SOLOPOS.COM - Andi Tenrigappa (parkwaycancercentre.com)

Selamat dari kanker kolon, seorang penggemar motor bisa kembali menggeluti dunia yang digemarinya.

PARKWAY CANCER CENTRE — Manajer bank Andi Tenrigappa (55) sangat mencintai motor dan ia juga senang mengendarainya.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Pada Agustus beberapa tahun lalu, dia bersama keluarganya berlibur ke AS. Setelah itu istri dan anaknya kembali ke Makassar, Indonesia, sementara Mr Tenrigappa tetap tinggal di AS.

Dia membeli sebuah motor vintage BMW R 50/2 buatan tahun 1964 di Portsmouth, New Hampshire dan dia berkelana seorang diri menyusuri pantai-pantai, pertama ke New York kemudian ke San Diego untuk menghadiri sebuah pertemuan Harley Davidson.

Ekspedisi Mudik 2024

Ayo maju dan berbagi gaya hidup menuju kesehatan yang baik
di www.parkwaycancercentre.com/id/celebriting10years-id/
Raih kesempatan memenangkan Xiaomi Band atau Ipad.
Pengiriman terakhir 31 Maret 2016
Jl RM Said No 156 Solo, Indonesia 57132 Telp (0271) 723555

Perjalanan itu menempuh jarak 8.500 km dan menghabiskan waktu tiga pekan yang amat melelahkan termasuk singgah empat hari di Milwaukee.

Ini bukanlah perjalanan solo pertama yang dilakukan oleh Mr Tenrigappa, namun ini menjadi perjalanan tersulit baginya. Saat itu sedang musim panas dan setiap hari ia berkendara dari pukul 08.30 pagi hingga pukul 17.30. “Suhunya sangat panas, setiap hari saya merasa kehausan yang luar biasa,” kenangnya.

Di sisi lain perjalanan itu menjadi jauh lebih berat karena ternyata dia mempunyai penumpang yang tak diundang. Dua bulan kemudian, saat check up rutin sebelum ia pergi naik haji ke Makkah, dokter di sebuah rumah sakit di Singapura menemukan bahwa ia mengidap kanker kolon dan ternyata kanker itu sudah menyebar ke hatinya.

“Saya sangat terguncang. Saya mencari informasi di Google dan mengetahui bahwa jika kanker sudah menyebar berarti sudah masuk stadium 4.”

Dengan pertimbangan ingin mendapatkan penanganan yang terbaik, akhirnya ia pun memutuskan untuk berobat ke Pusat Kanker MD Anderson di Houston Texas.

Istri dan anak laki-lakinya terbang ke Mekkah pada 17 Desember, sedangkan hari berikutnya Mr Tenrigappa bertolak ke Houston. Namun, ternyata ia dapati birokrasi di Texas berbelit-belit dan lama.

“Saya membawa catatan dari dokter dan hasil laporan ahli patologi. Tapi ternyata mereka menolak itu semua dan mengharuskan saya melakukan semua proses tersebut dari ulang dan butuh waktu sebulan untuk melakukan tes semua tersebut. Selama 11 hari berada di sana, saya hanya berhasil menjalani tes darah dan satu konsultasi, sehingga saya pun pustuskan untuk tidak meneruskannya.”

Parkway

Gambar online- Hope

Mr Terigappa kemudian kembali ke Singapura. Ia tiba di bandara Changi pada hari Sabtu 11 Januari dan segera membuat perjanjian di sebuah rumah sakit untuk hari Senin berikutnya. Namun ketika ia sedang berada di Singapura tersebut seorang teman mengirimkan pesan singkat kepadanya dan merekomendasikan ia pergi ke Parkway Cancer Centre.

Meskipun ia belum membuat perjanjian dengan Direktur Medis PCC yaitu Dr Ang Peng Tiam, ia tetap mencoba keberuntungannya. Ia tiba di Parkway Cancer Centre pukul 07.15 pagi dan meminta agar catatan rekam medis dirinya dibawa ke Dr Ang.

Lima belas menit kemudian ia diberitahu. “Anda beruntung Dr Ang ingin bertemu dengan Anda pada jam 09.15 nanti.”

Pada saat konsultasi tersebut Dr Ang berkata kepadanya. “Saya membaca catatan Anda dan Anda tak perlu khawatir. Kata-katnya itu sangat membangkitkan semangatku.”

Ia lalu meminta untuk melakukan tes darah dan PET scan kemudian kembali ke Dr Ang pada pukul 16.00. Setelah menjalani tes, ia kembali menyambangi Dr Ang.

Di sana Dr Ang mengonfirmasi kondisi Mr Tenrigappa dan menjelaskan bahwa kemoterapi akan dimulai esok hari.

Sungguh luar biasa, efek kemoterapi langsung terlihat. “Setelah 15 menit kemo pertama, rasa sakit di anus menghilang. Dan di akhir sesi, rasa kram di perut juga mulai menghilang. Saya merasa ini benar-benar mukjizat.”

Setelah dua siklus Mr Tenrigappa kembali kepada dua motor kesayangannya termasuk BMW vintage yang ia kendarai di AS.

“Dr Ang meminta saya untuk melakukan ablasi radiofrekuensi penyebaran kanker di hatiku. Ketika saya melakukan prosedur tersebut ahli radiologi mengatakan dari hasil CT scan bahwa mereka tidak berhasil menemukan kanker di hatiku.”

Setelah empat siklus berikutnya kujalani PET scan lain menunjukkan bahwa turmor telah menghilang. Dr Ang merekomendasikan operasi untuk mengangkat rektum sebagai sebuah langkah pencegahan.



Dr Teoh Tiong Am saat itu yang melakukan pembedahan. Area yang terserang diangkat dalam sebuah operasi berdurasi 4,5 jam lamanya pada suatu hari di bulan Mei dan dari biopsi berikutnya diketahui bahwa tidak ada lagi sisa tumor yang nampak.

Cara kemoterapi yang masih terus dijalani Mr Tenrigappa ini sebagai tindak pencegahan untuk mengurangi risiko kankernya kembali, meskipun seluruh tumornya telah diangkat.

Saat ini ia sedang menjalani sesi ke-12 dan dari penanda kankernya yang terbaru menunjuk pada angka 0,6.

Ia sangat berterima kasih kepada tim dokter atas jerih payah mereka. “Dr Ang bukan skeadar seoarang dokter, namun ia jugas eorang motivator. Ia menyemangati saya dan meyakinkan saya bahwa saya berada di tangan yang tepat. Apa yang sering saya dengar dari orang bahwa jika kita mengidap kanker stadium 4, maka pasti akan berakhir mati. Dr Ang nyatanya tak pernah mengatakan itu kepadaku. Ia justru berkata, Jangan khawatir Anda bisa selamat.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya