SOLOPOS.COM - Pemilik Galery Pupuk Bawang Kota Madiun, Imam Kusmadi, memperlihatkan koleksi barang kuno miliknya, Senin (5/3/2018). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Kisah inspiratif, Imam Kusmadi menjadi salah satu kolektor dan pebisnis barang-barang kuno di Kota Madiun.

Madiunpos.com, MADIUN — Barang-barang kuno tidak melulu menjadi barang rongsokan yang tak berharga. Barang kuno bisa menjadi barang istimewa yang bernilai komersial tinggi dan mendatangkan rezeki bagi sebagian orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu dibuktikan oleh Imam Kusmadi, 43, warga Jl. Durian No. 37, Kelurahan Kejuron, Kota Madiun. Imam merupakan pemilik Galery Pupuk Bawang yang merupakan salah satu galeri barang-barang kuno di Kota Madiun.

Hobi mengoleksi barang-barang antik yang kini digeluti Imam berawal dari gramofon yang diwariskan oleh neneknya. Alat pemutar musik itu begitu menawan dan menarik hati Imam, hingga akhirnya memutuskan untuk mengoleksi barang-barang kuno dan unik.

Ekspedisi Mudik 2024

Gramofon itu sempat ditawar orang dengan harga Rp10 juta. Namun, tawaran itu ditolak mentah-mentah dan tetap mempertahankan alat pemutar musik kuno itu. Baginya nilai benda itu tak terhingga.

“Saya tidak akan menjual gramofon. Ini warisan dari nenek saya,” jelas dia saat berbincang dengan madiunpos.com di Pameran Barang Antik di Hotel Aston Madiun mulai Senin (5/3/2018).

Sejak itu, Imam mulai memburu barang-barang antik ke berbagai daerah baik di sekitar Madiun maupun di luar daerah. Hingga akhirnya Imam mulai berbisnis barang-barang kuno dan antik yaitu tahun 2006.

Dia bercerita mencari barang-barang antik hingga ke pelosok-pelosok desa. Ia juga mencari barang antik di sekitar Solo dan Surabaya.

“Kalau di Solo kan ada pasar barang antik dan kuno. Tapi saya juga punya kenalan di beberapa daerah. Kalau ada barang yang bagus, saya langsung ke sana,” ujar dia.

Dia mencari barang-barang kuno yang diproduksi sekitar tahun 1960-an dan tahaun-tahun sebelumnya. Semakin lama dan barangnya masih bagus, harga barang itu semakin tinggi.

Untuk barang-barang kuno yang ada di wilayah Madiun kebanyakan jenis mebeler seperti kursi, meja, almari, dan lainnya. Kualitas kayu mebeler di wilayah Madiun bagus karena menggunakan kayu-kayu berkualitas.

Kualitas kayu untuk mebeler di Madiun itu dipengaruhi karena kayu-kayu produksi Perhutani di wilayah Madiun memang bagus. Selain itu pada zaman dulu Madiun menjadi tempat tinggal pemerintahan kolonial.

“Saya sering melakukan survei di beberapa lokasi seperti di Sragen, Probolinggo, dan daerah lain mengenai kualitas mebeler di sana. Dan ternyata memang ga sebagus di Madiun. Memang harganya lebih murah,” terang Imam yang mengaku memiliki ratusan benda-benda kuno itu.

Benda-benda kuno miliknya dibeli oleh kolektor benda antik dari berbagai daerah. Saat ini benda-benda kuno tersebut sebagian besar digunakan untuk dekorasi kafe maupun restoran.

“Kalau barang sebelum tahun ’60-an itu yang memburu kolektor. Tapi kalau barang yang diproduksi setelah tahun ’60-an itu biasanya dialih fungsikan untuk hiasan restoran maupun kafe. Dan itu yang kini menjadi tren,” terang Imam.

Dia membuka lebar-lebar galerinya untuk siapapun yang berminat di bidang benda antik. Galerinya juga terbuka untuk komunitas yang ingin bertukar pikirian atau berdiskusi tentang benda-benda kuno ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya