SOLOPOS.COM - Tari mengupas biji mete di rumah berdinding gedhek yang ditinggalinya di Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (14/5/2022). Tari salah satu warga miskin di Wonogiri. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Cahaya matahari masuk melalui sela-sela dinding gedhek rumah Tari di Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (14/5/2022). Gedhek itu sudah rapuh karena termakan usia. Anyamannya kendur.

Tari mengupas biji jambu mete menggunakan alat khusus di rumah. Alat itu berbentuk seperti pemotong kertas di tempat fotokopi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tangannya sering gatal karena terkena getah biji mete. Sesekali ia usapkan tangan yang terkena getah mete menggunakan tepung untuk menghilangkan rasa gatal dan lengket.

Perempuan 46 tahun itu seorang buruh kupas biji mete. Dia hanya mampu mengupas 20 kg biji mete setiap dua hari. Setelah pekerjaannya selesai, dia baru menerima upah yang tak seberapa.

“Upah saya Rp20.000-Rp25.000 per 20 kg biji mete. Biasanya saya hanya bisa menyelesaikannya dalam dua hari. Saya tidak kuat kalau duduk terlalu lama. Paha atas saya sering sakit. Ujung atas tulang paha sebelah kanan saya sudah pernah patah,” kata Tari.

Baca Juga: Peran Tukang Ceklok di Balik Suksesnya Mete Jatisrono

Jika dihitung per hari, dia hanya memperoleh pemasukan Rp10.000. Padahal ia masih punya tanggungan anak perempuan yang masih kelas X di salah satu SMK swasta di Jatisrono.

Setiap bulan, Tari harus membayar iuran sekolah anaknya senilai Rp140.000. Sudah tiga bulan ini ia belum membayar. Begitu juga dengan uang gedung yang harus dibayarkan senilai Rp1,5 juta. Ia baru bisa membayar Rp1 juta.

“Sebentar lagi anak saya mau ujian semester, syaratnya harus bayar Rp50.000. Selain itu, SPP-nya juga harus sudah lunas. Kalau enggak, anak saya enggak boleh ikut ujian,” ucapnya

Suaminya, Paidi, sementara ini belum bekerja. Sudah sejak sebelum Ramadan Paidi tidak bekerja. Biasanya dia bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta. Karena ketiadaan biaya transportasi, hingga kini dia belum bisa berangkat ke Jakarta.

Baca Juga: Waduh! Penduduk Miskin di Wonogiri Bertambah, Ini Kata Bupati Jekek…

“Jujur saja untuk makan saja kami sangat kurang. Kadang kami terpaksa berutang untuk sekadar makan atau biaya sekolah anak,” ucap Tari dengan suara bergetar menahan tangis.

Pada 19 Mei 2022, Wonogiri genap berusia 281 tahun. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri merayakannya dengan berbagai kegiatan, dari olahraga hingga pentas musik. Bagi Tari dan Paidi, 19 Mei  2022 seperti hari-hari biasa. Mereka tetap harus bekerja agar bisa bertahan hidup di tengah kemiskinan.

Tari adalah satu dari 110.460 penduduk Wonogiri yang hidup di bawah garis kemiskinan (GK). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Wonogiri, GK pada 2021 tercatat Rp356.728/kapita/bulan. Artinya, penduduk Wonogiri yang pengeluaran bulanan di bawah angka tersebut termasuk miskin.

BPS mencatat tingkat kemiskinan di Wonogiri pada 2021 sebesar 11,55% atau naik 0,69% dari tahun sebelumnya. Angka kemiskinan pada 2020 sebesar 10,86 persen. Penduduk miskin Wonogiri naik sebesar 1,3% sejak 2019. Pada 2019 angka kemiskinan sebesar 10,25 persen. Angka itu menjadi yang terendah selama kepemimpinan Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, sejak 2016.

Baca Juga: Biar Penerima Enggak Dobel, Penyaluran Bansos Covid-19 di Wonogiri Mengacu Data Ini

Bupati Joko Sutopo mengklaim kenaikan tingkat kemiskinan bukan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri tidak konsisten menjalankan program dan kegiatan pengentasan kemiskinan. Faktor utama penyebabnya pandemi Covid-19 yang mewabah selama dua tahun terakhir.

Ketika pandemi sudah melandai, pembatasan kegiatan masyarakat sudah diperlonggar, dan keadaan mulai normal, Pemkab bakal merealisasikan program intervensi.

“Setelah keadaan sudah normal, saya akan mengintervensi. Saya meyakini aktivitas ekonomi, mobilitas masayarakat dan pertumbuhan ekonomi akan pulih. Syaratnya kembali pada kondisi normal,” kata Bupati Wonogiri yang kerap disapa Jekek saat ditemui Solopos.com di Wonogiri, Selasa (18/5/2022).

Pemkab akan mengintervensi pemulihan ekonomi pada seluruh sektor. Mulai dari sektor pariwisata, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), hingga infrastuktur pertanian.

Baca Juga: Nilai Bantuan Sosial Beda-Beda, Warga Wonogiri Jangan Ada Kecemburuan!

Langkah Konkret

Bupati berambisi menurunkan tingkat kemiskinan hingga satu digit di akhir masa jabatannya pada 2024 mendatang. Bupati sudah menyiapkan langkah konkret.

Pertama, pemkab sudah mengizinkan ruang-ruang publik kembali dibuka. Segala bentuk aktivitas ekonomi telah kembali normal, sehingga geliat ekonomi mulai tumbuh.

Kedua, akuntabilitas anggaran, yaitu merealisasikan program prioritas pemkab. Ketiga, beban-beban masyarakat pada bidang kesehatan dan pendidikan masih ditanggung pemkab.



“Itu bagian dari langkah konkret yang sudah kami lakukan. Termasuk kolaborasi dengan pemerintah desa (pemdes). Pemkab Wonogiri dengan APBD dan pemdes dengan dana desa akan dikolabrasikan untuk mengentaskan kemiskinan. Sehingga beban yang seolah-olah berat akan menjadi ringan ketika ditangani bersama,” ujar Bupati Wonogiri.

Baca Juga: 54.587 KPM Wonogiri Terima Bantuan Sembako, Kadinsos: Jangan Dijual!

Optimistis

Bupati optimistis target menurunkan tingkat kemiskinan hingga menjadi satu digit akan terealisasi pada periode kepemimpinnanya. Sebelumnya, dia pernah menurunkan tingkat kemiskinan hingga 2,15% pada 2018. Itu membuat Bupati tambah optimistis.

“Kalau tidak ada covid-19, insyaallah target [satu digit] itu bisa tercapai. Kami bicara data, bukan bicara asumsi. Masyarakat sudah klir, chemistry terbangun, dan semangat gotong royongnya juga baik. Optimisme kami bukan berdasar retorika tetapi kami dasari dengan program-program,” imbuh Bupati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya