SOLOPOS.COM - Fotografer difabel asal Banyuwangi, Achmad Dzulkarnain. (M. Ferri Setiawan /JIBI/Solopos)

Kisah inspiratif ditunjukkan Achmad Dzulkurnain. Di tengah keterbatasan fisik dia berhasil menunjukkan kepada dunia.

Solopos.com, SOLO — Seorang lelaki tinggi sekitar 86 cm dengan percaya diri berdiri di depan menjepret ratusan orang menggunakan kamera Canon EOS 60D dengan lensa 70-200 mm. Lelaki yang memiliki tangan tidak sempurna karena hanya sebatas lengan tanpa jari-jari menekan tombol kamera beberapa kali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lelaki yang juga tidak memiliki kedua kaki itu, tampak tidak keberatan memegang kamera dan lensa dengan berat sekitar 5 kg. Laki-laki itu adalah Achmad Dzulkurnain.

Fotografer difabel asal Banyuwangi, Achmad Dzulkarnain unjuk kebolehan. (M Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Fotografer difabel asal Banyuwangi, Achmad Dzulkarnain unjuk kebolehan. (M Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Aksi laki-laki yang kerap disapa Bang Dzoel itu dilakukan saat Talkshow Kisah Inspirasi di aula Lantai IV Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta di Jl. Pandawa, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, Jumat (26/5/2017).

Kegiatan yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Training for Motivation and Publik Speaking (TMaps) IAIN Surakarta dan dipandu Agil Setyawan diikuti ratusan peserta yang kebanyakan mahasiswa. ”Saya bukan cacat, namun hanya berbeda saja dibandingkan orang lain,” kata dia.

Dia menjelaskan sejak lahir sudah cacat, tidak memiliki tangan dan kaki sempurna, seperti anak normal lainnya. Kemampuan memegang kamera dan teknik fotografi menurut dia, dipelajari secara autodidak dengan bergabung ke komunitas penggemar foto di Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).

”Pertama kali memegang kamera Canon EOS 1100D pada 2015 tidak kesulitan,” jelasnya ditemui Solopos.com seusai acara.

Dia tertarik dunia fotografi karena tidak bisa melukis keindahan alam sehingga ingin menggambar melalui kamera. ”Sebenarnya fotografi hanya modus agar mudah mendapatkan cewek,” kelakar lelaki kelahiran 7 Okteber 1992 di Banyuwangi sambil tersenyum.

Jutaan Rupiah

Mengawali karier sebagai fotografi, sambung dia, memotret pernikahan seorang sahabatnya komunitas fotografi di Banyuwangi dengan mendapat imbalan Rp150.000. Dia mengakui hasilnya belum sempurna sesuai yang diharapkan. Hal ini mendorongnya untuk terus belajar meningkatkan kemampuan fotografi.

Saat ini kemampuan memotret Bang Dzoel sudah tidak diragukan lagi sehingga banyak menerima order pemotretan prewedding dan wedding. Untuk pemotretan prewedding mematok biaya antara Rp2 juta hingga Rp6 juta sesuai dengan tingkat kesulitan lokasi dan wedding Rp4 juta.

Dari dunia fotografi, dia mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan ayahnya. ”Setiap bulan ada permintaan satu atau dua pemotretan prewedding dan wedding,” ungkap warga Desa Benelanlor, Kecamatan Kabat, Banyuwangi ini.

Bang Dzoel yang saat ini sedang menyelesaikan studi di Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Banyuwangi memiliki pengalaman pahit. Akibat kondisi tubuh yang tidak sempurna itu, dia sempat akan dibuang oleh orang tuanya dengan dibungkus plastik.

Beruntung ada seorang ibu yang masih tetangganya mencegahnya sehingga bisa hidup sempai sekarang. Meski begitu dia tidak pernah merasa dendam terhadap orang tuanya, Uliyah dan Suwandi.

”Saat SD, saya juga sempat mau bunuh diri karena tidak kuat diolok-olok teman. Sudah bawa pisau, tapi ketika mau saya tusukan ke badan takut sehingga tidak jadi,” ujar Bang Dzoel sambil tersenyum.

Selain dunia fotografi, Bang Dzoel juga menekuni musik sebagai pemain gendang di grup gambus Al Muntus dan tulis-menulis. Untuk mobilitas sehari-hari, dia mengatakan tidak mengalami kendala karena menggunakan motor yang telah dimodifikasi sehingga aman dikendarai. ”Keinginan saya ke depan menerbitkan buku dan segera menikah,” katanya yang mengaku telah memiliki kekasih.

Seorang peserta talkshow, Deni Apriani, mengatakan acara sangat menarik. ”Achmad Zulkarnain mampu berprestasi dengan baik. Ini bisa menjadi inspirasi bagi kita,” kata mahasiswi asal Klaten. Dia berharap kalangan kampus mengadakan kegiatan menghadirkan penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan luar biasa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya