SOLOPOS.COM - Ilustrasi Virus Corona Kota Solo (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO – Kota Solo telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) virus corona. Kegiatan belajar mengajar diliburkan untuk mengurangi persebaran virus tersebut. Mahasiswa asing yang berada di Kota Solo pun tak bisa pulang dan memilih bertahan.

Beberapa mahasiswa asing yang kuliah Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo memang tidak punya pilihan lain selain tetap berada di Solo dan berdiam di indekos atau kontrakan mereka. Seperti diungkapkan mahasiswa S2 UNS asal Burundi, Abiyitungiye Jean Baptiste.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ormas Kita Satu Bikin Posko Corona di Banjarsari Solo

Selama dua pekan ini, dia harus tetap tinggal di asrama mahasiswa di Gulon, Jebres dan nyaris tidak pernah keluar gedung. Selain untuk mengikuti anjuran pemerintah agar tidak ke luar rumah, dia juga takut paparan virus corona. “Saya takut dengan corona. Makanya saya di asrama saja,” kata dia, Jumat (27/3/2020).

Abiyitungiye yang akrab disama Aboy ini mengaku untuk memenuhi kebutuhan makan, dia memasak sendiri. “Sebenarnya saya juga biasa masak sendiri. Tapi setelah ada imbauan kuliah online dan imbauan agar tidak keluar rumah, saya belanja agak banyak untuk stok,” imbuh Aboy.

Dia menambahkan kondisi asrama saat ini cukup sepi. Namun, tidak memungkinkan baginya untuk pulang ke kampung halaman. Pasalnya, kuliahnya belum selesai dan kalau pun dipaksakan dia tidak bisa masuk ke negaranya karena bandara ditutup.

Ribuan Perantau Pulkam, Seluruh Desa di Wonogiri Bentuk Tim Tanggap Corona

Akses Sulit

Untuk sampai ke Burundi, dia harus melalui penerbangan dari Indonesia-Thailand/Singapura-Ethiopia-Burundi. “Di negara kami belum ada kasus corona, tetapi bandara sudah ditutup untuk antisipasi. Jadi saya tidak bisa pulang juga,” imbuh Aboy yang berharap masalah corona ini segera berakhir.

Mahasiswa asing lain asal Turkmenistan, Ahmet Tashliyev juga mengaku hanya bisa pasrah dengan wabah corona yang kini sudah ada di Solo. Ahmet yang kini sudah lulus studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini tidak punya pilihan lain selain tetap berada di dalam rumah.

Ahmet tinggal di dalam sebuah kontrakan di Mojosongo, Jebres bersama adiknya, Muhammet yang juga kuliah di UNS. “Mau bagaimana lagi, ya tinggal saja di rumah. Mau ke luar juga takut. Adik saya juga sekarang kuliah online jadi tetap di rumah,” ujar Amet.

Lockdown Jakarta Cuma Butuh Anggaran Rp6 Triliun, Ini Perinciannya

Urus Ijazah

Sebenarnya dia ada rencana ke Kantor Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) di Jakarta untuk mengurus legalisasi ijazah, jika sudah diterimanya nanti. Namun rencana itu sepertinya harus tertunda lebih lama sampai situasi benar-benar aman.

“Rencana saya ikut wisuda April, tapi tidak tahu apakah ditunda juga atau tidak. Katanya ditunda. Tapi wisuda atau tidak, kalau saya sudah ada ijazah saya harus ke Jakarta untuk legalisasi agar bisa dipakai di negara saya,” imbuhnya.

Ahmet dan Muhammet juga memilih memasak sendiri di rumah untuk makanan sehari-hari. “Sebelum ini saya biasanya makan di luar karena waktu kuliah enggak sempat masak. Sekarang masak sendiri saja agar tetap bisa berada di rumah,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya