SOLOPOS.COM - Ilustrasi kecelakaan (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Solopos.com, BANDUNG – Kisah Misteri Tanjakan Emen tiba-tiba melesat di mesin pencari google. Kata kunci ini banyak diketik pengguna google bahkan berselisih tipis dengan prediksi laga Belanda vs Australia. Apa sebenarnya yang terjadi di Tanjakan Emen?

Tanjakan Emen terletak ini Jalan Raya Ciater Lembang. Saat melewati lokasi tersebut, pengendara harus selalu waspada, karena kadang ada visualisasi yang menipu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga Bandung Utara barangkali sudah akrab dengan tanjakan Emen.Tanjakan maut yg terletak yg menanjak dari arah Subang dimulai sebelum mulut jalan ke pintu obyek wisata air panas Ciater hingga mulut jalan obyek wisata kawah gunung Tangkuban Perahu lembang Bandung.

Setiap tahun bahkan bisa terjadi beberapa kali dalam kecelakaan lalu lintas di daerah ini. Terakhir, seperti diberitakan Detik, Rabu (18/6/2014) rombongan bus pariwisata yang mengangkut siswa SMA Nurulhuda terbalik setelah hilang kendali di kawasan tersebut. Peristiwa ini bukan yang pertama terjadi.

Sejak beberapa tahun lalu, banyak insiden kecelakaan yang melibatkan bus di sana. Tak sedikit yang memakan korban jiwa.

Penuturan seorang warga Subang, Dani Hendra yang sering bolak-balik melewati tanjakan Emen, Jalan Raya Ciater Lembang, saat melewati lokasi tersebut, dia harus selalu waspada, karena kadang ada visualisasi yang menipu.

“Jadi, kalau lewat turunan situ, kalau nggak waspada, kita seperti melihat jalan itu lurus. Padahal belok, tahu-tahu sudah menabrak pohon besar di depannya,” katanya.

Menurut Dani, kecelakaan hampir setiap bulan terjadi di tanjakan Emen. Sebagian besar melibatkan bus. Peristiwa di sana didominasi oleh kecelakaan tunggal.

“Paling banyak nabrak tebing, nabrak pohon atau hilang kendali,” tambahnya.

Kapolres Subang AKBP Chiko Ardwiatto punya penjelasan logis soal pandangan aneh ini. Menurutnya, di kawasan tanjakan si Emen ini memang curam kondisi alamnya. Kemiringan di lokasi ini diperkirakan sekitar 45-50 derajat sepanjang kurang lebih 2-3 Km.

“Di situ turunan panjang, lurus tiba-tiba belokannya tajam dua kali,” ujar Chiko.

Dia pun menyarankan agar pengemudi mengambil agak ke tengah agar menghindari kecelakaan. Tapi, memang kebanyakan kecelakaan yang terjadi di kawasan ini, menurut Chiko rata-rata orang luar kota. Pengemudi tak kenal medan tanjakan si Emen.

“Saya sudah usulkan untuk dibuat jalur emergency jadi kalau ada rem blong bisa ke jalur evakuasi,” imbuhnya memberi saran ke dinas terkait.

Strategi membuat jalur emergency ini memang dilakukan guna menghindari kecelakaan fatal. Biasanya memang kendaraan yang mengalami rem blong yang terjadi di kawasan ini, setelah menghadapi jalan yang menurun.

Untuk rambu-rambu dan penerangan lalu lintas dinilai Chiko sudah cukup memadai. Apalagi juga masyarakat sudah cukup ramai di kawasan ini. Yang terpenting juga kondisi sopir dan kendaraan mesti baik. Hal itu penting dilakukan guna menghindari musibah kecelakaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya