lainnya di Burikan, yakni Wahyuni, 50, mengatakan jebolnya tanggul di daerahnya membikin sejumlah petani waswas. Tanaman padi seluas 40 hektare yang terendam luapan air sungai rata-rata sudah berusia 50 hari.

Doa Ini Bisa Kamu Baca Saat Susah Tidur, Sesuai Anjuran Rasullulah

“Kalau hanya sehari terendam, tanaman padi saya masih bisa hidup. Tapi, kalau sudah terendam berhari-hari, kemungkinan gagal panen itu ada. Makanya, saya berharap tanggul yang jebol itu segera diperbaiki,” katanya.

Seorang petani di Burikan lainnya, Winoto, 64, mengatakan serangan tikus mulai mengganas di areal pertanian di daerahnya mulai menjelang akhir tahun 2020. “Di musim tanam sekarang ini, tikusnya memang luar biasa. Padahal sudah dibedili dan diracun. Tapi masih ada. Di waktu sebelumnya, tikus di sini relatif jarang [dalam kondisi normal, tanaman padi seluas 2.000 meter persegi biasanya bisa menghasilkan uang Rp4 juta],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya