SOLOPOS.COM - Ketua Paguyuban Komunitas Terminal Pilangsari, Sragen, Suparno. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Agen penjualan tiket bus di Terminal Bus Pilangsari, Sragen kerap menjumpai penumpang nyeleneh. Ada yang ingin kabur dari masalah keluarga. Ada juga ingin naik bus tapi tidak punya uang.

Ketua Paguyuban Komunitas Terminal Pilangsari, Suparno, mengatakan paguyubannya kerap menolong penumpang yang nyeleneh tersebut. Para penumpang memiliki latar belakang ekonomi yang beragam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada penumpang yang punya masalah lalu pergi ke sini [beli tiket bus ke luar kota]. Dari gelagatnya kami tanya lalu kami selesaikan di sini,” kata dia saat ditemui, Sabtu (30/4/2022).

Suparno mengatakan saban hari bertemu banyak orang baru sehingga paham mengenai gerak-gerik penumpang yang hendak kabur atau pergi jauh karena punya masalah tersebut. Di antara gelagat itu, yakni terlihat tidak tenang.

“Kadang ada yang kembali enggak jadi berangkat. Tapi ada juga yang nekat berangkat,” ujarnya.

Baca Juga: Mobil L-300 Jatuh ke Tebing 3 Meter di Sragen, Pengemudi Luka Serius

Selain itu, lanjut dia, ada beberapa penumpang yang memesan tiket namun ketika tiket sudah dipesan si calon penumpang tidak memiliki uang membayar tiket. Penumpang tersebut kehabisan uang dan ingin melakukan perjalanan ke perantauan di tempat kerjanya.

“Kalau betul-betul enggak punya uang, kami upayakan patungan atau memakai kas paguyuban. Sering seperti itu, kalau enggak punya uang misi kami sosial, menolong sesama. Kadang sampai menangis memohon sampai tujuan duduknya di tempat manapun,” jelasnya.

Dia mengatakan perjalanan yang jauh dari Sragen ke Jabodetabek membuat agen tidak akan tega kepada calon penumpang tersebut. Mereka yang meminta tumpangan tersebut biasanya orang tua dan ibu-ibu.

Baca Juga: Unik! Hajatan di Sragen Hiburannya Tinju Lur

Selain itu, Suparno pernah menolong seorang penumpang yang tidak memiliki uang dengan membelikan tiket serta memberikan uang saku Rp100.000. Namun sepekan berikutnya penumpang itu datang lagi untuk meminta bantuan.

“Dari situ mulai curiga apa mungkin pekerjaannya memang begitu. Apa benar enggak punya uang,” paparnya.

Menurut Suparno, para penumpang nyeleneh kerap ditemui di luar arus mudik atau arus balik. Kebanyakan yang mudik telah menyiapkan uang pulang kampung sebelumnya dan mampu membeli tiket bus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya