SOLOPOS.COM - Menkop UKM Teten Masduki (Antara)

Solopos.com, SOLO -- Siapa sangka Menteri Koperasi dan UKM atau Menkop UKM Teten Masduki dulu pernah menjadi guru matematika. Begitulah jalan hidup Teten Masduki dari guru matematika, aktivis antikorupsi, dan kini menjadi menteri.

Awalnya Teten Masduki merupakan guru matematika di Tangerang. Kala itu laki-laki kelahiran Garut, Jawa Barat, 6 Mei 1963 ini berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Dunia kerja Teten saat itu tidak jauh dari pendidikannya dulu di IKIP Bandung (kini Universitas Pendidikan Indonesia).

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Menkop UKM ini mengambil Jurusan Kimia dan di kampus aktif di berbagai kegiatan diskusi. Sekitar 1985, Teten mengikuti aksi demonstrasi membela petani di Garut yang tanahnya dirampas.

Ternyata Ini Foto Asli Soeharto Naik Nmax

Ekspedisi Mudik 2024

”Teten lahir dari keluarga petani dan pemilik pabrik tepung tapioka yang berkecukupan di Limbangan, Garut, Jawa Barat. Tapi ia menjadi mahasiswa miskin di IKIP Bandung yang hidup dari uang beasiswa,” sebagaimana dikutip dari laman indonesia.go.id, beberapa waktu lalu.

Sempat menjadi guru, ternyata garis tangan Teten berkata lain. Dia pindah haluan menjadi aktivis buruh dan bergabung dalam Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Teten lantas menggerakkan perlawanan masyarakat sipil terhadap korupsi melalui Indonesia Corruption Watch (ICW). Lembaga ini pula yang ikut membongkar kasus suap yang melibatkan Jaksa Agung Andi M. Ghalib di era pemerintahan B.J. Habibie.

”Ini pertama kalinya dalam sejarah lembaga seperti ICW bisa memaksa seorang pejabat negara turun dari jabatannya. Berkat kerja kerasnya mengungkap kasus tersebut, Teten dianugerahi penghargaan Suardi Tasrif Award 1999,” sebagaimana dikutip dari Detikcom.

Bayi Sragen Digigit Kutu Kucing Disarankan Amputasi

Teten yang kemudian menjadi ikon aktivis antikorupsi mendapatkan penghargaan dari kampusnya sebagai Alumni Berprestasi IKIP Bandung 2000. Teten Masduki yang kala itu menjadi Koordinator ICW juga mendapat penghargaan Ramon Magsaysay 2005 dari Yayasan Magsaysay, Filipina.

Penghargaan itu tidak lepas dari perjuangannya dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Saat itu reputasinya mulai mendunia termasuk ketika memimpin Transparency International Indonesia (TII).

Kala itu, Teten Masduki sibuk beternak domba. Tidak sedikit yang akhirnya memberi julukan Teten sebagai Panglima Domba. Atau ada yang lebih keren dengan memanggilnya sebagai ”Panglima Legiun Domba Garut”.

Masuk ke Politik

Teten Masduki kemudian masuk ke kancah politik praktis pada 2013. Teten menjadi calon wakil gubernur berduet dengan Rieke Diah Pitaloka yang menjadi calon gubernur dalam Pilgub Jawa Barat 2013.

Duet Rieke-Teten ini diusung PDIP. Pasangan ini mendulang 5.714.997 suara atau 28,41% atau di urutan kedua dari lima pasangan yang bertarung. Rieke-Teten kalah dari pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar yang diusung PKS, PPP, Hanura, dan PBB.

Ketika pasangan Rieke-Teten berkampanye, Joko Widodo (Jokowi) yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ikut mengampanyekan mereka.

Melacak Jejak Seminar di Bogor yang Berujung 2 Pasien Positif Corona di Solo

”Sepertinya sejak pencalonan itulah Joko Widodo mengenal dengan baik Teten Masduki. Jokowi yang waktu itu Gubernur DKI, bersedia menjadi Juru kampanye pasangan Rieke-Teten. Bahkan dalam kampanyenya Jokowi menjamin pasangan ini bersih dan jujur,” sebagaimana tertulis di laman indonesia.go.id.

Pilpres 2014 kembali mempertemukan Teten dengan Jokowi. Teten menjadi salah satu orang di lingkaran dekat Jokowi yang saat itu menjadi capres.

Dalam tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla, Teten Masduki menempati posisi sebagai anggota Tim Relawan. Ia pun kemudian menjadi anggota Tim Transisi ketika itu.

Setelah Jokowi terpilih, Teten kemudian masuk ke lingkaran Istana Kepresidenan dengan menjadi staf khusus kabinet. Pada 2015, ia digeser menjadi Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan yang kala itu diangkat menjadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.

Pemerintah: Kalau Indonesia Lockdown, Kita Tak Bisa Apa-Apa

Pada 2018, posisi Teten di Kepala Staf Kepresidenan digantikan oleh Moeldoko. Teten Masduki masih berada di lingkaran Istana dengan menjadi Koordinator Staf Khusus Presiden.

Kini di Kabinet Indonesia Maju, Teten Masduki dipercaya menjadi Menkop UKM. Pekerjaan yang tidak jauh dari aktivitas sosialnya yang dekat dengan petani dan peternak domba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya