SOLOPOS.COM - Lingkungan Kantor Kepala Desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar Sabtu (1/8/2020). (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR – Tuban merupakan salah satu nama desa di Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat dan digali pemdes, asal mula penamaan Desa Tuban tak lepas dari unsur ghaib yang dulu diyakini masyarakat.

Kepala Desa Tuban, Aris Santoso, bercerita jika dia sudah menggali cerita asal mula Desa Tuban dari salah satu orang yang dituakan di desa tersebut Alm. KH Mashudi. Menurut cerita awalnya dulu wilayah itu ditinggali kali pertama oleh Mbah Drani di era Majapahit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat itu menurutnya Desa Tuban masih berbentuk hutan lantaran bersebelahan langsung dengan Desa Krendowahono yang kala itu juga dikenal sebagai Alas Krendowahono.

Pilkada Solo: Niat Maju Jadi Cawali, Putri Woelan Pepet PKS

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasarkan cerita tersebut, di Desa Tuban terdapat Kedung Trini yang dihuni oleh sosok gaib bernama Nyi Trini. Di sebelah kedung tersebut ada tempat yang juga dihuni sosok ghaib juga bernama Nyai Sauban. Keduanya diyakini merupakan sosok ghaib yang menunggu Desa Tuban hingga saat ini.

“Kemudian Mbah Drani itu kan memiliki anak banyak dan jadilah suatu pemukiman. Nama desa ini juga diambil dari gabungan kedua nama sosok yang diyakini menunggu dua tempat tersebut. Tuban itu berarti berasal dari Nyi Trini dan Nyai Sauban,” cerita Aris ketika berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (1/8/2020).

Walah! Pesepeda di Wonogiri Sering Terobos Lampu Merah, Yakin Tak Kena Tilang

Ritual

Diceritakan juga lokasi dua sosok tersebut dianggap keramat oleh beberapa orang. Beberapa ritual sebelum era modern saat ini kerap dilakukan apalagi ketika ada yang akan menggelar hajatan pernikahan.

“Kalau saat ini sudah memudar untuk itu [ritual]. Tapi dulu itu kerap ada warga yang memasang sesajen kalau akan ada hajatan pernikahan. Ya di lokasi yang diyakini ditunggu oleh Nyi Trini dan Nyai Sauban itu. Ada yang dilarung dan hanya ditempatkan saja,” beber dia.

Bikin Geleng-Geleng Kepala, Ini Perilaku Pesepeda di Wonogiri yang Bikin Waswas

Pemerintah Desa Tuban berencana menggali sejarah dari asal-usul desa tersebut untuk mengembangkan potensi desa. Hal ini akan diwujudkan dalam bentuk sejarah agar tidak hilang dimakan zaman.

Desa Tuban sendiri berbatasan langsung dengan Kalijambe, Sragen di utara, Desa Krendowahono di timur, Bulurejo di selatan dan Boyolali di barat. Berdasarkan data dari karanganyarkab.go.id, dari data tahun 2016 Desa Tuban memiliki luas wilayah 277,73 hektare, memiliki enam dusun,dan jumlah penduduk sebanyak 7.425 jiwa.

Tinggal di Rumah Baru, Mbah Minto Klaten Tetap Masak Pakai Anglo Jadul



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

10 Berita Terpopuler : Sragen Terapkan 3 Model Seragam Sekolah-Banjir Dubai

10 Berita Terpopuler : Sragen Terapkan 3 Model Seragam Sekolah-Banjir Dubai
author
Rohmah Ermawati Jumat, 19 April 2024 - 09:51 WIB
share
SOLOPOS.COM - Contoh model seragam nasional SD. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN—Ulasan tentang peneraoan 3 model seragam sekolah di Sragen sesuai Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) No. 50/2022 menjadi berita terpopuler laman Solopos.com, Jumat (19/4/2024) pagi.

Berita terpopuler tersebut mengungkap Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Sukisno, kepada Solopos.com, Kamis (18/4/2024), mengungkapkan seragam sekolah nasional untuk jenjang sekolah dasar (SD) atau sederajat, sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat, dan sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat tetap sama warnanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengatakan dalam Permedikbudristek itu justru lebih lengkap dengan memberi pilihan tiga model, yakni pakaian bawahan standar, bawahan panjang, dan model berhijab. Semua model itu, kata dia, sudah diterapkan di sekolah-sekolah di Kabupaten Sragen.

Sukisno mengatakan dulu pernah ada pakaian seragam panjang dianggap melanggar aturan kemudian disikapi Disdikbud Sragen dibolehkan bagi yang sudah baligh. Dia melanjutkan sekarang dengan adanya Permendikbudristek justru mengatur pakaian panjang itu menjadi model pilihan.

Koran Solopos

“Kemudian seragam pramuka juga diatur. Jadi pramuka itu masih ada tidak dihilangkan. Kalau dalam kurikulum, kepramukaan itu sekarang menjadi pilihan tetapi kalau terkait seragam pramuka tetap diatur. Jadi Permendikbudristek itu hanya menegaskan pakaian seragam sekolah yang sudah ada dan adanya pakaian adat di sekolah,” jelasnya.

Sukisno menerangkan penerapan pakaian adat bagi pelajar di Sragen itu dilakukan pada momentum tertentu, misalnya pada Hari Kartini, Hari Jadi Sragen, Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Hari Sumpah Pemuda, dan hari khusus lainnya. Dia mengatakan kalau pakaian adat dikenakan setiap pekan sekali justru akan merepotkan siswa.

Selain aturan tiga model seragam sekolah di Sragen, kabar lain tentang Klaten Town Square segera diresmikan, pesan Sumartono Hadinoto, Bandara Sam Ratulangi ditutup sementara akibat terdampak erupsi Gunung Ruang, hingga banjir di Dubai Uni Emirat Arab  juga masuk daftar berita terpopuler pagi ini.

Emagazine Solopos

Berikut 10 berita terpopuler Solopos.com 24 jam terakhir hingga Jumat (19/4/2024) pagi:

Pemkab Sragen Terapkan Aturan 3 Model Seragam Sekolah serta Pakaian Adat

Bakal Dilengkapi Bioskop XXI, Klaten Town Square Diresmikan Juli 2024

Interaktif Solopos

Sosok Pemimpin Solo 2024, Sumartono Hadinoto Beri Pesan Mendalam

Bowo PDIP Sragen Masih Tunggu Restu Ortu untuk Daftar Calon Bupati

Caleg PDIP yang Dirugikan dengan Sistem KomandanTe Kini Bisa Bernapas Lega



Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara Imbas Erupsi Gunung Ruang

Dugaan Penyebab Banjir Dubai, Curah Hujan UEA Terbesar di 75 Tahun Terakhir

Tabrakan Motor Vs Truk Tangki BBM di Pracimantoro Wonogiri, 1 Orang Meninggal

Dukung Program 1 Juta Rumah Pemprov, Blesscon Bangun Rumah Warga di Sukoharjo

Kejam! Serlina Dirampok Lalu Dibunuh: Sepeda Motor, HP dan THR Rp5 Juta Raib

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

KBMKB Sasar Pasung Klaten, Dana Rp560 Juta untuk Betonisasi dan Penyuluhan

KBMKB Sasar Pasung Klaten, Dana Rp560 Juta untuk Betonisasi dan Penyuluhan
author
Rohmah Ermawati Jumat, 19 April 2024 - 09:38 WIB
share
SOLOPOS.COM - Rapat koordinasi persiapan KBMKB di Desa Pasung, Kecamatan Wedi digelar di Dispermasdes Klaten, Kamis (18/4/2024). (Istimewa/Kodim Klaten)

Solopos.com, KLATEN–Kegiatan Karya Bakti Mandiri Klaten Bersinar (KBMKB) ke-22 bakal digelar selama sebulan di Desa Pasung, Kecamatan Wedi, Klaten, dengan pembukaan pada 23 April 2024 hingga penutupan 22 Mei 2024. Total anggaran untuk menyasar kegiatan fisik dan nonfisik program itu diperkirakan mencapai Rp500 juta.

Hal itu terungkap dalam rapat pleno persiapan pelaksanaan KBMKB Desa Pasung di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermardes) Klaten, Kamis (18/04/2024).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kegiatan dihadiri Kepala Dispermasdes Klaten, Wahyuni Sri Rahayu, Pasiter Kodim 0723/Klaten, Kapten Cba Budiyono, perwakilan dari Polres Klaten, AKP Sugiharto, Camat Wedi, Widaya, Camat Wedi, Danramil Wedi, Kapten Cpl Tri Joko, Kapolsek Wedi, AKP Aleg Ipanudin, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas  Desa Pasung.

Koran Solopos

Pasiter Kodim 0723/Klaten, Kapten Cba Budiyono, menjelaskan rapat pleno terselenggara guna menyampaikan saran dan masukan guna memperlancar pelaksanan KBMKB di Desa Pasung.

“Tujuan KBMKB untuk mempercepat pembangunan, menunjang dalam bidang pertanian, transportasi dan Kemanunggalan TNI Bersama Rakyat,” kata Pasiter berdasarkan keterangan tertulis dari Kodim Klaten.

Kepala Dispermasdes Klaten, Wahyuni Sri Rahayu, mengatakan anggaran pelaksanaan KBMKB menggunakan dana APBD dari Pemkab Klaten dengan tujuan utama menyejahterakan masyarakat.

Emagazine Solopos

“Sasaran fisik berupa betonisasi jalan sepanjang 750 meter, lebar 4 meter, dan tebal 12 sentimeter. Pembuatan  talut sepanjang  410 meter, lebar bagian atas 30 sentimeter dan tinggi 0,9 meter. Sedangkan sasaran nonfisik berupa penyuluhan wawasan kebangsaan, penyuluhan bahaya kenakalan remaja, penyuluhan antihoaks dan  penyuluhan administrasi kependudukan. Total anggaran Rp560 juta,” ungkap Rahayu.

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Calon Haji Sragen Tertua Berumur 90 Tahun, Termuda 18 Tahun

Calon Haji Sragen Tertua Berumur 90 Tahun, Termuda 18 Tahun
author
Tri Rahayu , 
Rohmah Ermawati Jumat, 19 April 2024 - 09:13 WIB
share
SOLOPOS.COM - Kepala Kanwil Kemenag Jateng Mustain Ahmad memberi pengarahan saat bimbingan manasik haji di Sragen, Rabu (17/4/2024). (Istimewa/Kantor Kemenag Sragen)

Solopos.com, SRAGEN—Warga Sendangapak, Desa Newung, Kecamatan Sukodono, Sragen, Yoto Suwarno, menjadi calon haji tertua di Kabupaten Sragen dengan umur 90 tahun untuk keberangkatan ke Tanah Suci tahun 2024.

Sedangkan calon haji termuda ada dua orang yang masih berumur 18 tahun, yakni dari Sragendok, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, dan Dukuh Grumbul, Desa Pengkol, Kecamatan Tanon.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Data itu diungkapkan Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sragen, Ahmad Ulin Nur Hafsun, kepada Solopos.com, Jumat (19/4/2024).

Ulin, sapaannya, menerangkan jumlah calon haji di Sragen sebanyak 744 orang plus petugas haji daerah sebanyak tujuh orang sehingga totalnya ada 751 orang. Dia mengatakan dari 744 orang calon haji itu, yang paling tua berumur 90 tahun dan yang paling muda 18 tahun.

Koran Solopos

Calon haji yang termuda, kata dia, ada dua orang, yaitu Yasmita Nabila Wijaya dari Sragendok, Sragen Wetan; dan Fara Adelia Nastya dari Pengkol, Tanon.

“Dari 744 orang calon haji itu jumlah calon haji perempuan lebih banyak dari yang laki-laki. Nah, data 740 orang di antaranya sudah masuk ke Dinkes [Dinas Kesehatan] untuk pelaksanaan pemeriksaan kesehatan pada pekan depan. Data yang diterima Dinkes per 16 April 2024 lalu. Kemudian ada tambahan empat orang segera kami kirimkan ke Dinkes agar bisa ikut vaksinasi meningitis,” jelas Ulin.

Dia menjelaskan tambahan empat orang calon haji itu berasal dari mutasi masuk dari luar provinsi Jawa Tengah. Dia mengatakan untuk meningkatkan kesehatan Jemaah calon haji, Kantor Kemenag sudah melakukan upaya, salah satunya Senam Haji Indonesia yang akan dirilis Menteri Agama pada akhir April ini.

Emagazine Solopos

Ulin juga sudah mengenalkan gerakan Senam Haji Indonesia kepada para peserta manasik haji Kabupaten Sragen di Gedung IPHI Sragen, Kamis (18/4/2024) lalu. Senam Haji Indonesia itu, kata dia, diikuti 751 orang calon haji.

“Senam Haji Indonesia itu cocok untuk semua umur, bahkan bisa dilakukan sambil duduk. Senam ini salah satu upaya menjaga kesehatan Jemaah calon haji. Gerakannya mudah. Baik gerakan dan ritmenya secara medis memiliki low impact. Senam ini untuk mengurangi kram saat penerbangan,” ujar Ulin.

Dalam manasik haji sebelumnya di Sragen, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jateng, Mustain Ahmad, menyampaikan para calon haji belajar lebih lama dan lebih siap dengan antrean yang cukup lama.

Interaktif Solopos

Dia mengatakan calon haji yang berangkat haji pada 2024 ini rata-rata sudah antre selama 12 tahun, sedangkan lama antrean di Jawa Tengah saat ini selama 35 tahun. Dia menyebut Jemaah calon haji Sragen yang berangkat sebanyak 751 orang sedangkan di Jateng ada sebanyak 32.059 oang dan 50% lebih di antaranya perempuan.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories