SOLOPOS.COM - Jipi Ardiansyah menata lotis buahnya di keranjang sepeda onthelnya di Jl. Dr. Radjiman, Solo, Senin (30/9/2019). (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, SOLO — Anak berperawakan gempal berkaus merah abu-abu dan bercelana merah itu duduk di depan salah satu bank di Jl. Dr. Radjiman, Serengan, Solo Senin (30/9/2019) sore.

Dia kemudian melayani tiga orang pria berbaju putih dan bercelana biru yang ingin membeli lotis buah yang dia jual.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sesekali dia tampak menunduk menghitung kembali sisa buah yang belum terjual di dalam kotak keranjang berwarna putih di bagian belakang sepeda onthelnya.

Anak bernama Jipi Ardiansyah itu umurnya baru 10 tahun. Anak seusianya umumnya suka bermain bersama teman-teman atau main HP sepulang sekolah.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Wali Kota Solo Usulkan Ada SIM Khusus Pelajar, Setuju?

Tapi gaya hidup seperti itu jauh dari jangkauan Jipi. Setiap harinya sepulang sekolah Jipi memilih berjualan lotis di sekitaran Coyudan dengan mengayuh sepeda onthel.

Jipi tidak malu berjualan buah dan lotis sepulang sekolah. Dia tidak pernah merasa iri dengan teman-teman seusianya yang setiap pulang sekolah bisa bermain.

Jipi Ardiansyah menjajakan lotis dan buah di Singosaren Plaza, Solo, Kamis (3/10/2019). (Solopos/Nicolous Irawan)

Jipi Ardiansyah menjajakan lotis dan buah di Singosaren Plaza, Solo, Kamis (3/10/2019). (Solopos/Nicolous Irawan)

Dia merasa bangga karena dengan berjualan lotis bisa membantu orang tuanya membayar biaya sekolahnya. Jipi yang saat ini duduk di kelas V SD Kartopuran berjualan lotis buah sejak kelas II SD.

Pulang sekolah, dia langsung menuju rumahnya di RT 003/RW 003 Kemlayan, Serengan, belakang Singosaren, Solo. Dia berganti baju dan pergi lagi mengayuh sepeda anginnya.

Baca Juga: Tahukah Anda? Kota Solo Saksi Sejarah Haornas

Tak lupa dia membawa keranjang berisi lotis dan buah di belakang sepedanya. Dia lalu mengelilingi kawasan Coyudan untuk menawarkan lotisnya kepada siapa pun yang dijumpainya.

Selain meringankan beban orang tua, dia bekerja keras karena ingin mengubah masa depannya dan terus bisa bersekolah.

“Saya dari kelas II SD jualannya. Sudah tiga tahun jualan lotis. Cuma kalau pulang sekolah saja jualannya. Gak apa-apa kalau ada yang mengejek. Saya mau bantu orang tua. Biar bisa bantu bayar sekolah,” jelas Jipi ketika ditemui Solopos.com di sela-sela berjualan, Senin.

Dalam sehari, Jipi bisa mengantongi pendapatan hingga Rp200.000 dari berjualan buah tersebut. Anak itu berharap dengan bersekolah dan berusaha meraih cita-cita bisa mengubah keadaan ekonomi keluarganya.

Dia tak mau terus berjualan buah keliling. Saat dewasa nanti dia ingin mengejar cita-citanya menjadi polisi.

“Saya bantu ibu saya yang juga jualan buah buat bayar sekolah. Bapak sudah tidak kuat kerja karena sakit. Tapi saya tidak ingin jualan buah terus. Saya ingin meraih cita-cita saya jadi polisi. Karena polisi itu gagah dan keren,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya