SOLOPOS.COM - Zen Kassim (kiri). (ABC News)

Kisah inspiratif ini menampilkan sosok Zen Kassim.

Solopos.com, PERTH — Zen Mohamad Kassim atau yang biasa disapa Zen Kassim, menunjukkan kepada publik bahwa berjilbab bukan berarti tak bisa melakukan banyak aktivitas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Zen berbagi kisah suksesnya menembus Kepolisian Australia Barat (WA). Kisahnya dimulai ketika hijrah dari Singapura pada 2008. Kini, perempuan berjilbab itu telah menjadi seorang polisi senior.

Dilansir Liputan6, Zen berbagi pengalaman ketika dirinya menjalani hari pertama pelatihan di kepolisian. “Mayoritas peserta adalah pria dan wanita muda berkulit putih,” ujarnya kepada ABC News, Minggu (27/3/2016). Dia pindah ke Perth, Australia setelah menjadi polisi selama 18 tahun di Singapura.

“Pada 2007, WA datang ke Singapura untuk merekrut polisi baru. Saat itulah saya mencoba melamar,” lanjutnya. Zen mengisahkan dirinya tidak merasa terintimidasi sejak hari pertama meski semuanya terasa berbeda dengan asalnya di Singapura.

“Orang-orang sekitar melihat kepada saya karena di sini saya sangat berbeda dari mereka,” katanya.

Kini, Zen adalah seorang polisi senior yang bertugas untuk urusan multikultur di Kepolisian Australia Barat. Sebagian besar tugasnya dihabiskan untuk mengajari imigran dan pencari suaka yang baru tiba di Australia agar mereka percaya pada polisi.

Baru-baru ini, Zen berhasil meraih penghargaan individu yakni Outstanding Individual Achievement Award saat malam penghargaan di Kepolisian Australia Barat. Dia mengatakan banyak dari imigran dan para pencari suaka takut kepada polisi karena di negara asalnya, polisi kerap bertindak kasar, tidak mengayomi, dan mudah disuap.

Kepada para imigran, Zen selalu mengatakan, “Polisi di sini sangat ramah, kami sangat jujur dalam bertugas serta mudah didekati. Anda bisa datang ke pos polisi atau memanggil kami jika membutuhkan bantuan”.

Zen mengisahkan dirinya sering membantu para imigran wanita korban kekerasan di tempat asalnya. Dia mengaku cukup sulit bagi para wanita itu untuk menceritakan masalah mereka dan mendekati polisi. Para wanita itu disebutnya seperti hidup dalam pengasingan.

Zen Mohamad Kassim yakin apa yang dilakukannya itu telah membuat perbedaan besar. Para wanita imigran kini mulai berani menceritakan kisah kekerasan yang dialami. Namun, Kassim meminta agar pihak kepolisian lebih banyak merekrut petugas dengan latar belakang seperti dirinya.

“Jika West Australia tidak merekrut lebih banyak petugas dari latar belakang yang multikultur, saya yakin akan terjadi bencana. Jika ada insiden yang melibatkan imigran, setidaknya kita punya polisi yang punya latar belakang sama sehingga memudahkan kami memecahkan masalah. Kami terbiasa menghadapi masalah yang SARA karena latar belakang kami,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya