SOLOPOS.COM - Rapoport, nenek 102 tahun (Independent.co.uk)

Kisah inspiratif kali ini memberitakan seorang lansia yang mendapat gelar doktor di usia senja.

Solopos.com, BERLIN — Ingeborg Rapoport, 102, akhirnya mendapat gelar doktornya setelah 77 tahun lalu disertasinya dicap gagal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rapoport yang juga bernama Syllm mengisahkan ia menyelesaikan pendidikan doktoralnya pada 1938. Ketika itu, Rapoport berusia 25 tahun. Sayang, belum sampai ia mendapatkan penobatan gelar doktor, serangan Nazi yang dipimpin Adolf Hitler masuk ke negaranya.

Masuknya Nazi, membuat usahanya untuk mendapatkan hak gelar doktornya musnah, lantaran ibu Rapoport menganut paham Yahudi.

Kendati Rapoport sendiri memeluk agama Kristen Protestan, namun pihak Yahudi tidak mengizinkannya mendapat gelar doktor karena ia dicap berasal dari keturunan Yahudi.

“Keberadaan ilmu medis saya berubah menjadi puing-puing,” kenang Rapoport.

Rapoport ingat bagaimana pejabat Jerman yang berada di bawah kendali Nazi memberi tanda gagal atas hasil ujian terakhirnya dan dianggap tidak memenuhi syarat untuk kelanjutan studi.

“Itu memalukan bagi ilmu pengetahuan dan tentu saja rasa malu bagi Jerman,” ujar Rapoport, sebagaimana Solopos.com kutip dari Independent, Kamis (20/8/2015).

Tak lama setelah pelarangan itu, Rapoport muda pindah seorang diri ke Amerika Serikat, tanpa uang sepeser pun. Demi baktinya kepada ilmu pengetahuan kedokterannya, Rapoport magang di sebuah rumah sakit di Brooklyn, Baltimore, dan Ohio.

Dengan kegigihan Rapoport, sosok nenek inspiratif itu ditempatkan sebagai pengajar di 48 sekolah kedokteran dan akhirnya berkiprah di Medical College of Pennsylvania di Philadelphia.

Mengingat perjuangan Rapoport dalam memperjuangkan pendidikan dan pengabdiannya di bidang kedokteran selama puluhan tahun tersebut, akhirnya pihak University of Hamburg memutuskan menyematkan penghargaan kepada Rapoport.

Sekitar Mei lalu, tiga profesor dari University of Hamburg datang ke rumah Rapaport di Berlin Timur untuk melaksanakan ujian lisan. Hasilnya, Rapaport menerima gelar doktor dan mengikuti upacara khusus di universitas tersebut untuk menerima gelarnya. Bagi Rapoport, keberhasilannya itu ia dedikasikan bagi seluruh korban kekejaman Nazi.

“Saya tidak ingin mempertahankan tesis saya untuk kepentingan saya sendiri. Setelah semua yang terjadi, di usia 102, semua ini tidak mudah bagi saya. Saya melakukannya untuk para korban,” kata Rapoport.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya