SOLOPOS.COM - Nining Ariyani, 40, warga Dukuh Kebonagung RT 002/RW 001, Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Klaten. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Bergabung dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Matahari dinilai menjadi era kebangkitan ekonomi bagi keluarga seorang Nining Ariyani, 40, warga Dukuh Kebonagung RT 002/RW 001, Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Klaten. Keputusan Nining Ariyani bergabung dengan KWT Matahari Desa Jarum yang berdiri sejak 19 November 2018 berbuahkan hasil positif.

Nining Ariyani mengakui upah yang diperoleh berkat menjadi tim marketing di KWT Matahari Desa Jarum belum dapat disejajarkan dengan upah minimum kabupaten (UMK) di Klaten. Namun, hasil keringatnya akibat aktif memasarkan produk serbuk jamu instan dianggap telah ngrejekeni dirinya dan keluarganya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Nining Ariyani merasa lebih nyaman dan lebih enjoy menjalani hidup dengan mengandalkan pendapatan utama dari KWT Matahari Desa Jarum. Nining Ariyani menjadi sosok ibu tangguh di masa kini.

Baca Juga: Jadi Percontohan, KWT Trangsan Sukoharjo Berdayakan Ibu-Ibu Berkebun

Seorang ibu di era sekarang dituntut selalu melek dalam segala hal. Seorang ibu dituntut belajar dalam meng-upgrade kemampuan atau pun kapasitas diri di tengah gencarnya perkembangan teknologi.

Caranya dengan menjadikan setiap orang lain sebagai seorang guru dan segala hal yang ada di sekitarnya sebagai bahan pelajaran. Dengan strategi itu, Nining Ariyani dapat menjalani sosok seorang ibu yang tahan banting.

Sebelum kembali ke kampung halaman bersama suaminya, Nining Ariyani sempat mengadu nasib dengan merantau di Solo. Di Kota Bengawan, Nining Ariyani membuka usaha laundry dan air isi ulang.

Baca Juga: Kesempatan Bagi UMKM, Pandemi Jadi Peluang Penguatan Produk Lokal

Memasuki tahun 2017, Nining Ariyani harus pulang ke kampung halaman bersama suaminya, Suhodo, 43, di Dukuh Kebonagung RT 002/RW 001, Desa Jarum, Kecamatan Bayat. Nining Ariyani mengalihkan usaha laundry-nya di Desa Jarum.

Suhodo yang menjadi pemimpin keluarga bekerja sebagai tukang serabutan dengan pendapatan yang tak menentu. Di sisi lain, Nining Ariyani dan Suhodo memiliki dua anak.

Anak pertama yang bernama Deko, 16, masih duduk di bangku SMK. Sedangkan anak kedua yang biasa dipanggil Dima, 7, masih duduk di bangku TK.

Baca Juga: Wadahi 200 Penyandang Disabilitas Sragen, Yayasan Jaya Abadi Dibentuk

Dima merupakan seorang anak penyandang disabilitas karena menderita down syndrome skala ringan. Lantaran tinggal di perdesaan, Nining Ariyani juga harus bersosialisasi dan mengutamakan semangat gotong royong.

Alhasil, Nining Ariyani berniat bergabung dengan komunitas yang ada di Desa Jarum untuk melampiaskan hasrat hidup berorganisasi dan bertetangga yang baik. Secara kebetulan, emak-emak di Dukuh Kebonagung, Desa Jarum sedang mencari calon anggota KWT.

Gayung pun bersambut. Nining Ariyani dengan senang hati masuk sebagai anggota KWT yang belakangan diberi nama KWT Matahari. Meski berdiri sejak 19 November 2018, surat keputusan (SK) kepengurusan KWT Matahari beranggotakan 24 orang baru dikeluarkan pihak desa pada 2019. KWT Matahari Desa Jarum dipimpin Sri Mulyani.

Baca Juga: Kemenkes Dorong Penggunaan Jamu yang Aman, Higienis, dan Bemanfaat

Begitu masuk KWT Matahari, Nining Ariyani memperoleh banyak pengalaman baru. Nining Ariyani diberi pelatihan tentang cara memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam aneka sayuran.

“Di KWT Matahari, saya bisa bersosialisasi dengan anggota dan warga lainnya di sini. Di awal pertemuan itu, saat pulang pertemuan pasti bawa tanaman sayur-mayur dan polybag. Saya sangat senang ikut di KWT Matahari,” kata Nining Ariyani saat ditemui Solopos.com, di rumahnya, Senin (20/12/2021).

Dalam perkembangannya, KWT Matahari merambah empon-empon dengan membikin serbuk jamu instan. Di akhir 2019, produk tersebut secara mengejutkan terpilih sebagai Juara I dalam Festival Jamu dan Kuliner tingkat Jateng di Cilacap.

Baca Juga: Wah! Peneliti Jamu dari UNESCO Kunjungi Sentra Jamu Nguter Sukoharjo

Waktu itu, produk serbuk jamu asal Jarum ini mengalahkan produk unggulan dari berbagai daerah lain di Jateng. Prestasi tersebut memompa semangat anggota KWT Matahari Desa Jarum untuk meningkatkan produksinya.

Di awal pandemi Covid-19, serbuk jamu instan milik KWT Matahari Desa Jarum kebanjiran pesanan. Pemasaran serbuk terus digencarkan, baik secara offline atau pun online.

Tak hanya pencinta jamu di Tanah Air, serbuk jamu instan KWT Matahari pernah dipasarkan hingga Korea Selatan (Korsel) dan Hong Kong. Jamu diyakini warga dapat meningkatkan imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Produk Jamu Langsung Minum Laris, D’Jamoe Madiun Kembangkan Jamu Bubuk

Setiap bulannya, produksi serbuk jamu instan mencapai hingga 75 kilogram. Kesuksesan KWT Matahari dalam memproduksi dan memasarkan serbuk jamu instan membikin Nining Ariyani very happy. Nining Ariyani seolah semakin siap menjadi penopang utama ekonomi keluarga.

Nining Ariyani yang pernah dibuat susah pada awal masa pandemi Covid-19 secara bertahap dapat hidup nyaman berkat KWT Matahari. Begitu memiliki kesibukan yang menghasilkan di KWT Matahari, Nining Ariyani merasa lebih enteng dalam menjalani hidup.

Nining Ariyani tak lagi merisaukan suami yang bekerja sebagai tukang serabutan dengan pendapatan tak menentu. Nining Ariyani juga masih mampu menghidupi dan membiayai anak pertama yang masih sekolah.

Baca Juga: Ini Daftar 20 Produk UMKM Klaten yang Sukses Tembus Toko Modern

Begitu pula terhadap anak kedua yang harus terus memperoleh perhatian khusus. Nining Ariyani merasa telah memperoleh ketenteraman diri saat menyerahkan segalanya di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Nining Ariyani juga merasa sangat bersyukur karena dapat hidup berdampingan dengan tetangga yang ramah terhadap penyandang disabilitas seperti anak keduanya. Di desanya, Nining Ariyani memperoleh pekerjaan yang bisa disambi untuk mengurus keluarganya.

Bekerja sebagai tim marketing di KWT Matahari, Nining Ariyani masih dapat memiliki waktu longgar guna mengurus anak nomor duanya. “Hidup harus dijalani meski dalam kondisi menangis. Yang terpenting, KWT Matahari ini telah ngrejekeni bagi saya. Lingkungan di sini juga guyub rukun,” katanya.

Baca Juga: Hebat! 20 Makanan dan Minuman Olahan Produksi UMKM Klaten Tembus Toko Modern

Nining Ariyani pun merasa dapat menjadi seorang pribadi yang sabar. Ilmu kesabaran tingkat dewa itu justru diperoleh saat Nining Ariyani telah berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.



“Tuhan Yang Maha Esa sudah mengatur semuanya. Saya benar-benar percaya bahwa rezeki tak akan tertukar meski di tengah pandemi Covid-19. Yang penting harus terus berusaha,” katanya.

Nining Ariyani mengatakan serbuk jamu instan racikan KWT Matahari telah memberikan asa bagi dirinya dan anggota keluarganya. Dalam mengembangkan produk serbuk jamu instan itu dibutuhkan kerja keras, semangat pantang menyerah, berwawasan luas, dan harus berani terus belajar.

Baca Juga: Taman Nyi Ageng Rakit, Daya Tarik Baru Rawa Jombor Klaten

“Menjadi seorang ibu itu harus melek. Belajar dengan siapa saja. Saat di rumah, saya justru banyak belajar dari anak saya yang berkebutuhan khusus. Jika saya menginginkan anak saya hebat, saya yang selaku ibu harus hebat. Kalau saya menginginkan anak saya percaya diri, saya harus percaya diri. Makanya, saya tidak pernah sembunyikan anak saya di rumah. Saya harus sabar dan mandiri karena anak saya yang kedua merupakan tipe orang peniru,” katanya.

Kebijakan stay at home di awal pandemi Covid-19 sempat membikin pusing seorang Nining Ariyani. Di tengah keinginan anak nomor duanya harus bersosialisasi si luar rumah, tiba-tiba aktivitas warga dibatasi.

“Saya harus mengawasi dan membimbing anak saya. Makanya, saya harus mencari pekerjaan yang saya sendiri tidak terikat waktu. Bekerjanya juga bisa di rumah. Jawabannya itu adalah saya bergabung dengan KWT Matahari. Saya pribadi tak pernah membayangkan KWT Matahari akan sebesar ini,” katanya.

Baca Juga: Alun-Alun, Lapangan dan Taman di Klaten Ditutup Jelang Pergantian Tahun

Wakil Ketua KWT Matahari Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Etik Muntana H., mengatakan Nining Ariyani memiliki kemampuan yang bagus dalam berkomunikasi. Nining Ariyani juga memiliki koneksi yang kuat dengan beberapa pejabat hingga tingkat Jateng.

“Makanya kami memilih Nining Ariyani sebagai tim marketing. Kami yakin, KWT Matahari akan terus berkembang ke depannya,” katanya.







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya