Solopos.com, BOYOLALI -- Di tengah keriuhan aktivitas jual beli aneka kebutuhan di Pasar Kota Boyolali, ada satu pedagang yang barang dagangannya lain dari yang lain. Adalah Jono Suwarno yang memilih berdagang buku bekas di pasar tradisional di kabupaten bersemboyan Tersenyum itu.
Dia adalah satu-satunya pedagang buku yang bisa ditemui di kawasan Pasar Kota Boyolali. Kios Jono Buku beberapa bulan terakhir pindah ke bagian dalam setelah sebelumnya pernah mengontrak di sisi luar.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Keputusan menjajakan buku bekas dimulai Jono sejak 1995 silam. Saat itu, dia melihat pangsa-pasar buku menjadi peluang yang sangat menjanjikan. “Saat itu belum ada toko buku, atau pedagang buku lain selain saya,” ujar Jono saat ditemui
Di kios berukuran 3 meter x 3 meter, Joko menumpuk banyak genre buku, novel, buku pelajaran, hingga majalah lawas. Model ini diterapkan serupa dengan kawasan kios buku Gladak di Alun-alun Utara, Solo. Di sana pulalah sebagian buku dagangan Jono dipasok, seperti novel lawas dan buku latihan ujian.
Menjajakan buku membawa kisah tersendiri bagi Jono. Hampir seperempat abad melakoni pekerjaan itu, dia melihat pasar buku yang senantiasa berubah.
“Untuk saat ini saingan terberatnya memang teknologi dan internet, namun tidak serta-merta buku itu mati,” kata dia.
Jono memberi contoh hari ini makin banyak warga bisa menerima harga buku. Dengan harga Rp25.000 Jono mengatakan masih banyak konsumen yang bisa menerima, tak seperti dulu yang cenderung ditawar. Hal ini menunjukkan buku memang masih menjadi kebutuhan dan belum bisa tergantikan.
Tak hanya itu, meski saat ini pasar buku makin berkembang dengan adanya toko buku di Boyolali, Jono tak merasa tersaingi. Sebaliknya pasar justru makin berkembang menyasar masyarakat umum, bukan sekadar siswa sekolah seperti pada awalnya.
Keadaan ini pulalah yang mendorong Jono menambah jenis buku yang dijual. Tak hanya buku sekolah, buku-buku yang dijual Jono buku merambah ke agama, politik, bahkan kitab suci Alquran. Harganya mulai dari Rp20.000.
“Meski begitu keuntungan tiap harinya tidak bisa dihitung,” ujarnya.
Baca pula: Murah Meriah! Wisata Ringin Walik di Nepen Boyolali Dilengkapi Outbond dan Tubing
Sementara itu, seorang pengunjung pasar, Sutarno, mengatakan buku yang dijajakan Jono buku bisa menjadi alternatif bagi warga.
“Di tengah penjual sembako, ada yang menjual buku,” kata dia.