SOLOPOS.COM - Kasiran, 53, penjaja koran di Kecamatan/Kabupaten Karanganyar. (Solopos-Wahyu Prakoso)

Solopos.com, KARANGANYAR — Seorang pria di Karanganyar, Kasiran, 53, berhasil mengantarkan keenam anaknya hingga dapat mengakses pendidikan layak dari hasil jerih payahnya menjajakan koran.

Pada Minggu (22/9/2019), Kasiran tampak duduk bersama anaknya, Badar Abdul Karim, 9, di teras rumahnya Lingkungan Mandungan RT 002 RW 005, Kelurahan Jungke, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepada , Kasiran bercerita telah menekuni pekerjaan sebagai penjaja koran sejak 2006. Dia mengawali berjualan dengan cara berkeliling di kecamatan menggunakan kereta angin. Empat bulan pertama ia hanya mampu menjual 10 koran per hari.

Seiring berjalannya waktu ia memperoleh pelanggan tetap hingga dapat menjual sebanyak 120 eksemplar per hari. Bahkan, ia memiliki pelanggan setia harian sore yang ia antarkan koran hingga tengah malam.

Ekspedisi Mudik 2024

Ketika itu Kasiran berharap koran yang ia jual mengalami peningkatan setiap bulan. Tetapi harapan itu pupus ketika akses internet semakin baik yang berdampak turunnya oplah. Nasib serupa tidak hanya dialami Kasiran tetapi juga dihadapi sejumlah media sebagai produsen berita hingga berhenti cetak.

“Mulai sekitar 2012 penjualan koran turun hingga 50%. Saat ini para pelanggan yang masih berlangganan dari kalangan guru, pengusaha muda, pensiunan, dan pemilik warung yang memiliki minat baca tinggi,” ujarnya.

Kasiran rupanya juga penggemar literasi, saat itu dia tengah membaca majalah mingguan bahasa Jawa Panjebar Semangat bersama Badar. Dia mengaku suka membaca berbagai macam media cetak dan buku fiksi maupun nonfiksi. Kebiasaan itu ia tularkan kepada anak-anaknya hingga keenam anaknya mendapatkan akses pendidikan layak.

Anak pertama Kasiran, Ichwan, tengah menempuh semester tiga pada program studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Solo. Anak keduanya, Rizqi menempuh semester satu program studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS. Mereka mendapatkan beasiswa bidikmisi dari pemerintah.

Sementara itu, keempat anaknya menempuh pendidikan di SMAN 1 Karanganyar, SMPN 1 Karanganyar, dan SDN 02 Jungke. Kasiran bersyukur semua anaknya mendapatkan akses pendidikan layak walaupun hanya mengandalkan pendapatan sebagai loper koran.

Kasiran menjelaskan, pekan lalu dapat menjual Harian Umum Solopos sebanyak 40 eksemplar, Kompas 15 eksemplar, Jawa Pos satu eksemplar, Republika satu eksemplar, dan Koran Solo delapan eksemplar. Ia dapat menjual koran lebih banyak dari biasanya pada Sabtu dan Minggu karena banyak pegawai libur.

Ia mengandalkan Harian Umum Solopos, Kompas, dan Koran Solo untuk memperoleh cuan. Penjualan yang ia peroleh selama satu bulan dari tiga koran tersebut kira-kira Rp1.161.000. Hasil tersebut masih dikurangi untuk biaya bensin Rp12.000 per hari.

Kasiran tetap setia mengantarkan koran setiap pagi kepada pembaca walaupun media cetak tengah menghadapi krisis. Bahkan, teman-teman Kasiran banyak yang beralih menjadi rider ojek online dan tukang parkir. Mereka tidak bisa bertahan karena menjadi loper koran hanya mendapatkan keuntungan sedikit.

“Saya masih percaya media cetak tetap diminati oleh kalangan yang memiliki minat baca tinggi. Para pembaca itu tidak akan beralih ke online,” ungkapnya.

Ia juga memiliki keyakinan kepada Tuhan selalu mencukupi kebutuhan sesuai dengan keringat yang ia keluarkan. Setiap rejeki yang ia peroleh tidak berupa uang saja.

“Saya enggak pikirkan beban pekerjaan. Nyambut gawe kudu ikhlas. Tuhan yang akan menunjukkan jalan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya