SOLOPOS.COM - Kimberly Taylor. (The Guardian)

Kisah inspiratif kali ini tentang seorang wanita yang rela meninggalkan kampung halamannya demi memerangi ISIS.

Solopos.com, ROJAVA – Kekejaman kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah terjadi di hampir seluruh negara di dunia. Cerita kekejaman ISIS membuat Kimberly Taylor, 27, seorang wanita asal Blackburn, Inggris, terpangil untuk membantu memerangi kelompok militan itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Demi menumpas kejahatan ISIS, Kimmie rela meninggalkan kampung halamannya dan bergabung dengan kelompok militer khusus di Rojava, Suriah. Pada Maret 2016, ia tercatat menjadi wanita Inggris pertama yang bergabung dalam Unit Perlindungan Wanita (YPJ), kesatuan tempur khusus wanita Unit Perlindungan Rakyat (YPG) dari Kurdistan Suriah.

Setelah bergabung dengan kelompok tersebut, Kimmie mengubah namanya menjadi Zildan Dimar. Ia mengaku telah menghabiskan waktu selama 11 bulan untuk mempelajari bahasa, politik, serta taktik pertempuran di akademi militer YPJ. Sejak Oktober 2016, ia maju ke medan pertempuran untuk merebut Kota Raqqa dari tangan ISIS.

“Aku bersedia memberikan sisa hidupku untuk ikut menumpas kejahatan. Ini semua kulakukan atas nama kemanusiaan. Kekejaman ISIS merupakan penyiksaan sistematis terhadap mental dan fisik yang luar biasa,” tutur Kimmie seperti dilansir The Guardian, Kamis (9/2/2017).

Kimmie mengaku termotivasi untuk ikut berperang setelah mendengar cerita dari seorang rakannya yang menjadi pejuang di YPJ, Suriah. Menurut cerita itu, rakyat Suriah amat menderita karena pemerintah tidak berusaha mengakhiri krisis berkepanjangan itu. Akhirnya, keadaan tersebut membuat sebagaian besar rakyat pasrah menerima nasib dan menunggu ajal.

“Temanku berasal dari keluarga pendukung Assad. Saudara perempuannya yang masih berusia delapan tahun menulis tanpa pimpinan kami, di sini tidak ada kehidupan. Tulisan itu dimaksudkan untuk memprotes ISIS. Sayangnya, beberapa orang anggota ISIS justru membunugnya dengan cara sadis, yakni dilempar dari atas gedung. Kejadian itu membuat temanku geram, hingga akhirnya ia bergabung dengan YPJ,” lanjut Kimmie.

Sebelum terbang ke Suriah, Kimmie menjalani kehidupan dengan aman dan bahagia di tanah kelahirannya, Darwen, Blackburn, Inggris, bersama keluarganya. Ia telah menyelesaikan kuliahnya di University of Liverpool dan menghabiskan sebagian waktunya dengan berkeliling dunia.

Perjalanan Kimmie ke Suriah bermula dengan mendaftarkan diri menjadi relawan kemanusiaan saat terjadinya pembantaian Sinjar di Irak pada 2014, lalu. Tragedi tersebut membuatnya amat prihatin, lantaran ia melihat langsung penderitaan yang dialami para pengungsi Yazidi setelah desa mereka diserbu ISIS. Saat itu, banyak pengungsi dari kalangan wanita yang memintanya menyelamatkan hidup bayi mereka.
“Saat itu, saya berjanji untuk mengabdikan sisa hidupku untuk membantu mereka,” sambung Kimmie.

Setelah kejadian itu, Kimmie kembali ke Inggris untuk mempersiapkan diri belajar ilmu politik di University of Stockhlom, Swedia. Setelah selesai belajar, pada Maret 2016, ia bertolak ke Rojava, Suriah untuk bergabung dengan YPJ guna memerangi kejahatan keliompok militan ISIS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya