SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono. (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, SOLO—Di era new normal saat ini masyarakat sudah mulai terbiasa beraktivitas di tengah Pandemi Covid-19. Hal ini berbeda dengan saat awal
pandemi melanda.

Waktu itu hampir semua orang panik dan merasa takut keluar rumah, apalagi mendekati orang yang terkonfirmasi positif atau orang yang pernah dekat
dengan pasien Covid-19. Namun, hal itu pernah dialami Bupati Karanganyar Juliyatmono.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cerita ini diungkapkan orang nomor satu di Karanganyar tersebut saat menjadi tamu dalam acara talkshow virtual bertema Karanganyar Maju dan Tangguh yang
disiarkan di Youtube Solopos, Jumat (20/11/2020).

Juliyatmono mengisahkan waktu itu sekitar awal Maret ketika awal pandemi Covid-19 memasuki wilayah Soloraya. Waktu itu hampir semua daerah menutup
diri dan masyarakat lebih memilih beraktivitas di rumah, termasuk Karangnyar yang waktu itu tengah mempersiapkan diri untuk antisipasi. Di saat itulah
Juliyatmono mengalami kisah yang tak terduga.

Ekspedisi Mudik 2024

Buntut Kerumunan Petamburan, Tebet, Megamendung, Satgas: Puluhan Orang Positif Covid-19

"Saat itu di awal Maret jam 6 sore. Saat itu saya kedatangan tamu, padahal saat itu semua sudah lockdown. Solo dinyatakan darurat Covid. Semuanya harus
di rumah. Langsung salaman [dengan tamu itu] terus dia duduk. Pak saya ini sopirnya pasien Covid-19 yang meninggal di Solo," ujar Juliyatmono sembari
menirukan pernyataan sang tamu.

Di tengah kekalutan itu, Juliyatmono bertanya maksud kedatangan tamu tersebut. Orang itu kemudian mengatakan bahwa dirinya panik dan takut bila harus dikarantina di rumah sakit. Menurut Juliyatmono, sopir yang merupakan warga Kebakkeramat itu juga khawatir tidak bisa memberi nafkah bagi keluarganya.

Sopir Negatif Covid-19

Juliyatmono pun berusaha menenangkan warganya tersebut agar pulang dan semuanya nanti diurusi oleh pemerintah. Juliyatmo memintanya agar tetap
di rumah dan menunggu pihak puskesmas atau rumah sakit.

"Pak Bagus Selo [ketua DPRD Karanganyar] dan anggota-anggota DPR, bapak-bapak eksekutif kecuali saya waktu itu sedang kunjungan kerja ke Batam. Eh, malah
saya kedatangan tamu [yang pernah bersinggungan dengan pasien] Covid. Pamit mulih salaman meneh [pulang salaman lagi]," ujar Juliyatmono sambil terkekeh.

"Itulah pengalaman luar biasa di awal pandemi. Saya rahasiakan dalam hati saya dengan tetap memperhatankan kesehatan saya sambil menunggu kepastian apakah sopir tadi [terpapar] Covid apa tidak," lanjut Juliyatmono.

Mantap! Ada 23.000 Nakes Yang Akan Jadi Vaksinator Covid-19

Hingga masa karantina selama 14 hari berlalu, sang sopir ternyata negatif Covid-19, barulah Juliyatmono merasa lega. Namun, dirinya terus menjaga kesehatan.

Sementara itu, Bagus Selo yang juga hadir dalam kesempatan itu juga mengaku ketakutan di awal-awal pandemi. Dia pernah merasa takut untuk ngantor atau perlu beraktivitas keluar rumah, termasuk untuk ngantor.

"Tapi Alhamdulillah dengan mendapatkan informasi-informasi melalu media tentang pencegahan Covid-19, mau tidak mau ya harus berani beraktivitas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,"ujarnya.

Sementara itu terkait pembelajaran tatap muka di sekolah, Juliyatmono mengatakan sebenarnya Karanganyar sudah siap.

"Siap, hari ini misalnya tatap muka sudah siap termasuk guru dan murid. Tapi kita cari masukan dan semua dokter anak meminta untuk ditunda. Jangan hanya sekadar menyederhanakan virus. Hal ini untuk menyelamatkan generasi kita. Kita juga terus koordinasi dengan pemerintah pusat,"ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya