Solopos.com, SUKOHARJO – Seorang nenek-nenek pedagang jagung bakar di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, viral di media sosial. Wanita tua bernama Mbah Sumari itu memilih tempat berjualan yang anti-mainstream.
Setiap hari Mbah Sumari berjualan jagung bakar di area steril depan Markas Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo. Kondisi area tempatnya berdagang agak gelap. Dia hanya mengandalkan sinar lampu jalan yang temaram. Tempat itu juga rawan kecelakaan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sosok Mbah Sumari viral berkat foto unggahan pemilik akun Instagram @christsetyawan yang dibagikan ulang beberapa akun, salah satunya @jelajahsolo, Sabtu (30/11/2019). Pemilik akun yang merupakan guru di SMA Regina Pacis Solo menceritakan pertemuannya dengan Mbah Sumari saat mlintas di kawasan Kopasus Kandang Menjangan, Kartasura.
Menurut Christ Setyawan, Mbah Sumari berjualan setiap sore di lokasi tersebut. Mbah Sumari tidak tahu persis kapan mulai berjualan jagung bakar di sana. Dia hanya ingat telah melakukan rutinitas tersebut sejak masih muda.
Lapak jagung bakar Mbah Sumari buka setiap hari pukul 16.00-21.00 WIB. Dia selalu membawa payung ketika berjualan yang dipakai melindungi tubuhnya ketika hujan turun. Jagung bakar yang dijual seharga Rp6.000 tak selalu habis terjual. Mbah Sumari pernah pulang tanpa membawa uang sepeser pun. Namun, dia melakoni pekerjaannya dengan ikhlas.
Mbah Sumari sengaja berjualan di area steril depan Markas Kopassus Kandang Menjangan yang dekat dengan rumahnya. Dia mengaku pernah ditawari tempat berjualan di dekat kolam renang Kopasus, namun ditolak karena jarak ke rumahnya menjadi lebih jauh.
Mbah Sumari juga pernah menolak tawaran berjualan di dekat pos jaga Kopassus Kandag Menjangan. Dia pun enggan berjualan di seberang jalan depan rumah warga lantaran kurang laku. Itulah sebabnya dia memilih berjualan di tempatnya saat ini.
Mbah Sumari yang punya tujuh anak, 16 cucu, dan dua cicit mengaku tinggal bersama salah satu cucunya. Cucunya itu selalu mengantarnya berdagang setiap sore. Namun, dia memilih pulang ke rumah sendirian dengan berjalan kaki setiap malam.
"Di jam saya pulang, cucu saya sudah tidur Mas. Jadi lebih baik saya pulang jalan kaki saja," ujar Mbah Sumari.
Kisah kehidupan Mbah Sumari si pedagang jagung bakar itu menuai simpati netizen. Warganet amat tersentuh dengan perjuangan Mbah Sumari yang masih kuat berjualan meski sudah tua.
“Ya Allah, sudah tua semestinya istirahat mbah. Diurusi anak dan momong cucu. Tapi kalau maunya jualan ya enggak masalah. Buat kesibukan biar enggak jenuh. Love you simbah,” komentar @via_handayani27.
“Beda orang bertanya pun berbeda jawaban dari mbahnya min. Aku dulu pernah beli terus ngobrol bertanya. Katanya tidak diurusi sama anak-anaknya,” imbuh @juniortanjung.
“Dilarisi ya lur. Jagungnya mbahnya enak. Sebagai rasa manis mbahnya pakai air gula asli. Dulu pas beli katanya uangnya mbahnya mau buat yasinan kirim doa ke suaminya,” imbuh @aulisa_.