SOLOPOS.COM - Kotak surat milik Pos Indonesia masih berdiri di persimpangan depan Yonif 208/Suhbrastha Sragen, Sabtu (2/4/2022). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kehadiran Internet sebagai sarana komunikasi perlahan menggeser keberadaan alat komunikasi berupa surat sekitar tahun 2000-an. Kini, masih banyak ditemukan kotak surat di wilayah Kota Sragen namun kotak surat itu sudah rusak dan berkarat. Kotak surat itu menjadi saksi bisu sejarah keberadaan surat-menyurat lewat layanan pos.

Kepala Kantor Pos Cabang Sragen Budi Purnomo saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (2/4/2022), mengungkapkan kotak surat booming bersamaan dengan hadirnya pos modern sejak 1990-an. Dia menerangkan kotak surat itu menjamur sejak adanya pos dan giro. Dia mengatakan dulu kotak pos itu ada di setiap kecamatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kemudian pos dan giro ditinggalkan sejak memasuki era digital, yakni adanya surat elektronik. “Era Internet masuk pelan-pelan menggeser keberadaan surat. Hadirnya pesan singat messenger di ponsel mulai mengubah perilaku orang dalam berkomunikasi jarak jauh. Apalagi dengan adanya BBM [blackberry messanger] dan disusul dengan Whatsapp, Telegram, dan sejenisnya, komunikasi surat menjadi hilang,” ujar Budi.

Baca juga: Imam Timteng & Taqy Malik Ramaikan Ramadan di Masjid Al Falah Sragen

Dia menerangkan pesatnya penggunaan email gratis pada 1990-an membuat pos surat ditinggalkan, seperti adanya Yahoomail, googlemail. Layanan email gratis itu sekarang, kata dia, bisa terintegrasi dengan android system untuk keperluan verifikasi.

“Sejak layanan email gratis dan pesan singkat yang bisa mengirim file menjadi titik balik surat pos. Seiring perkembangan teknologi komunikasi, pos terus bergerak dan berubah,” katanya.

Bisnis Kurir dan Logistik

Bisnis pos pun bergeser. Budi menerangkan dulu pos mengandalkan kiriman surat bergeser menjadi bisnis kurir dan logistik. Dia menjelaskan perubahan bisnis itu mengikuti perilaku masyarakat yang mulai berubah cara belanjanya, yakni dari konvensional menjadi daring atau online system.

Baca juga: Pos Indonesia Rambah Pasar Syariah, Ini Yang Digarap

“Ini juga diikuti semakan ramainya pelaku atau komunitas e-commerce, market place, belanja online, dan seterusnya. Pos Indonesia juga melakukan langkah-langkah digitalisasi layanan. Aplikasi Pos Aja menjadi solusi untuk men-delivery apa pun yang diinginkan masyarakat. Masyarakat bisa mengakses layanan jasa pengiriman secara digital lewat ponsel pintar. Dengan aplikasi ini masyarakat tidak perlu datang ke kantor pos untuk mengirim barang,” jelasnya.

Seorang warga Krapyak, Sragen Kota, Lanjar, 48, mengaku menjadi saksi booming pos surat. Saat ia masih sekolah sering kali berkirim surat izin ketika tidak masuk sekolah. Ia juga sering mengikuti kuis TTS yang diadakan Harian Umum Solopos. TTS itu, kata dia, dikirim menggunakan kartu pos. “Saat menjelang ulang tahun Solopos, biasanya hadiahnya besar,” katanya.

Lanjar juga menggunakan jasa surat-menyurat lewat pos saat mendaftar sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Dia masih ingat pengumuman hasil seleksi juga dilewatkan layanan pos.

Baca juga: HARI SURAT-MENYURAT : Apakah Jadi Presiden Itu Enak?

“Kalau surat-suratan sudah lama tetapi kalau jasa paket hampir setiap hari dapat paket. Sekarang sisa peninggalan kotak surat itu masih banyak dijumpai, seperti di dekat Taman Krido Anggo, Terminal Lama, dekat Puskesmas Sragen Kota, seletan simpang empat Pasar Krapyak, dan biasanya setiap kecamatan ada,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya