SOLOPOS.COM - WM Solo berjualan di bantaran rel daerah Gilingan Solo. (Facebook/WM Solo)

Kisah inspiratif dari gerakan sosial Waroeng Murah Wong Solo menyediakan nasi bungkus murah.

Solopos.com, SOLO – Gerakan sosial bernama Waroeng Murah Wong Solo (WM Solo), menjajakan lauk bergizi harga terjangkau. Cukup Rp2.000, nasi sayur, lauk ikan atau ayam, serta aneka gorengan sudah bisa didapatkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mobil boks WM Solo.(Facebook/WM Solo)

Mobil boks WM Solo.(Facebook/WM Solo)

WM Solo diinisiasi oleh Muhamad Nur Syawaludin, 34, dan istinya, serta beberapa teman mereka di tahun 2012. Gerakan sosial itu awalnya merupakan kegiatan bersedekah nasi yang dilakukan tiga kali dalam sepekan.

Setiap kali bersedekah, Nur mengunggah foto-fotonya di akun media sosial Facebook bernama WM Solo. Tanpa diduganya, ternyata itu menarik perhatian banyak orang.

“Awalnya tahun 2012, saya [Nur] sama istri, dan beberapa teman rutin bagi nasi tiga kali sepekan. Tiap action masuk medsos. Kemudian ada orang Jakarta suka dengan kegiatan kami. Dipinjemin mobil boks,” cerita Muhamad Nur Syawaludin saat ditemui Solopos.com, Sabtu (10/9/2016).

Perjanjian dengan donatur Jakarta itu, jika kegiatan sosial yang digeluti Nur bisa bertahan satu tahun, mobil boks pinjaman itu akan dihibahkan. Dari situlah, Nur memikirkan cara baru dalam menjalankan gerakan sosial.

M Nur Syawaludin, inisiator WM Solo (Facebook/WM Solo)

M Nur Syawaludin, inisiator WM Solo (Facebook/WM Solo)

Akhirnya, dibuatlah proposal kegiatan sosial berupa berjualan makanan murah yang sekarang ini disebut Waroeng Murah Wong Solo. Sampai sekarang, WM Solo memiliki anggota 15 orang.

“ Awalnya kami berjualan setiap hari, saat masih percobaan kami mematok harga Rp1.000, dan ludes dalam sekejap,” ungkap pria yang tinggal di Jl Kapten Pattimura no. 15, Dawung Wetan, Danukusuman, Solo itu.

Sekarang WM Solo berjualan setiap hari Senin hingga Kamis, satu kali berjualan kurang lebih 300 bungkus nasi ludes terjual. Satu bungkus dihargai Rp2.000, isinya nasi, sayur, ikan atau ayam, dan aneka gorengan.

Satu kali berjualan, WM Solo berhenti di satu tempat. Lokasi dipilih berganti-ganti, sesuai survei anggota WM Solo berdasarkan daerah yang banyak warga miskinnya. “Jualannya satu hari satu tempat, beberapa lokasinya seperti Pringgolayan, Gilingan, Semanggi, dan Nusukan,” terang pria pemilik showroom sepeda motor bekas Pattimura Motor itu.

Dana hasil berjualan nasi bungkus kemudian disalurkan ke kegiatan sosial lainnya. Salah satunya, WM Solo dan beberapa komunitas di Kota Solo membagikan nasi bungkus dan teh hangat setiap Sabtu malam. Sasarannya kaum duafa yang tidur di pinggiran jalan, pemulung, tukang becak, warga lansia yang berjualan saat larut malam, hingga sopir taksi.

“Selain donatur rutin, kami juga menyebarkan celengan warung murah, mirip seperti kotak sumbangan yang kami sebar di beberapa tempat ramai,” jelas Nur.

Dengan kegiatan ini, anggota WM Solo berharap bisa mengurangi jumlah pengemis di Kota Solo. Selain itu, WM Solo juga berniat menggalakkan sifat suka bersedekah, karena sejatinya warga miskin yang membeli nasi lauk itu menyumbang untuk kegiatan pembagian nasi gratis.

“Jangan menunggu untuk diajak berbuat baik, tapi carilah kesempatan untuk berbuat baik serta mengajak orang lain berbuat baik,” tutup Nur dalam pesan singkatnya kepada Solopos.com, Jumat (16/9/2016).  (Muhammad Rizal Fikri/JIBI/Solopos.com)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya