SOLOPOS.COM - Raeni dan sang ayah Mugiyono (Unnes.ac.id)

Solopos.com, SOLO–Keberhasilan Raeni anak seorang tukang becak yang meraih predikat wisudawan terbaik Universitas Negeri Semarang (Unnes) 2014 dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,96 mengundang simpati sejumlah pihak. Mereka ada yang menawarkan Raeni pekerjaan di perusahaannya dan pula yang memberikan beasiswa melanjutkan studi S2 ke luar negeri.

”Pihak Bosawa Group telah menghubungi kami menawarkan pekerjaan kepada Reani,” kata Kepala Humas Unnes Sucipto Hadi Purnomo dihubungi solopos.com di Semarang, Rabu (11/6/2014) sore.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedang Benny Subianto Foundation dari Jakarta, sambung dia, juga bersedia memberikan beasiswa untuk melanjutkan studi S2 ke Inggris. ”Adanya tawaran pekerjaan dan beasiswa S2 ke luar negeri sudah saya sampaikan kepada Raeni,” imbuhnya.

Tanggapan Raeni? Menurut Sucipto merasa senang, namun belum bisa memutuskan apakah akan menerima tawaran bekerja di Bosawa atau studi S2 ke Inggris.

Hanya saja, puteri pasangan Mugiyono dan Ny. Sujamah warga Gang Apel RT 001/RW 002, Kelurahan Langenharjo, Kecamatan Kendal, Kendal  tersebut memang menginginkan untuk bekerja membantu orang tuanya.

”Raeni ingin bekerja dulu sebelum melanjutkan studi S2,” kata Sucipto.

Unnes sendiri ujar dia, akan memprioritaskan supaya lulusan jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) itu bisa menjadi tenaga pengajar di kampus yang dulu bernama IKIP itu. ”Bila nanti Reani mau melanjutkan studi S2, bisa diusahakan melalui program Bidikmisi,” tandasnya.

Raeni menarik perhatian para keluarga wisudawan dan puluhan wartawan saat berlangsung wisuda di Kampus Unnes, Sekaran, Gunungpati, Semarang, Selasa (10/6/2014).

Pasalnya, gadis itu datang ke lokasi wisuda tidak naik mobil mewah yang diantar sejumlah keluarga dan sanak famili, tapi naik becak. Ya, dengan mengenakan kebaya dan baju toga, Raeni dengan bangga duduk di kursi becak yang dikayuh ayahnya, Mugiyono. Tidak ada perasaan malu diantar ayahnya dengan menggunakan becak, gadis tersebut bahkan tampak tersenyum.

Mugiyono, ayah Raeni sehari-hari memang berprofesi sebagai tukang becak tidak jauh dari rumahnya di Langenharjo Kendal. Pekerjaan menarik becak, dilakoni Mugiyono sejak 2010 silam setelah berhenti sebagai karyawan pabrik kayu lapis.

Sebagai tukang becak, penghasilannya tidak banyak, antara Rp10.000-Rp50.000. Untuk menghidupi keluarga Mugiyono merangkap bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp450.000 per bulan.

Meski berasal dari keluarga kurang mampu, Raeni tidak patah semangat dalam belajar, sehingga bisa melanjutkan kuliah di Unnes. Diterima melalui program beasiswa Bidikmisi, Reani menunjukkan prestasi dengan beberapa kali memperoleh IPK sempurna yakni 4.

”Selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Penginnya melanjutkan [kuliah S2] ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi.” kata gadis yang bercita-cita menjadi guru tersebut seperti dikutip dari Unnes.co.id.

Rektor Unnes Prof. Dr. Fathur Rokhman mengatakan prestasi yang diraih Raeni membuktikan tidak ada halangan bagi anak dari keluarga kurang mampu bisa berkuliah dan berprestasi.

”Meski berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang, Raeni tetap bersemangat dan mampu menunjukkan prestasinya. Ini patut dicontoh anak lainnya,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya