SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Mohamad Hikmat langsung menempatkan badannya ke skateboard begitu namanya dipanggil. Ia langsung mengayunkan tanggannya agar skateboard yang ditumpangi segera meluncur ke arah panggung yang ada di halaman  Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Kota Semarang, Jumat (29/3/2019) siang.

Meski tak memiliki kaki, Hikmat terlihat percaya diri meluncur ke arah panggung. Penyandang disabilitas itu datang ke panggung guna menerima surat keputusan (SK) pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dari Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

SK pengangkatan itu pun diterima pria kelahiran Sukabumi, 16 Mei 1993 itu dengan penuh suka cita. Ia bahkan sempat menitikan airmata karena rasa haru.

Hikmat memang pantas merasa terharu setelah dipastikan diterima sebagai CPNS di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Ia pun akan bertugas sebagai salah satu pengajar di sekolah luar biasa (SLB) di Kabupaten Batang.

Sebagai penyandang tunadaksa, warga Kampung Cicau RT 003/RW 005, Desa Selawi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), itu semula tak menyangka bisa lolos dalam tes penerimaan CPNS yang digelar akhir 2018 lalu.

Apalagi, perjuangan menjadi CPNS tidak dilalui Hikmat dengan mudah. Putra pasangan Rahmat Ali, 64, dan Umaisi, 61, itu harus melalui sederet rintangan hingga membuatnya sempat pesimistis.

“Awalnya saya tidak banyak berharap. Untuk berjalan saja, saya dibantu skateboard. Saya hanya pengin tahu saja, bagaimana perjalanan menjadi CPNS, biar mendapat pengalaman,” ujar Hikmat saat dijumpai wartawan di sela acara pemberian SK pengangkatan CPNS Pemprov Jateng.

Alumnus Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Biasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung itu memiliki pengalaman yang tak terlupakan saat menjalani tes CPNS di Stadion Wujil, Ungaran, Oktober lalu.

Saat itu, setelah selesai ujian ia harus segera ke Stasiun Tawang agar tidak tertinggal kereta untuk pulang ke Jakarta. Namun, keterbatasan dalam berjalan membuatnya terlambat datang ke stasiun. Alhasil, ia pun tertinggal kereta hingga memutuskan tidur di Stasiun Tawang.

Hikmat menambahkan sejak lama dirinya memang bercita-cita menjadi guru sekolah luar biasa (SLB). Ia bahkan sempat menjadi tenaga pengajar SLB di Cimahi.

Namun, pekerjaan itu ditinggalkan Hikmat dan beralih profesi sopir taksi online dengan mobil yang sudah dimodifikasi.

“Tentu saya berharap, nanti bisa bekerja, menjaga integritas, nama baik, tidak korupsi, jujur, agar mendapat keberkahan. Selain itu, bisa memotivasi orang lain, untuk tergerak lebih maju,” katanya.

Hikmat merupakan satu dari 12 penyandang disabilitas yang diterima sebagai CPNS Pemprov Jateng. Total ada 1.841 CPNS yang tahun ini diterima Pemprov Jateng setelah melalui serangkain tes yang digelar pada akhir 2018.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyatakan Pemprov Jateng selalu melibatkan kaum difabel dalam proses pembangunan. Selain memberi kesempatan bekerja di jajaran pemerintahan, pihaknya juga kerap melibatkan kaum difabel dalam acara-acara seperti, Musrenbangwil.

“Bantuan pelatihan maupun sarana dan prasarana juga kami berikan,” ujar Ganjar.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya