SOLOPOS.COM - Mbah Gondrong, salah satu karyawan di Umbul Ponggok Klaten. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Salah seorang marketing Umbul Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Agus Santosa alias Mbah Gondrong, terpaksa banting setir di tengah pandemi Covid-19. Sepanjang Umbul Ponggok ditutup selama pandemi Covid-19, Mbah Gondrong beralih pekerjaan sementara sebagai bakul pisang.

Mbah Gondrong dikenal sebagai salah satu pengelola yang berdiri di garda depan di Umbul Ponggok. Mbah Gondrong yang juga memiliki jiwa sebagai seorang sukarelawan itu biasanya berjaga di pintu masuk kompleks Umbul Ponggok.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain memantau kondisi pengunjung di Umbul Ponggok, Mbah Gondrong juga menjadi salah seorang marketing Umbul Ponggok.

Baca juga: Menyusuri 2 Terowongan Kuno di Klaten, Apa Isinya?

Begitu muncul pandemi Covid-19, Mbah Gondrong sempat kelimpungan. Mbah Gondrong sama sekali tak memperoleh pemasukan karena Umbul Ponggok sering ditutup selama pandemi Covid-19.

Di tengah kondisi finansialnya yang terseok-seok, Mbah Gondrong berpikir keras untuk mencari pekerjaan lain. Namun, pekerjaan yang diidam-idamkan tak kunjung diperoleh. Hingga akhirnya, Mbah Gondrong berkunjung ke rumah mertua di Kabupaten Boyolali.

Di rumah mertuanya inilah, Mbah Gondrong melihat banyak pisang buah. Seketika itu pula, Mbah Gondrong berpikiran menjadi bakul pisang buah.

“Secara finansial memang sempat terseok-seok. Tapi, kebutuhan tetap berjalan. Harus segera banting setir. Akhirnya, saya jadi bakul pisang. Saya tawarkan ke teman-teman yang saya kenal. Hasilnya, bisa untuk bertahan hidup,” kata Mbah Gondrong, saat ditemui Solopos.com, di Umbul Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: Catat! Ini Syarat Mahasiswa UNS Solo yang Boleh Ikut Kuliah Tatap Muka

Mbah Gondrong mengatakan pisang yang dijual jenisnya bermacam-macam. Di antaranya pisang raja, pisang ambon, pisang kulit tipis, dan lainnya. Harga pisang yang dijual senilai Rp5.000-Rp25.000 per lirang.

“Pekerjaan sebagai bakul pisang itu sudah saya jalani sekitar 1,5 tahun ini. Nanti jika Umbul Ponggok sudah dibuka, bakul pisang itu tetap saya tekuni [dengan mencari waktu sela sebagai marketing umbul],” katanya.

Mbah Gondrong mengatakan banyak para pengelola Umbul Ponggok yang harus banting setir di tengah pandemi Covid-19. Selain dirinya sebagai bakul pisang, para pengelola umbul lainnya banyak yang banting setir menjadi penjual online.

“Kami berharap, objek wisata air di Klaten segera dibuka. Apalagi kasus Covid-19 di Klaten sudah melandai dan Klaten sudah tergolong PPKM Level 3. Pada prinsipnya, kami sangat siap membuka umbul. Semua pengelola di sini sudah divaksinasi Covid-19. Fasilitas penunjang protokol kesehatan (prokes) juga sudah siap,” katanya.

Baca juga: Masih Trauma, Mbah Yadi Driver Ojol Korban Begal di Baki Sukoharjo Kini Jualan Soto

Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jaka Sawaldi, mengatakan objek wisata air di Kabupaten Bersinar berpeluang dapat dibuka di tengah PPKM Level 3. Syaratnya, pengelola objek wisata diminta mengusulkan untuk dibuka ke Satgas PP Covid-19 Klaten. Selanjutnya, dilakukan pengecekan ke objek wisata guna mengetahui persiapan pengelola dalam menegakkan prokes di tengah pandemi Covid-19.

“Sementara ini, belum ada yang mengusulkan untuk dibuka. Sesuai arahan gubernur, hal terpenting yang harus disiapkan, seperti harus menggunakan aplikasi lindungi peduli, kapasitas harus diperhatikan, prokes harus tetap terjaga. Selama itu semua terpenuhi, objek wisata boleh dibuka. Kan kasus persebaran Covid-19 perlu terus ditekan,” katanya.

Baca juga: 4 Penyebab Semarang Langganan Banjir Rob hingga Diprediksi Tenggelam

Koordinator Penanganan Kesehatan Satgas PP Covid-19 Klaten, Cahyono Widodo, mengatakan jumlah kumulatif kasus Covid-19 hingga, Rabu (1/9/2021) mencapai 34.269 kasus. Seluruh elemen masyarakat diminta tetap disiplin menaati prokes.

“Rincian kasus kumulatif Covid-19 di Klaten, yakni sebanyak 303 orang menjalani perawatan/isolasi. Sebanyak 31.136 orang dinyatakan telah sembuh. Sebanyak 2.830 orang telah meninggal dunia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya