SOLOPOS.COM - Seorang istri tentara, Apri Syatria, menggendong anak pertamanya yang berumur 10 bulan saat menunggu kepulangan suaminya dari tugas di Papua di Mako Yonif Raider 408/Suhbrastha Sragen, Kamis (29/9/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Terik matahari cukup menyengat di lingkungan Markas Komando (Mako) Yonif Raider 408/Suhbrastha Sragen, Kamis (29/9/2022). Para prajurit dan para istri prajurit berjemur membentuk semacam pagar betis di sepanjang jalan masuk ke gedung utama Mako. Mereka menunggu kedatangan ratusan prajurit yang dinanti-nanti kepulangannya seusai bertugas di Papua.

Para istri prajurit itu juga mengajak anak-anaknya mereka yang kangen ingin bertemu sang ayah yang baru pulang bertugas sebagai Satgas Pengamanan Perbatasan Penyangga (Mobile) di wilayah Kabupaten Puncak, Papua.

Promosi Gelar Festival Ramadan, PT Pegadaian Kanwil Jawa Barat Siapkan Panggung Emas

Sebanyak 446 orang personel memasuki Mako lengkap dengan seragam doreng dan bersenjata laras panjang. Mereka berbaris melewati pagar betis yang dipimpin Danyon Letkol (Inf) Ade Afri Verdaniex. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Danrem 074/Warastratama, Kolonel (Inf) Achiruddin, dengan mengalungkan untaian bunga. Wakil Bupati Srage, Suroto, juga ikut mengalungkan untaian bunga kepada Wadanyon.

Mereka langsung menuju ke lapangan untuk upacara penyambutan. Para istri-istri masih setia menunggu. Mereka mencari tempat-tempat yang teduh di bawah rindangnya pepohonan dan di bawah atap garasi mobil militer.

Baca Juga: 4 Prajurit Yonif Raider 408/Suhbrastha Sragen Gugur Saat Tugas di Papua

Fatatus Salamah, 42, istri Danton Letda Supratno sabar menunggu sambing menggendong anak bungsunya. Setelah 13 bulan tak bersua, Fatatus akan kembali melihat secara langsung wajah suaminya. Selama suaminya bertugas di Papua, Fatatus biasa berkomunikasi lewat telepon atau video call tetapi sinyalnya tidak stabil.

“Kalau tidak nyambung itu rasanya sedih. Anak-anak yang biasanya protes. Kami memiliki tiga anak. Saat ditinggal bertugas, si bungsu ini baru berumur empat bulan. Yang sering kangen itu anak kedua, cewek. Kalau tidak bisa tersambung ke ayahnya sering cemberut,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis siang.

Komunikasi via WA dengan suaminya yang berada di Papua bukan perkara mudah bagi Fatatus. Ia kerap harus bersabar hingga dua hari sampai pesannya sampai ke ponsel suaminya.

Sama halnya dengan Apri Syatri, 30, istri Pasilog Yonif Raider 408/Suhbrastha Sragen, Kapten Syatria Kadirmuda. Apri tinggal sendirian di asrama. Saat suaminya bertugas ke Papua, Apri masih mengandung anak pertamanya yang berumur enam bulan. Tugas ke Papua ini merupakan tugas kedua suaminya. Tugas pertama hubungan keduanya masih berstatus pacaran.

Baca Juga: Begini Ancaman Danrem Bila Ada Aparat TNI Tidak Netral dalam Pilkada

“Jadi sejak lahir hingga sekarang berumur 10 bulan itu belum pernah bertemu ayahnya. Saat lahiran, kami video call. Suami saya itu mengazani anak pun lewat video call karena masih bertugas di Papua. Saat pulang ini, saya senang sekali. Selama setahun, saya sendirian mengurus anak di rumah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya