SOLOPOS.COM - ilustrasi (bp.blogspot.com)

Kisah misteri pesugihan babi ngepet masih dipercaya masyarakat.

Solopos.com, SOLO – Ratusan warga Kelurahan Mojosongo, Jebres, dan sekitarnya digegerkan oleh penangkapan seekor babi yang diyakini warga sebagai babi jadi-jadian atau babi “ngepet”, Minggu (30/4/2016).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kisah menghebohkan ini kini telah menemui titik terang. Lurah Mojosongo, Agus Triyono, Senin (2/5/2016) menjelaskan kronologi hilangnya seekor babi tersebut bermula ketika Sigit mengirim 60 ekor babi ke Jakarta dengan truk, Minggu (1/5/2016) malam.

Diduga karena terjadi guncangan di perjalanan, ada seekor babi yang terlepas dari kurungan. Seekor babi itulah yang kemudian berkeliaran di rumah-rumah warga Perumahan Sibela Mojosongo.

Meski telah terungkap, kisah ini rupanya memperlihatkan fenomena menarik. Masyarakat era sekarang rupanya masih lekat dengan kepercayaan kisah-kisah mistis.

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, babi ngepet adalah makhluk gaib jelmaan manusia. Seperti dipaparkan Suwardi Endraswara dalam bukunya Dunia Hantu Orang Jawa memang akrab dengan pelbagai jenis hantu, babi ngepet hanyalah salah satunya. Guru Besar Pendidikan Bahasa Jawa pada Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggolongkan babi ngepet sebagai hantu binatang berbahaya, bersama bulus putih, kutuk lamur, dan sejenisnya.

Pemeliharaan hantu berwujud binatang itu, menurut Prof. Suwardi Endraswara, dimaksudkan untuk pesugihan. Orang yang memelihara babi ngepet akan kaya tiba-tiba.

Kepercayaan Masyarakat

Asian Folklore Studies terbitan Asian Folklore Institute memaparkan tentang fenomena makhluk yang dikenal sebagai pesugihan ini. Ritual pesugihan babi ngepet ini berawal dari kepercayaan bahwa ada sejenis siluman babi yang bisa mengabulkan permintaan akan harta.

Kepercayaan ini konon berasal dari Gunung Kawi. Gunung yang terletak di Malang, Jawa Timur ini dikenal sebagai tempat untuk bertemu dengan siluman babi tersebut dan melakukan perjanjian terlebih dahulu sebelum bisa menjadi babi ngepet.

Konono, orang yang ingin membuat perjanjian harus menyerahkan tumbal, biasanya yang ditumbalkan yaitu anak yang paling disayangi. Setelah itu, si pelaku ritual harus memakan kotoran dari siluman babi tersebut agar bisa mengubah diri menjadi babi.

Kuncen tempat pesugihan memberikan sebuah kain hitam kepada si pelaku, setelah semua persyaratan pesugihan dapat terpenuhi oleh si pelaku.

Ritual pesugihan babi ngepet ini harus dilakukan oleh 2 orang, biasanya pasangan suami-istri yang sudah kehilangan akal sehatnya dan imannya, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Dalam pelaksanaan ritual tersebut, sang suami yang biasanya menjadi babi dan sang istri menjaga sebuah api lilin yang ditaruh di dalam baskom berair. Namun, konon ada wanita nekad yang menjadi babinya.

Pelaku yang menjadi babi diharuskan untuk berkeliling ke rumah penduduk untuk mengambil uang mereka secara gaib. Konon babi tersebut hanya dengan menggesek-gesekkan badannya ke tembok rumah korban,

Keselamatan si pelaku pesugihan babi ngepet terletak pada api lilin yang di jaga oleh pelaku lainnya di rumah. Ketika api lilin tersebut bergoyang-goyang, maka pertanda si babi sedang dalam kesulitan dan si penjaga diharuskan mematikan api tersebut dan si babi langsung berubah wujud menjadi manusia kembali.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya