SOLOPOS.COM - Darmanto (Rina WIjayanti/JIBI/Harian Jogja)

Tahukah anda, keselamatan mudik menggunakan kereta api turut ditentukan oleh tugas seorang Juru Penilik Jalan (JPJ). Mereka bertugas memeriksa keamanan rel dengan berjalan kaki menyusuri perlintasan dari stasiun satu ke stasiun berikutnya. Dingin, panas, gerah, sepi dan pengalaman serem serta melelahkan menjadi kawan sehari-hari para petugas JPJ ini. Pekerjaan mereka berat dan vital namun jarang mendapat perhatian publik. Berikut liputan wartawan Harianjogja.com, Rina Wijayanti.

Sulit menyembunyikan rasa lelah, namun tidak terlalu menampakkan ngos-ngosan kendati peluhnya merambat pelan dari tepi dahinya. Senja itu, sekitar 30 menit setelah azan Magrib berkumandang Darmanto tiba di stasiun Maguwoharjo. Dia langsung menuju ruang PPKA melaporkan tugasnya ‘perlintasan aman’.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Setelah laporan diterima dia menuju ke sebuah ruang kecil, melepas rompi orange lalu menggantungnya, meletakkan peralatan penerang, kunci inggris berukuran besar serta helmnya. Sedikit meregangkan tulang-tulangnya yang kaku, leher, bahu dan pergelangan kaki. Darmanto membuka sebungkus rokok, memilih bersantai di ruang rokok stasiun. Darmanto duduk melepaskan kelelahannya, memanjakan kedua kakinya dengan digoyang-goyangkan kecil kekiri dan kekanan.

Hisapan pertama asap rokok disebulkan panjang lewat mulutnya sambil matanya terpejam. “Capek, tapi ini adalah tugas dan tanggungjawab saya, jika saya terlambat maka kereta api bisa ditahan di stasiun sebelumnya atau harus berjalan hati-hati,” kata Darmanto kepada Harianjogja.com.

Meskipun sulit menyembunyikan kelelahannya usai bertugas, namun dia tampak terbuka dan sopan dengan wartawan. Menurutnya berbicara tentang profesinya ini merupakan salah satu penghargaan manakala banyak orang tidak paham dan tidak peduli tentang pengabdiannya ini.

Darmanto tak hanya sekedar berjalan kaki menyusuri rel kereta api dari Stasiun Tugu menuju stasiun Maguwoharjo, dia pula harus dikejar target waktu. Tidak sembarangan, untuk menempuh perjalanan sepanjang delapan kilo meter, Darmanto hanya diberi waktu tempuh dua jam.

Ketentuan ini mendapatkan toleransi selama dua puluh menit jika dia menemukan suatu kerusakan rel. Dengan jarak tempuh tersebut, Darmanto tidak dapat berjalan santai, dia harus berjalan sedikit lebih lambat dari jalan cepat barisan tentara.

Perbedaan lainnya, tentara hanya berjalan diatas permukaan jalan yang rata, namun Darmanto menapaki kerakal-kerakal tajam bantalan rel kereta api. Selain itu, kedua matanya harus jeli melihat kekiri dan kekanan rel untuk memastikan kelayakan jalan kereta.

“Rasanya jauh lebih berat dibanding berjalan dipermukaan jalan biasa, karena permukaan yang kita injak ini tumpukan kerakal yang bergerak. Pada awal saya melaksanakan tugas ini, saya nangis, jari-jari kaki saya melepuh dan lecet,” katanya dengan mengumbar senyum.

Tugasnya tak berhenti pada sore itu. Setelah berjalan kearah timur dari stasiun Tugu ke stasiun Maguwo, menjelang malam pukul 21.10 dia mulai berangkat kebarat menuju stasiun Tugu, dijadwalkan tiba di Tugu pada tengah malam pukul 23.20 WIB.

Jika dalam perjalanannya ke timur Darmanto sebagai pengaman kereta malam pertama Kahuripan, maka saat perjalanan ke barat dia sebagai pengaman pertama kereta Bima. Kereta-kereta eksekutif tersebut akan melintas Jogja sekitar 15 menit setelah Darmanto menyatakan jalur rel aman.

Tak sebanding, belum kering keringat Darmanto, rangkaian gerbong itu melaju menggila. Kurang dari tujuh menit kereta sampai di Tugu, Darmanto masih memanjakan kakinya setelah berjalan selama dua jam diatas rel kereta.

“Sebenarnya pekerjaan saya ini hanya mengatakan jalur aman kepada pimpinan, tapi untuk empat huruf itu (aman) butuh proses dan perjuangan panjang dan tanggungjawab  yang berat,” tuturnya.

Tugas seperti ini dia lakukan rutin setiap hari kecuali hari Minggu, khusus hari itu dia mendapatkan jatah libur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya