SOLOPOS.COM - Iskandar, petugas Dishub Jakarta Pusat (JIBI/Solopos/Detik)

Kisah inspiratif datang dari petugas Dishub Jakpus.

Solopos.com, JAKARTA — Petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta Pusat (Jakpus) yang suka menyisir ranjau paku, Iskandar sangatlah jujur. Bahkan karena kejujurannya, kerap kali ia ‘dibuang’ dari tempatnya berdinas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau yang lain mungkin suka ada yang nangkepnangkep, saya enggak mau. Saya gini aja ambilin paku-paku di jalan,” ungkap Iskandar saat ditemui di rumahnya di Kampung Kebon, Jejalen Jaya, Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (22/11/2015), sebagaimana dikutip Detik.

Menurut Iskandar, ia sering kali memberi masukan kepada teman-teman satu kantornya. Agar bekerja dengan jujur, lurus, dan tidak mengambil hak yang bukan miliknya.

“Saya suka kasih nasehat ke adik-adik yang kerja bareng untuk jangan ambil Pungli, untuk rekan-rekan Dishub. Kalau periksa ya periksa aja, tapi jangan pungli. Kalau ada yang enggak lengkap diarahin supaya bikin surat-suratnya,” cerita pria yang akrab dipanggil Andy tersebut.

Iskandar sendiri baru satu tahun berdinas di jajaran Dishub. Sebelumnya ia bertugas di Satpol PP. Selama bertahun-tahun menjadi aparat pamong praja di Jakarta, Iskandar seringkali ‘dibuang’ atau dipindahtugaskan karena sifat lurusnya itu.

“Saya suka protes zaman masih di Pol PP, karena banyak yang suka pungli. Terus saya dipindahin. Saya sering dibuang, makanya hampir di semua kecamatan di Jakpus saya pernah tugas. Tapi saya sih enggak apa-apa, kalau pindah makin banyak teman,” tutur Iskandar.

Sungkan
Tak jarang teman satuannya kerap merasa malu dan sungkan jika sedang berdinas dengan Iskandar. Beberapa kali Iskandar pun melawan pimpinan.

“Mereka kalau kerja sama saya suka malu. Kalau deket sama saya, suka sungkan. Kalau yang kerja sama saya, mereka suka ngerem (ambil pungli). Saya dulu suka berantem, ngelawan (pimpinan). Nanti bulan depannya saya udah enggak di situ lagi. Kalau udah enggak sepaham ya udah pastidipindahin,” ucap pria asal Palembang tersebut.

Namun kejadian seperti itu, kata Iskandar, kini sudah tidak terjadi lagi. Setelah era Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok), banyak petugas yang takut berbuat nakal. Apalagi para pimpinan pun disebutnya sudah sangat tegas dan tak mau menolerir kesalahan yang disengaja.

“Tapi itu dulu, sekarang sejak Pak Ahok udah beda juga. Ruang untuk pungli sudah susah. Lagian sekarang pimpinannya orang-orang pilihan Pak Ahok, bagus-bagus semua. Mereka ancam anak buahnya kalau ada yang ketahuan pungli langsung dipecat. Sekarang yang nakal-nakal udah pada pensiun juga,” terang Iskandar.

Pada setiap kesempatan, Iskandar selalu memberikan contoh pada junior-juniornya. Bahwa bekerja dengan tulus akan membawa keberkahan sendiri tanpa harus berbuat curang.

“Saya ajarin walaupun susah, kita tetap kerja. Yang jujur, masalah gaji gede apa kecil yang penting kerja. Kalau nurutin enggak cukup pasti enggak cukup terus. Tapi kalau sudah biasa sederhana enak kok. Kalau niat baik, rezeki pasti datang sendiri. Tapi kita juga harus tetap berusaha, di jalan yang benar,” kata Iskandar.

“Apa yang jadi hak kita ya enggak apa-apa, tapi jangan ambil yang bukan hak kita. Makanya saya usul ke pimpinan, kalau ada anggaran jangan langsung dikasih, lewat rekening aja biar jelas. Lagian kita juga udah dapat penghasilan lumayan sejak pak Ahok,” sambungnya.

Iskandar berharap akan ada banyak aparatur negara yang mau berbuat positif yang bermanfaat untuk masyarakat. Sebab sebagai abdi negara, menurut Iskandar sudah sewajarnya membantu tanpa pamrih menjadi modal.

“Syukur-syukur mereka ikuti jejak saya. Saya nyuruh sih enggak, tapi semoga teman-teman ada kesadaran. Yang penting bisa melakukan yang berguna untuk masyarakat,” harap Iskandar.

Meski bekerja di wilayah Jakarta, penyisiran ranjau paku dilakukan Iskandar hingga lintas daerah. Terutama di wilayah Bekasi yang merupakan domisilinya tinggal. Namun bahkan Iskandar pernah menyisir paku tanpa sadar hingga sampai daerah Majalengka dan Citayam.

“Saya harap wilayah Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor, bisa ikuti jejak Jakarta, ada kemajuan. Supaya kinerja bagus. Tapi emang agak sulit karena pasti banyak benturan. Makanya kayak pak Ahok musuhnya banyak. Musuh banyak enggak apa asal bisa berbuat baik. Dampaknyakerasa banyak, jadi lebih enak,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya