SOLOPOS.COM - Pimpinan PT Jasa Raharja (Persero) Cabang DIY , Wahyu Widodo (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Kisah inspiratif mengenai pimpinan baru Jasa Raharja DIY.

Harianjogja.com, JOGJA — Pimpinan PT Jasa Raharja (Persero) Cabang DIY kembali berganti. Bagaimana pribadinya?

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baru sebulan, Kantor PT Jasa Raharja (Persero) Cabang DIY kedatangan pimpinan baru. Wahyu Widodo namanya. Ia lahir di Jakarta, 18 Maret 1967. Memiliki istri bernama Mardiyanah dan dua putra bernama Luki, 15, dan Dani, 11.

Kariernya di Jasa Raharja dimulai pada 1 Mei 1992. Saat itu, penugasan pertama yang dijalaninya sebagai Pelaksana Administrasi-Ajun Pranata Komputer di Kalimantan Barat. Tugasnya di situ berakhir sampai 30 November 2003. Selanjutnya ia bertugas di Kantor Jasa Raharja Pusat pada bagian Seksi Bantuan Hukum sampai 30 April 2011.

Per 1 Mei 2011-November 2011 menjadi Kepala Bagian Operasional di Kantor Jasa Raharja Cabang DKI. 1 Desember 2011-30 September 2015 sebagai Kepala Urusan Hukum di Kantor pusat, Oktober 2015-Juni 2016 sebagai Kepala Urusan Manajemen Risiko di Kantor Pusat, 1 Juli 2016-25 April 2017 Kepala Cabang Kepulauan Bangka Belitung, dan pada 26 April 2017 mengemban tugas baru di Kantor Jasa Raharja Cabang DIY.

Ia mengakui, selama kiprahnya di Jasa Raharja memang banyak dihabiskan di kantor pusat. Banyak perbedaan saat dirinya mengenyam jabatan di kantor pusat yang notabene ia bekerja untuk mendukung operasional karyawan di kantor cabang, dibandingkan saat di kantor cabang yang notabene langsung menjadi pelaksana operasionalnya.

Ia sendiri menjabat sebagai kepala cabang baru dua kali, di Bangka Belitung dan di Jogja. Baginya, perbedaan di dua daerah tersebut terasa signifikan.

“Perbedaan pasti ada meski luas wilayah sama. DIY penduduk lebih banyak sehingga dengan kendaraan yang lima kali lebih banyak [dibandingkan Bangka Belitung], tingkat kecelakaan lebih tinggi,” katanya pada Harianjogja.com, belum lama ini.

Menjadi pegawai Jasa Raharja yang harus diap dipindahtugaskan dimana saja, membuat pria penyuka jamu beras kencur ini harus cepat menyesuaikan diri. Begitu datang di Jogja, ia pun segera mengamati tempat-tempat yang ia datangi dan masyarakat yang ia temui.

Dia belum pernah tinggal di Jogja lebih dari tiga hari. Namun, sudah banyak cerita tentang Jogja yang sudah ia dengar. Baik itu Jogja yang dikenal kaya akan kunjungan wisata maupun Jogja yang terkenal sebagai kampung halaman para pejabat tinggi yang saat ini banyak duduk di Ibukota. Dari cerita-cerita itu, ia pun siap untuk menerima banyak tamu di kantornya.

Ia melihat, meski Jogja berkembang modern seperti terlihat dari pertumbuhan hotel dan kemacetan lalu lintasnya, tetapi Jogja tidak meninggalkan cerita sejarahnya. Peninggalan masa lalu seperti keraton, masjid tua, dan peninggalan fisik lainnya tetap bisa terjaga dan dilestarikan.

“Meskipun modernisasi tapi tradisional,” katanya.

Di Cabang DIY ini, ia membawahi 36 karyawan. Ia pun berusaha memahami perbedaan karakteristik para pegawai, berlaku adil pada semuanya, dan mengayomi.

Wahyu paham, bekerja di Jasa Raharja yang setiap hari bergelut dengan kasus kecelakaan lalu lintas membuatnya harus siap kapan saja menyalurkan santunan kecelakaan. Istri dan dua anaknya di Jakarta pun harus ia tinggalkan demi tugas. Dengan tulus dan ikhlas ia akan menjalani kewajibannya meski harus rela menjalani hubungan jarak jauh dengan keluarga demi sebuah tugas. Baginya, setiap jabatan ada tantangannya tersendiri.

Tidak seperti pimpinan BUMN lain yang bisa menjadwalkan waktu pulang kampung, Wahyu hanya bisa menghabiskan akhir pekannya di kota tempatnya bertugas.

“Pelayanan kepada korban lalu lintas itu dilakukan kapan saja. Mental anak buah akan down kalau pimpinan nggak ada di tempat maka saya harus standby [di Jogja],” katanya.

Dinamika Jogja yang lebih besar dan sibuk, membuatnya harus siap di tempat jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan lalu lintas di Jogja.

Dengan ritme kerja itu, istri dan anak-anaknya yang harus menyempatkan berkunjung ke Jogja. Meski tidak bisa dilakukan setiap saat, komunikasi melalui telepon tetap terjalin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya